5 Cara Cerdas Kredit Rumah KPR untuk Pemula


kredit rumah KPR

Membeli rumah secara kredit atau angsuran memang menjadi solusi terbaik untuk bisa memiliki properti rumah. Bagaimanakah cara cerdas dalam memilih kredit KPR? Kredit atau mencicil rumah adalah hal yang sangat membantu ketika anda belum mempunyai tabungan yang cukup untuk membeli rumah secara tunai.

Selain sebagai sebuah kebutuhan primer, membeli dan memiliki sebuah unit rumah merupakan investasi yang menguntungkan. Keinginan untuk berinvestasi di sektor properti sebaiknya sudah mulai dipikirkan dan direncanakan di usia muda, antara 26-30 tahun.

Beberapa anggapan keliru yang biasanya masih menghinggapi pemikiran golongan muda harus dihilangkan, misalnya membeli rumah jika sudah menikah atau kaum perempuan tidak perlu memikirkan untuk investasi di sektor properti. Stigma seperti itu sebaiknya mulai dibuang jauh-jauh.

Saat terbaik untuk membeli atau kredit rumah sebenarnya di usia produktif, yakni 21-30 tahun, karena pada rentang umur ini ada banyak kesempatan untuk bekerja ekstra dan memiliki tabungan jangka panjang. Sehingga nantinya memiliki potensi hasilkan nilai jual investasi yang lebih tinggi.

Selain itu, menurut aturan yang berlaku, seseorang yang sudah memasuki usia kerja 21 tahun atau telah nikah, telah diizinkan mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada pihak Bank. Lalu, apa saja yang perlu disiapkan untuk mengajukan kredit pembelian rumah? Mari simak tips-tips berikut ini!

1. Menentukan Tipe Rumah yang Ingin Dimiliki

Saat ingin beli atau kredit rumah, hal pertama yang wajib dipikirkan dan dipertimbangkan adalah menentukan tipe rumah yang ingin dimiliki, apakah rumah tipe sederhana atau tipe rumah ideal. Jika anda bermimpi memiliki sebuah rumah ideal, tentu gaji atau penghasilan sebesar Rp 4 juta per bulan merupakan hal yang cukup sulit untuk mewujudkannya, apalagi jika mencermati harga properti yang saat ini cenderung merangkak naik.

Dalam membeli rumah, anda juga perlu mencermati tujuan utama anda membeli rumah. Apakah untuk tujuan dihuni jangka panjang, hanya ingin dibeli karena agar lebih dekat dengan tempat kerja, atau sebagai sarana investasi untuk memperoleh keuntungan dari hasil penjualan. Dengan menjawab pertanyaan dasar tersebut, anda akan memiliki gambaran jelas mengenai pemilihan lokasi yang paling cocok, dan ini tentunya juga berpengaruh terhadap anggaran keuangan anda.

2. Menghitung Jumlah Uang DP

Setelah anda selesai memutuskan tipe dan lokasi rumah yang ingin dimiliki, maka langkah berikutnya adalah penentuan uang DP (down payment) atau duit panjer. Secara umum, uang muka atau uang DP rumah yang harus dibayar biasanya sebesar 20% dari harga pokok. Namun ada juga promo-promo tertentu yang lebih rendah dari angka tersebut. Jika saat ini anda memperoleh penghasilan bulanan sebesar 5 juta rupiah, dan menyisihkan 20 persen dari gaji tersebut untuk dikumpulkan sebagai modal bayar duit DP rumah, maka kemungkinan rentang waktu yang diperlukan menjadi agak lama.

Ketika anda baru berhasil mengumpulkan uang DP dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, maka dipastikan anda akan menemukan bahwa harga properti telah naik tajam. Jadi anda harus benar-benar memiliki perencanaan dan gambaran kredit terperinci untuk mempertimbangkan kondisi tersebut.

Jika memungkinkan, upayakan agar anda bisa membayar uang DP di atas batas minimum, sehingga bisa menyelesaikan cicilan rumah lebih cepat. Caranya adalah dengan hidup hemat, mulai dari menghemat pengeluaran konsumtif hingga menunda membeli barang yang tidak mendesak. Cara lainnya tentu dengan menambah penghasilan bulanan anda, misalnya melalui kerja atau bisnis sampingan. Anda bisa lihat aneka Jenis Bisnis Sampingan yang Bisa Hasilkan Uang Banyak pada link ini.

Setelah anda berhasil mengumpulkan uang DP, langkah selanjutnya yang dipikirkan adalah merencanakan tata cara pencicilannya. Jumlah cicilan yang konsisten dibayar tiap bulan tergantung jumlah uang muka yang disetorkan. Berapa persentase gaji yang sebaiknya dipakai untuk mencicil rumah? Menurut Mike Rini Sutikno (CEO Mitra Rencana Edukasi) seperti yang dilansir dari Liputan 6 menyarankan agar jumlah uang yang dipakai untuk kredit rumah sebaiknya tak lebih dari sepertiga gaji.

3. Mempertimbangkan Aneka KPR

Poin ke tiga yang juga sebaiknya dipelajari adalah mengenal berbagai aneka KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang ditawarkan oleh perbankan dengan beragam keunggulan dan kekurangannya. Lalu, program KPR manakah yang paling bagus? Untuk menentukan hal ini, tergantung value atau nilai manfaat bagi individu itu sendiri. Misalnya KPR konvensional umumnya memberikan kemudahan pembayaran awal yang lebih murah dibandingkan KPR syariah.

Namun KPR Bank Syariah memberikan cicilan yang bersifat menetap sehingga lebih ringan. Bagi pasangan pengantin yang baru melangsungkan pernikahan dengan kondisi keuangan yang belum stabil disarankan untuk memilih KPR Bank konvensional untuk menyesuaikan harga cicilan yang berubah sewaktu-waktu.Untuk jenis-jenis KPR akan dijelaskan lebih rinci pada bagian bawah artikel ini.

4. Memilih Developer Properti yang Terpercaya

Hal selanjutnya yang perlu dipelajari dan dipertimbangkan adalah cara memilih pihak pengembang perumahan yang memiliki rekam jejak dan pengalaman yang terpercaya. Sebagai orang yang masih awam dalam hal ini, mungkin Anda perlu meminta saran, nasihat dan rekomendasi dari orang lain yang memang telah berpengalaman pada bidang itu atau pun bertanya langsung kepada konsumen yang pernah merasakan kualitas dari pihak developer perumahan.

5. Solusi dan Adaptasi Keuangan

Poin ke lima yang perlu dipelajari dan dicarikan solusi saat anda telah memutuskan untuk membeli atau mencicil sebuah rumah adalah bagaimana caranya mulai menyesuaikan diri terhadap kondisi keuangan anda yang akan terkikis oleh potongan biaya kredit rumah tersebut. Anda bersama anggota keluarga perlu mendiskusikan dan memiliki kesepakatan bersama terkait dengan kondisi keuangan nantinya. Misalnya sepakat untuk mengurangi pengeluaran untuk membeli produk-produk kesenangan (hobi) yang bersifat konsumtif, seperti pernak-pernik perhiasan, traveling, atau barang mewah lainnya.

Nah, menurut situs Money.com, ketika anda hendak membeli atau mencicil rumah, ada lima pertanyaan yang sebaiknya anda pikirkan untuk menentukan jawabannya, yakni:

  • Apakah kondisi keuangan anda sudah bagus?
  • Apakah anda berencana untuk tinggal menetap (permanen) di rumah yang akan anda beli?
  • Berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan setelah pajak dan administrasi lainnya?
  • Mungkinkah ada biaya tersembunyi, misalnya pungutan tambahan untuk infrastruktur dan fasilitas bersama?
  • Bagaimanakah kondisi lingkungan perumahan yang ingin anda beli? Ini termasuk potensi nilai investasi rumah anda di masa mendatang, terutama jika anda berencana untuk mendiami rumah tersebut hanya sementara saja.

Mengenal Jenis – Jenis KPR

Seperti yang disebutkan di atas, dalam kredit rumah, ada beberapa jenis program KPR yang disediakan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya. KPR bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam memiliki hunian yang sesuai standar minimal. Masalah KPR sering kali muncul akibat ketidakcermatan debitur (pemohon kredit) dalam memahami perjanjian atau memahami semua pelanggaran dalam KPR tersebut. Sehingga ada yang tak menyangka harus mengeluarkan biaya cicilan yang membengkak akibat floating bunga bank yang meningkat.

Oleh karena itu, agar beragam persoalan tersebut tidak muncul tanpa anda duga, maka sebaiknya terlebih dulu anda mengenal secara terperinci mengenai jenis KPR yang ada di Indonesia.

1. KPR Konvensional

Pada umumnya, hampir semua lembaga perbankan di Indonesia memiliki produk KPR konvensional. Sistem bunga yang ditetapkan pada KPR konvesional adalah bunga floating (mengambang) yang artinya bunga kredit sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bunga bank yang fluktuatif tersebut menjadi sebuah hambatan dalam memprediksi jumlah cicilan yang dibayarkan hingga waktu pelunasan. Selain itu, beberapa produk KPR konvensional juga memberlakukan aturan yang tidak memperbolehkan debitur melunasi cicilannya hingga batas waktu tertentu.

Artinya, jika anda ingin melunasi sebelum masa tenor berakhir maka anda akan dikenai denda. Salah satu poin yang menarik dari KPR konvesional adalah biasanya jumlah uang DP dan cicilan di tahun pertama sangat rendah. Ini memungkinkan anda untuk lebih fokus kerja mengumpulkan uang di tahun-tahun pertama sehingga tidak stress dengan beban kredit yang besar di tahun berikutnya.

2. KPR Syariah

kpr syariahSesuai dengan namanya yang berasaskan Islam, Kredit Pemilikan Rumah Syariah tidak mengenal istilah sistem bunga. Sistem kerjanya adalah pihak bank yang menawarkan KPR Syariah akan membelikan rumah sesuai yang diinginkan oleh debitur. Kemudian, rumah yang dibeli pihak bank akan dijual lagi kepada pihak debitur lewat program kredit (angsuran). Tentu harga rumah yang dijual ke debitur tersebut lebih tinggi dari harga pokok yang dibeli pihak bank, sehingga bank akan memperoleh keuntungan dari selisih jual-beli ke pemohon KPR (debitur).

Dalam aturan KPR Syariah, ada prinsip kejujuran (keterbukaan) yang harus diutamakan. Nah, biasanya, perbankan akan menginformasikan dengan jujur berapa harga rumah yang dibelinya, berapa margin keuntungan yang bakal diambil, berapa harga setelah ditambahkan margin tersebut, serta berapa cicilan tiap bulan yang harus dibayarkan oleh debitur.

3. KPR Subsidi

Bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah atau disingkat MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) yang belum memiliki rumah yang layak huni, maka bisa memanfaatkan program kepemilikan rumah KPR Subsidi yang disediakan pemerintah. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah warga masyarakat tersebut memiliki penghasilan kurang dari 4 juta per bulan.

Karena diperuntukkan untuk warga berpenghasilan rendah, maka sistem cicilannya menggunakan bunga menetap hingga masa akhir tenor. Untuk informasi mengenai KPR Bersubsidi ini akan diuraikan lebih rinci pada bagian bawah artikel ini.

4. KPR Multiguna

KPR Multiguna merupakan kredit pemilikan rumah yang juga bisa dimanfaatkan untuk memperoleh dana segar ketika kelak terjadi kendala dalam pelunasan kredit tersebut. KPR Multiguna ini secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni KPR Multiguna Takeover dan KPR Multiguna TopUp.

Jenis yang pertama adalah kredit yang dapat dipindahkan perjanjiannya dari satu bank ke bank lain dengan tujuan mendapatkan cicilan kredit yang lebih ringan. Sedangkan KPR Multiguna TopUp bertujuan agar bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh dana ekstra (top up) pada bank yang sama.

5. KPR Agunan

Jika anda memiliki aset properti yang bisa dijaminkan, maka ada baiknya memilih KPR Agunan. Hal ini karena jenis KPR ini memiliki risiko yang lebih rendah dari KPR konvensional. Dengan memberikan jaminan pada pihak bank, anda bisa juga memperoleh kredit rumah dan kredit usaha atau kredit konsumtif sekaligus, tergantung kemampuan finansial dan kebutuhan hidup anda. Nah, demikianlah sekilas gambaran mengenai aneka jenis KPR yang bisa menjadi pilihan anda. Pilihlah dengan bijak sesuai kondisi finansial anda.

Syarat Mendapatkan Kredit Rumah Bersubsidi dari Pemerintah

Pemerintah terus berupaya menyediakan kemudahan bagi masyarakat menengah ke bawah untuk bisa memiliki rumah layak huni. Program unggulan berupa sejuta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah terus digalakkan. Dalam program tersebut, pemerintah memberikan beragam kemudahan, misalnya bantuan uang muka Rp 4 juta/bulan, membayar uang muka hanya 1 persen dari harga rumah, bunga cicilan hanya 5 persen per bulan, serta masa kredit yang lebih lama.

Masyarakat yang berpenghasilan di atas 7 juta rupiah per bulan tidak berhak memperoleh bantuan KPR ini. Nah, setidaknya ada 6 persyaratan yang menjadi landasan bagi seseorang yang berhak memperoleh bantuan kredit pemilikan rumah bersubsidi dari pemerintah.

a. Belum memiliki rumah
Anda yang masih tinggal di rumah kontrakan atau rumah sewa dapat ikut ambil bagian dalam program KPR bersubsidi ini. Akan dilakukan seleksi ketat, karena jika salah sasaran, dikhawatirkan bantuan rumah tersebut akan dijadikan media bisnis (dijual kembali atau disewakan).

b. Belum pernah memperoleh bantuan sejenis dari pemerintah
Bantuan pemerintah dalam KPR ini diharapkan dapat merata dirasakan oleh semua orang yang memang belum memiliki rumah. Oleh karena itu, anda yang sudah pernah menerima bantuan Rusunami tidak berhak menerima program kredit ini.

c. Berstatus sebagai karyawan tetap
Syarat ke tiga yang wajib dipenuhi oleh calon debitur adalah berstatus sebagai pegawai tetap di sebuah perusahaan. Ini merupakan jaminan bagi pihak bank bahwa yang bersangkutan akan mampu melunasi kewajibannya membayar cicilan KPR.

d. Berpenghasilan maksimal Rp 7 Juta per bulan
Orang yang tiap bulannya memperoleh penghasilan atau gaji tetap maksimal 7 juta per bulan dalam pekerjaan formal dapat mengajukan diri sebagai pemohon kredit.

e. Memiliki NPWP
Dalam urusan administrasi keuangan dan perkreditan resmi, setiap warga negara (pemohon kredit) wajib memiliki dan melengkapi fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) yang diperoleh di kantor pajak kabupaten/kota setempat.

f. Rumah wajib ditempati sendiri
Bantuan KPR bersubsidi dari pemerintah ini dilarang keras disalahgunakan. Oleh karena itu, para pemohon KPR wajib menghuni rumah subsidi tersebut untuk pribadi, bukan untuk sanak family, dibiarkan kosong, apalagi dikontrakkan dan disewakan.

Nah, demikianlah sekilas uraian mengenai cara cerdas kredit rumah, mengenal jenis-jenis KPR, dan ragam persyaratan yang wajib dipenuhi untuk mendapatkan bantuan KPR bersubsidi dari pemerintah. Semoga anda sukses mengajukan kredit pemilikan rumah di tahun ini. * Terima kasih telah membaca artikel ini. Jika bermanfaat, jangan lupa share di media sosial, seperti Facebook dan Twitter.


Tinggalkan komentar