15 Cara Mencegah Diabetes dengan Tepat Berdasarkan Hasil Penelitian


penyakit diabetes

Apa itu diabetes dan pradiabetes? Apa perbedaan diabetes tipe 1 dan 2? Bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penyakit ini? Adakah bahan herbal alami yang efektif untuk penderita diabet? Diabetes menjadi salah satu penyakit yang banyak diidap oleh masyarakat dunia. Di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 84 juta orang dewasa yang mengalami gejala awal atau pradiabetes.

Diabetes merupakan penyakit yang terjadi ketika gula darah terlalu tinggi, sehingga menyebabkan sejumlah masalah kesehatan utama dan harus diobati. Diabetes sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup, diet sehat, dan tingkat aktivitas yang sesuai.

Apa itu Diabetes?

Tubuh kita menggunakan glukosa, atau gula yang terdapat dalam makanan yang kita makan sebagai bahan bakar. Setelah sistem pencernaan bekerja memecah makanan, tubuh akan melepaskan glukosa ke dalam aliran darah. Insulin, yang merupakan hormon yang diproduksi di pankreas, akan membantu tubuh kita menggunakan glukosa sebagai bahan energi dengan memasukkannya ke dalam sel dan keluar dari aliran darah.

Ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin, atau ketika tubuh tidak menggunakannya secara efisien, glukosa akan tetap berada di dalam darah, sehingga kandungan gula pada darah menjadi tinggi, atau disebut sebagai diabetes. Diabetes adalah penyakit serius yang harus dirawat dengan hati-hati. Diabetes menjadi faktor utama di sebagian besar kasus penyakit gagal ginjal dan kebutaan pada orang dewasa.

Orang-orang yang menderita diabetes secara signifikan lebih mungkin untuk terkena penyakit jantung. Diabetes juga dapat menimbulkan kerusakan saraf dan dapat menyebabkan masalah dengan sirkulasi tubuh. Diabetes saat ini terdaftar sebagai penyebab kematian ketujuh di dunia, yang bertanggung jawab untuk lebih dari 70.000 kematian setiap tahun dan memainkan peran besar dalam banyak kasus penyakit.

Perbedaan antara Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2

Diabetes tipe 1 terjadi ketika tubuh Anda tidak dapat memproduksi insulin. Tipe 1 umumnya didiagnosis pada anak kecil atau remaja tetapi dapat didiagnosis di kemudian hari. Karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang diperlukan tubuh, maka penderita diabetes tipe 1 harus mengambil insulin untuk bertahan hidup. Tidak ada obat untuk diabetes tipe 1, dan mengendalikannya sebagian besar dikelola melalui suntikan insulin dan pemantauan ketat dari porsi makanan (diet) sehari-hari .

Meskipun tidak umum, seseorang dapat mengalami diabetes tipe 1 setelah dewasa. Ini disebut Latent Autoimmune Diabetes of Adults, atau LADA. Varian diabetes Tipe 1 ini berkembang perlahan dan akan membutuhkan lebih banyak perawatan karena penyakit memburuk dari waktu ke waktu. Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh memproduksi insulin lebih sedikit dari yang dibutuhkan, atau tubuh kita menggunakan insulin secara tidak efisien.

Tipe 2 adalah tipe diabetes yang paling umum terjadi. Seseorang dapat didiagnosis terkena diabetes Tipe 2 pada usia berapa pun, tetapi ini paling sering didiagnosis pada orang setengah baya atau orang tua. Perawatan diabetes tipe 2 bervariasi, tetapi umumnya meliputi pemantauan diet dan olahraga, serta dapat mencakup penggunaan obat untuk mengontrol gula darah.

Adakah Jenis Diabetes Lainnya?

Ada beberapa varian diabetes yang kurang umum terjadi. Salah satunya adalah diabetes gestasional, yang terjadi pada beberapa wanita hamil. Umumnya, diabetes gestasional akan sembuh dengan sendirinya setelah bayi lahir, tetapi kadang-kadang wanita yang didiagnosis menderita diabetes gestasional, nantinya cenderung berpotensi menderita diabetes Tipe 2.

Bentuk lain diabetes yang langka adalah diabetes monogenik dan diabetes yang berhubungan dengan cystic fibrosis. Penyakit ini tidak umum dan memiliki pilihan perawatan sendiri.

Apa itu Prediabetes?

Ada banyak faktor indikator yang diperhatikan dokter ketika menilai risiko seseorang mengalami diabetes. Salah satu yang harus dipantau secara hati-hati adalah kadar gula darah. Jika seseorang secara frekuentif memiliki kadar glukosa darah yang meningkat di luar batas normal, maka seseorang tersebut mengalami pradiabetes. Ini terjadi karena tubuh tidak menghasilkan cukup insulin untuk menangani gula dalam darahnya, atau sel-sel tubuh menggunakan insulin dengan buruk yang berarti memiliki resistensi insulin.

Ada banyak aspek kehidupan yang perlu dibenahi untuk mengembalikan kadar glukosa darah ke level yang normal, sehingga menyingkirkan risiko dari kategori prediabetic.

Bagaimana Kita Dapat Mencegah Diabetes?

Dalam sebagian besar kasus, diabetes tipe 2 dapat dicegah. Mengobati diabetes secara umum adalah terkait dengan perubahan gaya hidup, termasuk diet dan olahraga. Jika kita telah didiagnosis dengan pradiabetes, atau jika kita divonis menderita diabetes Tipe 2 dan ingin membalikkan keadaan ini, maka kita dapat melakukannya dengan memulai dari perubahan pada perilaku sehari-hari.

Penurunan berat badan, peningkatan aktivitas, dan berhenti merokok adalah tiga perubahan terbesar yang dapat kita lakukan untuk mencegah diabetes atau mengobati diabetes Tipe 2. Meskipun kita tidak dapat mengelak dari faktor-faktor seperti genetika atau pilihan gaya hidup masa lalu, namun ada banyak hal yang dapat kita lakukan demi menjaga kesehatan dalam jangka panjang.

Baca juga: Diabetes pada Anak, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Buat Pilihan Gaya Hidup yang Berbeda

Ada banyak aspek yang berbeda dalam hidup kita yang dapat berkontribusi pada kemungkinan terjadinya penyakit diabetes tipe 2. Perbedaan pengelolaan dapat berarti perbedaan antara menjadi lebih sehat atau menjadi lebih sakit.

1. Menurunkan berat badan

Kelebihan berat badan atau obesitas adalah faktor risiko nomor satu yang terkait dengan diabetes Tipe 2. Sebagian besar dari mereka yang menderita diabetes tipe 2 mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Lemak perut dikenal sebagai jaringan adiposa viseral, dan penumpukan lemak di area ini lebih memberatkan organ-organ dalam.

Menumpuknya massa tubuh di bagian perut telah terbukti meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dan jantung, serta diabetes. Perubahan gaya hidup akan membantu mengurangi berat badan yang dapat memiliki dampak signifikan pada penurunan risiko diabetes tipe 2. Mengendalikan berat badan harus menjadi prioritas utama jika Anda ingin mencegah penyakit diabetes.

2. Berhenti merokok

Kita sudah mengetahui bahwa bahaya merokok menimbulkan sejumlah penyakit, termasuk risiko penyakit jantung, emfisema, dan beberapa jenis kanker. Tetapi apakah Anda juga tahu bahwa kebiasaan merokok ternyata meningkatkan peluang terkena diabetes Tipe 2?

Seperti yang dipaparkan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Sibu P Saha, dan kawan-kawan, para perokok lebih cenderung akan mengalami kelebihan berat badan, dan merokok meningkatkan tingkat peradangan dalam tubuh, dimana keduanya merupakan prekursor diabetes.

Bahan kimia dalam asap rokok merusak sel di seluruh tubuh kita, bukan hanya paru-paru saja. Hal ini akan membuatnya kurang efisien pada proses yang terjadi dalam tubuh, seperti mengeluarkan gula dari darah kita. Entah anda tinggal dengan seorang perokok, merokok hanya beberapa saat, atau pun merokok sebungkus sehari, yang jelas hal itu secara signifikan meningkatkan faktor risiko Anda untuk terkena diabetes. Hal ini telah dijelaskan dalam beberapa hasil penelitian, salah satunya dipaparkan dalam jurnal kesehatan yang berjudul “Smoking and Type 2 Diabetes Mellitus”.

Berhenti merokok dapat berdampak sangat positif terhadap kesehatan Anda secara keseluruhan, termasuk menurunkan kadar glukosa darah.

3. Tidur nyenyak

tidur nyenyakHubungan antara tidur dan diabetes telah diketahui sejak lama. Ketika gula darah meningkat, maka organ ginjal harus bekerja keras untuk menghilangkan glukosa berlebih. Orang-orang yang memiliki gula darah tinggi umumnya buang air kecil lebih banyak, termasuk pada malam hari, sehingga mengganggu aktivitas tidur yang nyenyak. Selain diabetes berpengaruh terhadap hilangnya jam tidur, ternyata sebaliknya tidur yang kurang nyenyak juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit, termasuk diabet. Ketika tubuh lelah karena kurang tidur, kita menjadi sering makan lebih banyak untuk mendapatkan lebih banyak energi. Ini bisa menyebabkan lonjakan kadar glukosa.

Dengan mempertahankan pola makan yang lebih konsisten yang berfokus pada pelepasan gula secara bertahap, Anda cenderung merasa lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Bagi seseorang yang terus-menerus kurang tidur, karena stres atau faktor luar lainnya, maka dia berisiko mengalami prediabetes. Hal ini telah diuraikan pada sebuah artikel yang dipublikasikan di laman NCBI yang berjudul “Impact of Sleep and Circadian Disruption on Energy Balance and Diabetes: A Summary of Workshop Discussions”.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Susah Tidur (Insomnia) Paling Efektif

4. Olahraga secara teratur

Olahraga teratur merupakan faktor penting dalam membantu menjaga berat badan yang sehat. Ketika berolahraga, sel-sel tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin. Ini berarti kita perlu lebih sedikit untuk menjaga kadar glukosa darah kita.

Menurut penelitian yang dilakukan Rynders CA, dkk, diketahui latihan olahraga yang cukup intensif dapat meningkatkan sensitivitas insulin sebesar 51%, sementara latihan yang sangat intensif dapat meningkatkan sensitivitas sebanyak 81%. Namun olahraga harus dilakukan secara teratur agar memiliki efek nyata pada kadar glukosa darah dan sensitivitas insulin.

Semua jenis olahraga diketahui bermanfaat dalam mengurangi gejala diabetes, termasuk latihan kekuatan, latihan aerobik, dan latihan interval. Anda akan menikmati banyak manfaat dari olahraga rutin setidaknya 30 menit per hari, atau paling tidak lima hari per minggu.

5. Hindari perilaku kurang aktif

Mereka yang tidak aktif bergerak, dimana sebagian besar aktivitasnya adalah duduk sepanjang hari dan sedikit aktivitas fisik, berada pada risiko yang sangat besar untuk penyakit diabetes dan penyakit jantung. Ketidakaktifan fisik diketahui meningkatkan risiko munculnya jenis kanker tertentu dan berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, serta peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol.

Semua ini merupakan faktor risiko terjadinya kematian dini, dan mereka yang tidak aktif harus mengubah gaya hidup mereka sehingga mendapatkan lebih banyak aktivitas setiap hari. Berjalan 10.000 langkah sehari, atau sekitar 5 mil, adalah cara yang bagus untuk mengatasi efek dari rutinitas pekerjaan yang kurang aktif.

6. Kurangi tingkat stres

Ketika tubuh sedang stres, ia melepaskan berbagai hormon untuk membantu mengatasi ketidakseimbangan. Umumnya, hormon-hormon ini dirancang untuk memicu proses yang memberi kita lebih banyak energi dalam menangani mental atau fisik terhadap stres.

Pelepasan hormon-hormon ini meningkatkan kadar glukosa darah. Peningkatan insulin yang diinduksi stres ini biasanya tidak dimetabolisme dengan benar, sehingga memunculkan peningkatan gula darah. Stres yang meningkat atau berkepanjangan dapat menyebabkan tubuh mengalami hiperglikemik kronis.

Oleh karena itu, mengelola tingkat stres dan menemukan cara untuk memanfaatkan energi yang dihasilkan dari pelepasan hormon stres penting untuk mengelola diabetes Tipe 2. Cara untuk manajemen stres dengan baik meliputi latihan pernapasan dalam, meditasi untuk membantu fokus pada aspek yang lebih positif dalam hidup, olahraga untuk melepaskan endorfin dan menggunakan energi ekstra yang dihasilkan tubuh, serta menghilangkan masalah pemicu stres.

Baca juga: 6 Cara Menghilangkan Stress dengan Cepat versi Orang Sukses

7. Kurangi gula dalam asupan makanan

Mengubah kebiasaan makan akan membantu menurunkan berat badan, dan mengetahui apa dan kapan harus makan dan minum dapat sangat membantu menjaga kadar gula darah tetap normal. Dengan membuat penyesuaian pada asupan karbohidrat, gula sederhana, makanan olahan, dan minuman manis, maka akan mendukung tubuh dalam penggunaan insulin, sehingga mengurangi risiko diabetes Tipe 2.

Makanan yang mengandung banyak gula dan karbohidrat olahan tidak sehat bagi siapa pun, terutama bermasalah bagi mereka yang memiliki pradiabetes atau yang memiliki faktor risiko diabetes lainnya. Ketika kita mengkonsumsi jenis makanan ini, tubuh akan memiliki sedikit pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengubah makanan menjadi glukosa dan melepaskannya ke dalam aliran darah.

Kadar glukosa yang meningkat, memberi sinyal pankreas untuk melepaskan insulin. Ketika karena resistensi insulin tubuh kita tidak secara efektif menangani kadar gula yang tinggi ini, maka pankreas akan melepaskan lebih banyak insulin. Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah yang lebih tinggi dari waktu ke waktu, sehingga mengarah terjadinya diabetes tipe 2.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barclay AW yang bekerja di Human Nutrition Unit, University of Sydney (Australia), diketahui bahwa seseorang yang makan diet tinggi karbohidrat dan gula sederhana memiliki risiko 40% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan mereka yang mengkonsumsi lebih sedikit dari jenis makanan ini.

Ketika kita mengganti asupan karbohidrat dan gula sederhana dalam diet dengan makanan yang melepaskan glukosa lebih lambat ke dalam darah, maka dapat mengurangi risiko terkena diabetes. Makanan yang memiliki beban glikemik lebih rendah lebih lambat diserap oleh tubuh, dan tubuh pun akan mampu memanfaatkan nutrisi di dalamnya lebih mantap.

8. Makan karbohidrat kompleks dalam jumlah kecil

Bagi mereka yang peduli dengan pencegahan diabetes, memperhatikan beban glikemik makanan adalah hal yang sangat penting. Beban glikemik adalah informasi yang memberitahu kita seberapa banyak karbohidrat dalam makanan. Makanan dengan glikemik rendah hingga sedang akan memberikan gula lebih konsisten dari waktu ke waktu, dan tidak akan menghasilkan lonjakan gula darah.

Karbohidrat kompleks, menawarkan beban glikemik yang lebih rendah, tetapi masih tinggi karbohidrat dan itu akan memberikan banyak gula ke darah kita. Memilih diet rendah karbohidrat, seperti diet ketogenik, tidak hanya meningkatkan penurunan berat badan, tetapi diet rendah karbohidrat juga menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.

Diet rendah karbohidrat lebih bermanfaat untuk mengurangi risiko diabetes daripada diet rendah lemak. Dengan mengurangi asupan karbohidrat secara keseluruhan, termasuk karbohidrat kompleks, level gula darah akan tetap stabil sepanjang hari dan organ pankreas akan menghasilkan lebih sedikit insulin.

9. Makan lebih banyak serat dan makanan utuh

buah berseratMengonsumsi makanan yang kaya serat memiliki manfaat untuk berat badan secara keseluruhan, serta kesehatan saluran pencernaan. Makanan berserat tinggi juga membantu mengelola kadar glukosa darah dan insulin, khususnya pada orang tua, yang obesitas, dan mereka dengan prediabetes. Makanan kaya serat larut, terutama yang larut dalam air, dilepaskan ke dalam darah lebih lambat, yang juga memperlambat peningkatan glukosa darah. Serat yang tidak larut juga memiliki dampak positif pada glukosa darah, tetapi seperti apa prosesnya bekerja belum diketahui secara pasti saat ini.

Makan makanan kaya serat bermanfaat untuk mengurangi risiko terkena diabetes Tipe 2, dan makan lebih banyak makanan nabati dan sedikit makanan olahan adalah cara yang baik untuk meningkatkan asupan serat harian. Makanan olahan, cepat saji dan makanan kemasan menyebabkan banyak masalah, termasuk obesitas, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2. Makanan-makanan ini biasanya sangat tinggi gula, sodium, aditif, dan lemak, yang semuanya bukan bagian dari diet yang sehat.

Mengalihkan diet ke makanan nabati, seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan dapat mengurangi risiko diabetes Tipe 2 dengan menurunkan kadar glukosa, menyediakan pasokan glukosa yang lebih stabil sepanjang hari, dan membantu mempertahankan berat badan yang sehat.

Baca juga: 25 Sumber Makanan Berserat Tinggi untuk Diet Sehat

10. Pantau porsi makanan

Porsi makanan yang lebih sedikit akan membantu dalam menurunkan berat badan. Sejalan dengan hal itu, makan porsi yang lebih kecil di setiap makan juga dapat memiliki efek menguntungkan pada tingkat gula darah kita. Setiap makan dengan porsi besar menyebabkan peningkatan signifikan dalam glukosa darah. Makan porsi yang lebih kecil, terutama makanan dengan beban glikemik yang tinggi, akan menjaga gula darah Anda pada tingkat yang stabil dan membantu mengurangi risiko diabetes.

Berdasarkan hasil riset India Diabetes Research Foundation & Dr. A. Ramachandran’s Diabetes Hospitals, Chennai 600008, India, diketahui bahwa pengurangan porsi, dalam kombinasi dengan makan makanan sehat, dapat mengurangi risiko terkena diabetes sebanyak 46%. Bahkan, dengan mengurangi ukuran porsi selama 12 minggu dapat secara signifikan menurunkan kadar gula darah dan insulin.

11. Minum banyak air

Saat mempertimbangkan cara untuk mengurangi asupan gula harian, apa yang diminum harus sama pentingnya dengan apa yang dimakan. Mengonsumsi minuman manis atau yang mengandung gula tinggi akan memiliki dampak yang sama seperti mengonsumsi makanan manis.

Gula darah akan naik dengan cepat, tubuh kemudian melepaskan insulin, selanjutnya sel-sel tidak menggunakan insulin secara efisien, dan akhirnya melepaskan lebih banyak insulin. Dengan beralih dari minuman bersoda, jus, dan minuman manis lainnya (termasuk yang mengandung pemanis buatan) ke air putih biasa, kita dapat mengurangi risiko diabetes dengan menyediakan lebih sedikit muatan glikemik ke dalam sistem tubuh kita.

12. Minum alkohol dalam jumlah kecil

Berdasarkan artikel ilmiah berjudul “Alcohol consumption and type 2 diabetes among older adults: the Cardiovascular Health Study” yang ditulis oleh Djousse L, dkk, serta kajian yang ditulis oleh Koppes LL berjudul “Moderate alcohol consumption lowers the risk of type 2 diabetes: a meta-analysis of prospective observational studies”, dijelaskan bahwa meminum sedikit alkohol ternyata tidak hanya memainkan peran positif dalam mengurangi risiko penyakit jantung tetapi juga dapat mengurangi risiko diabetes Tipe 2.

Sejumlah porsi kecil alkohol dapat meningkatkan efisiensi sel dalam menyerap glukosa, yang dapat menurunkan risiko terkena diabetes. Penting untuk diingat bahwa jumlah alkohol yang dikonsumsi harus tetap rendah, hanya satu gelas per hari untuk wanita dan dua untuk pria, karena jika lebih banyak justru dapat memiliki efek sebaliknya karena konversi glukosa berlebih.

Jika Anda bukan seorang peminum, tidak perlu mencobanya, karena mengubah pola makan dan kebiasaan olahraga lainnya dapat memiliki efek positif yang sama seperti alkohol pada risiko diabetes.

13. Minum kopi atau teh hijau

kopiMinum kopi atau teh berkafein mengurangi risiko diabetes Tipe 2. Meskipun belum jelas apakah itu adalah kafein atau komponen lain dari kopi yang memiliki efek positif, meminum kopi atau teh setiap hari dapat memiliki efek baik bagi mereka yang berisiko diabetes.

Hasil penelitian yang dilakukan Van Dieren S, dkk, di Julius Centre for Health Sciences and Primary Care, University Medical Centre Utrecht, serta jurnal ilmiah yang berjudul “The evaluation of inflammatory and oxidative stress biomarkers on coffee-diabetes association: results from the 10-year follow-up of the ATTICA Study (2002-2012)”, telah secara gamblang memaparkan hal tersebut.

Selain kopi, teh hijau juga baik karena mengandung antioksidan lain yang diketahui dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, serta mengurangi pelepasan glukosa dari hati, jadi ini juga merupakan alternatif yang baik. Namun, ingatlah untuk minum minuman ini dalam jumlah sedang, dan tetap memilih air putih sebagai minuman utama.

14. Dapatkan banyak Vitamin D

Pemahaman kita tentang peran dan fungsi Vitamin D dalam kesehatan keseluruhan tubuh terus berevolusi dan berkembang. Ada bukti yang jelas bahwa kondisi tubuh dengan kadar Vitamin D yang rendah ternyata memiliki risiko yang lebih besar terkena semua jenis diabetes.

Kelompok peneliti yang terdiri dari Mitri J, Muraru MD, dan Pittas AG telah menyimpulkan hal tersebut dalam sebuah jurnal ilmiah mereka berjudul “Vitamin D and type 2 diabetes: a systematic review”. Sejalan dengan itu, hasil riset yang dibuat oleh Laara E, dkk, berjudul “Intake of vitamin D and risk of type 1 diabetes: a birth-cohort study” juga mendeskripsikan hal yang sama.

Jika kadar vitamin D Anda lebih rendah dari 30 ng/ml, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengkonsumsi suplemen. Mereka yang berisiko diabetes mendapati fungsi sel-sel pankreas yang meningkat seiring dengan tingkat Vitamin D yang lebih tinggi, sehingga kadar glukosa menjadi lebih normal.

15. Pertimbangkan herbal alami

Dua herbal yang menjanjikan sebagai pengobatan alami untuk diabetes adalah kurkumin dan berberin. Curcumin dapat ditemukan dalam kunyit, dan berberin dapat ditemukan di sejumlah tanaman, termasuk barberry, anggur Oregon, goldthread Cina, dan akar kuning.

Curcumin bersifat anti-inflamasi alami, dapat membantu mereka yang mengalami pradiabetes, karena menurunkan resistensi insulin, dan memperlambat atau menghentikan perkembangan diabetes. Kurkumin bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin, serta mengoptimalkan fungsi pankreas, yang menghasilkan insulin.

Berberin juga dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baru-baru ini terbukti menurunkan gula darah pada orang-orang yang menderita diabetes tipe 2. Hasil penelitian yang dilakukan Zhang H, dkk yang berjudul “Berberine lowers blood glucose in type 2 diabetes mellitus patients through increasing insulin receptor expression” menjelaskan hal tersebut. Juga riset yang dilakukan oleh para peneliti dari Shanghai Clinical Center for Endocrine and Metabolic Diseases, Shanghai Institute of Endocrinology and Metabolism – Cina, mendeskripsikan hal yang sama tentang efektivitas senyawa barberin tersebut.

Berberine mungkin sama efektifnya dalam mengontrol kadar glukosa sebagai obat diabetes tradisional, seperti metformin. Karena berberin belum dipelajari dan diteliti secara mendalam terkait dengan manfaat tersebut, maka itu tidak boleh digunakan tanpa mendiskusikannya dengan dokter Anda.

Kunjungi Dokter Secara Berkala

Mengunjungi dokter secara teratur berarti Anda dapat memantau faktor risiko terkait diabetes Tipe 2 dan mendiskusikan langkah-langkah pencegahan. Jika sudah terdiagnosa prediabetic, pemantauan glukosa darah secara teratur akan menjadi sangat penting.

Selain itu, dokter juga dapat mendiskusikan dengan Anda faktor-faktor risiko lain yang mungkin Anda miliki, termasuk kelebihan berat badan, merokok, riwayat keluarga diabetes, memiliki tekanan darah tinggi, memiliki tingkat HDL rendah (tipe kolesterol baik), memiliki level tinggi trigliserida dalam darah, gaya hidup tidak sehat, riwayat penyakit jantung atau stroke, atau diagnosis depresi atau Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS).

Kesimpulan

Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang umumnya dapat dicegah. Dengan membuat perubahan pada pola hidup kita yang mengarah pada kesehatan yang lebih baik, berat badan yang lebih rendah, dan kehidupan yang lebih aktif, kita akan sangat bisa mengurangi peluang risiko penyakit ini. Mengubah perilaku memang bisa menjadi sulit, tetapi pilihan gaya hidup sehat ini akan membawa kita pada usia kehidupan yang lebih panjang dan lebih sehat.


Tinggalkan komentar