Cara Menentukan Jumlah Gaji Karyawan, Inilah Skema Upahnya


gaji karyawan

Bagaimana cara menentukan besaran gaji untuk para karyawan anda agar terkesan adil dan tepat sasaran? Apa saja jenis skema penggajian karyawan? Gaji adalah imbalan atau upah yang berhak diterima seseorang yang telah bekerja pada suatu perusahaan dalam periode tertentu (umumnya setiap 1 bulan kalender).

Sebuah perusahaan yang memiliki karyawan lebih dari satu, harus bisa memberikan gaji yang seadil – adilnya, sehingga kinerja perusahaan tidak akan terganggu karena adanya kelompok karyawan yang merasa kurang puas. Struktur dan sistem penggajian yang diterapkan perusahaan merupakan bagian dari manajemen pengelolaan karyawan agar tetap betah dan loyal bekerja untuk perusahaan.

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seorang ataupun sekelompok karyawan merasa kurang betah dan ingin hengkang dari suatu perusahaan, antara lain dipaparkan berikut ini.

  • Gaji yang kurang memadai dan mencukupi untuk kebutuhan hidupnya
  • Bidang pekerjaan yang geluti tidak sesuai profesionalitasnya
  • Manajerial yang kurang cocok
  • Tidak ada jaminan untuk prospek masa depannya
  • Terdapat kesempatan kerja yang lain (lowongan di perusahaan lain)
  • Memiliki masalah pribadi

Untuk itu, diperlukan berbagai upaya agar loyalitas karyawan terhadap perusahaan dan pimpinan tetap terjaga, salah satunya dengan kesepakatan skema penggajian yang disetujui oleh perusahaan dan seluruh karyawan. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan perusahaan dalam menentukan besaran gaji yang berhak diterima para pegawai, yaitu:

1. Waktu kerja (time-based pay)

Pemberian gaji yang didasarkan atas lamanya waktu yang ia habiskan untuk bekerja di perusahaan. Umumnya dikenal dengan penggajian berdasarkan jam kerja. Menurut aturan, dalam satu hari seorang karyawan bekerja selama 8 jam (dipotong 1 jam untuk istirahat). Jika mereka hanya bekerja 6 jam perharinya, maka gajinya lebih sedikit dari karyawan yang bekerja full time.

Metode ini sedikti mempunyai kelemahan, yaitu orang yang prestasi kerjanya lebih buruk bisa memperoleh gaji yang lebih besar hanya karena ia lebih lama berada di tempat usaha, padahal belum tentu ia menyelesaikan pekerjaannya.

2. Kompetensi (competency-based pay atau skill-based pay)

Skema penggajian yang didasarkan pada skill atau keahlian karyawan biasanya dilakukan pada perusahaan yang mempunyai banyak divisi. Misalnya pekerja di bagian penciptaan dan pengembangan inovasi produk lebih besar gajinya daripada pekerja pelaksana (bagian produksi).

Karena keahlian-keahlian yang dimiliki kelompok pegawai tersebut sangat jarang ditemukan, maka berhak diberikan gaji yang lebih. Kelemahan dari sistem ini adalah sulitnya menentukan perbedaan besaran gaji yang adil terhadap pekerja yang punya keahlian dan yang tidak.

3. Senioritas (seniority-based pay)

Skema penggajian dengan sistem senioritas didasarkan pada lamanya pengabdian seorang karyawan yang bekerja di suatu perusahaan. Dalam pemerintahan (PNS) lebih dikenal dengan jenjang kepangkatan. Semakin lama telah mengabdi/bekerja, maka gajinya lebih besar. Kelemahan model ini adalah tidak menjamin bahwa pekerja senior memiliki kinerja yang lebih baik.

4. Berat ringannya pekerjaan (job-based pay)

Skema penggajian ini sering dipakai oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan pembagian tugas terhadap suatu project pekerjaan. Bagian karyawan yang bekerja pada tugas, resiko dan tanggung jawab yang lebih berat akan mendapatkan penghasilan yang lebih. Kelemahan model ini adalah adanya kemungkinan karyawan yang bekinerja buruk bisa mendapatkan gaji lebih hanya karena ia berada pada bagian tersebut, padahal ia tidak menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

5. Prestasi Kerja (work perfomance-based pay)

Model penggajian (upah) yang didasarkan pada prestasi kerja yang mampu diraih seorang karyawan. Sistem upah ini telah sukses diterapkan di Australia. Penggajian ini dianggap adil oleh para pengusaha. Mana karyawan yang berprestasi, maka ia akan diberi gaji lebih. Namun kelemahannya adalah memerlukan banyak instrumen pendukung, misalnya standardisasi dan kuantitas-kualitas output yang dihasilkan.

Kapan Saatnya Menaikkan Gaji Karyawan?

Kenaikan gaji adalah suatu hal yang sensitif, entah untuk pemilik usaha dan juga pekerja yang bernaung di bawahnya. Pertimbangan dalam peningkatan gaji dapat diupayakan dengan catatan pemilik usaha dapat memelihara efisiensi usaha serta menjaga keuangan agar tetap stabil dan perusahaan tetap berjalan dengan baik.

Pada dasarnya kenaikan bahan bakar minyak bukan menjadi satu-satunya pemicu untuk menaikkan gaji karyawan. Ada beragam faktor yang menjadi landasan untuk meningkatkan pendapatan para pekerja anda. Dengan adanya kenaikan gaji untuk karyawan, diharapkan mereka akan lebih setia dan dapat berdampak positif bagi perusahaan anda. Ingatlah selalu bahwa jika tidak ada karyawan maka perusahaan juga tidak dapat melaju ke depan. Lalu kapan waktu yang tepat menaikkan gaji para pekerja anda? Berikut ini adalah saat-saat yang tepat menaikkan gaji karyawan anda:

1. Ketika Karyawan Anda Mencapai Prestasi Kerja yang Bagus

Kenaikan gaji dapat dilakukan saat salah satu atau beberapa karyawan anda mampu menghasilkan kinerja yang menguntungkan buat perusahaan. Ketika anda menaikkan pangkat atau jabatan karyawan anda, maka tingkatan gaji juga harus disesuaikan. Pemberian gaji yang lebih atau bonus lain akan menjadi motivasi untuk meningkatkan kinerja antar karyawan.

2. Perusahaan Memperoleh Profit yang Melebihi Ekspetasi

Di saat perusahaan anda mengerjakan sebuah proyek dan karyawan anda, dapat menyelesaikannya dengan melebihi ekspetasi klien, maka anda perlu mempertimbangkan kenaikan gaji, agar karyawan menjadi lebih giat. Pada saat perusahaan mendapat keuntungan tersebut, anda sebagai pemilik wajib berbagi, salah satunya tentu dengan menaikkan gaji para pekerja, sebab tanpa jerih payah mereka anda tidak akan mendapat untung yang melimpah.

3. Mempertahankan Karyawan Anda

Karyawan yang handal adalah salah satu aset perusahaan yang wajib dipertahankan. Ketika anda memiliki tim kerja yang berkualitas, maka perhatikan kesejahteraannya. Jangan sampai karyawan anda dibajak perusahaan lain yang mampu memberinya gaji yang lebih besar. Untuk alasan tersebut, anda wajib menaikkan penghasilannya.

4. Mengikuti Peraturan Pemerintah

Dari tahun ke tahun, dengan berbagai macam kajian, pemerintah baik pusat maupun daerah, biasanya menerbitkan aturan upah yang tepat untuk para tenaga kerja agar bisa hidup layak. Ketika pemerintah mengeluarkan udang-undang tentang standar gaji pekerja maka anda sebagai pimpinan/pemilik perusahaan wajib mengikuti peraturan tersebut, selama keuangan perusahaan anda memungkinkan. Hal ini bertujuan menciptakan harmonisasi antara perusahaan anda dengan para pekerja. Selain itu akan membuat citra positif terhadap perusahaan anda, baik di mata pemerintah, masyarakat maupun sesama para pebisnis.

Namun, jika opsi kenaikan gaji belum mampu diwujudkan, sebagai Pimpinan, anda bisa melakukan beberapa pilihan terbaik agar membuat para pekerja tetap loyal terhadap perusahaan atau bossnya.

Selain Gaji, 6 Bonus Ini Dapat Tingkatkan Loyalitas Pekerja

Selain gaji, sebenarnya ada beberapa cara yang bisa membuat para pekerja tetap loyal tanpa harus mengeluarkan dana yang besar. Nah 6 cara berikut ini mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan anda bersama dewan direksi untuk mempertahankan loyalitas pegawai anda.

1. Memberikan Izin Berlibur atau Libur Khusus

Berlibur dan hari libur berbeda dengan PTO (Personal Time Off), karena karyawan merencanakan waktu di luar pekerjaan. Kebijakan untuk memberikan mereka waktu bekerja setengah hari pada hari jumat atau mengizinkan mereka libur kerja pada hari ulang tahunnya dapat merangsang loyalitas mereka kepada perusahaan.

2. Memberikan Jadwal Kerja yang Lebih Fleksibel

Untuk mempertahankan loyalitas pekerja yang telah berkeluarga, maka cara ini bisa ditempuh tanpa perlu keluar banyak biaya. Mereka akan senang dengan kebijakan yang memberikan jam dan tempat kerja yang fleksibel. Perusahaan hanya menginginkan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab si karyawan bisa diselesaikan dengan tepat waktu dan berkualitas baik.

3. Memberikan Asuransi Jiwa

Bagi karyawan yang telah berusia dewasa, program asuransi jiwa merupakan hal yang menarik. Untuk meningkatkan loyalitas karyawan, ini bisa menjadi cara yang efektif.

4. Memberikan Cuti Sakit atau Cuti Urusan Pribadi

Apakah perusahaan anda telah memiliki aturan PTO (Personal Time Off) untuk cuti sakit atau urusan pribadi? Jika belum, pertimbangkan untuk membuat hal itu. Sementara jika sudah, pertimbangkan untuk menambah jumlah harinya. Ini dapat mengurangi tingkat stress karyawan, yang pada gilirannya meningkatkan loyalitas mereka.

5. Tabungan atau Koperasi Karyawan

Adanya program semacam ini dapat memberi kesempatan bagi karyawan untuk melakukan pembayaran dengan pemotongan gaji sebelum pajak untuk aneka barang dan jasa yang dibeli, termasuk jaminan kesehatan, asuransi jiwa, pendidikan anak, dan bahkan termasuk untuk pembiayaan parkir dan kendaraan. Program ini dalam persepsi karyawan terlihat memberikan manfaat yang lebih.

6. Biaya Perawatan THT atau Gigi dan Mata

Cara lain yang bisa ditempuh untuk meningkatkan loyalitas mereka adalah dengan menambahkan biaya pemeriksaan mata dan perawatan gigi. Layanan tambahan ini bisa anda masukkan dalam rencana kesehatan bagi karyawan. Jika dibandingkan dengan asuransi kesehatan, biaya perawatan gigi dan mata ini tidaklah terlalu mahal, tapi merupakan sesuatu yang cukup penting dan memiliki nilai plus di mata karyawan.

Nah, demikianlah ulasan informasi mengenai skema penggajjian karyawan, serta kapan waktu yang tepat untuk menaikkan gajinya. Terima kasih telah membaca tulisan ini, semoga dapat menambah wawasan Anda. Jika bermanfaat, jangan lupa share di akun media sosial Anda, seperti Facebook dan Twitter.


Tinggalkan komentar