Cerita Si Bongkok yang Serakah ~ Dongeng Fantasi Anak

dongeng

Pada zaman dahulu, di sebuah desa kecil di kerajaan yang jauh di sana, hiduplah seorang pemuda miskin, bernama Si Bongkok. Sesuai dengan namanya, pemuda itu memiliki tubuh pendek dan berjalan bungkuk. Pekerjaan sehari-harinya adalah sebagai kuli angkut di pasar. Si Bongkok memiliki sifat pemalas, dan suka berkhayal menjadi orang kaya yang tampan dan gagah perkasa.

Di suatu pagi yang cerah, suasana pasar terlihat sangat ramai. Ini tidak seperti biasanya, karena di pasar itu, Sang Raja dan permaisuri sedang datang untuk melihat kehidupan rakyat mereka, sekaligus juga menyapa dan membagi-bagikan makanan. Orang-orang yang sedang berada di pasar, merasa sangat senang atas kemurahan hati sang raja dan permaisurinya.

Si Bongkok yang baru bangun dari tidur malasnya di sudut pasar, merasa terkejut dan takjub melihat kehidupan sang raja. Dalam hatinya berkata, “Andai saja yang jadi raja itu adalah aku, pasti hidupku akan sangat menyenangkan.”

Tiba-tiba perut Si Bongkok berbunyi pertanda lapar. Ia belum sempat mendapat upah untuk mengangkut barang di pasar karena ia bangun kesiangan. Di seberang jalan, ia melihat tumpukan barang milik seorang pengelana yang sedang duduk menyantap bekal sarapan pagi. Dengan tatapan waspada, Si Bongkok berpikir untuk mencuri salah satu barang milik si pengelana agar bisa dijual dan dijadikan uang.

Ketika mendapat kesempatan, Si Bongkok dengan sigap mengambil salah satu kotak barang milik pengelana. Buru-buru ia lari dan bersembunyi agar tak ketahuan. Di tempat yang aman, Si Bongkok membuka isi kotak barang yang dicurinya. Dan ternyata, isi dari kotak tersebut bukanlah uang atau pun permata, tetapi sebuah kitab usang.

Perlahan-lahan ia membuka kitab tersebut, dan ternyata berisi mantra-mantra sihir untuk menyebarkan wabah penyakit. Dengan niat jahatnya, Si Bongkok mulai berpikir untuk bisa menjadi kaya dengan memanfaatkan mantra-mantra sihir tersebut.

Hampir satu bulan, Si Bongkok mempelajari mantra-mantra jahat dari kitab usangnya. Ketika bulan purnama tiba, ia pergi ke depan gerbang istana, lalu mempraktikkan mantra-mantra sihirnya. Seminggu kemudian, suasana dalam istana mulai kacau dan meresahkan. Banyak dayang dan prajurit yang jatuh sakit, dengan berbagai jenis penyakit. Sang permaisuri juga ikut terkulai sakit.

Banyak tabib dan dukun yang sudah diundang ke istana untuk mengusir wabah, tetapi tak ada satu pun yang berhasil.

Karena raja mulai putus asa, akhirnya bersama para menterinya sepakat untuk mengadakan sayembara hingga ke pelosok negeri. Raja mengumumkan akan memberi hadiah uang, emas dan permata bagi siapa pun yang berhasil. Si Bongkok pun berpura-pura ikut sayembara. Dan seperti yang sudah bisa ditebak, Si Bongkoklah yang berhasil mengusir wabah-wabah penyakit yang menyerang istana.

dongeng raja

Si Bongkok merasa sangat senang sudah bisa mendapatkan hadiah uang dan emas permata yang berlimpah. Ia kini bisa hidup nyaman dan mewah dalam sebuah rumah yang megah. Ketika ia jalan-jalan di pasar, semua orang menghormatinya. Ia bisa membeli banyak makanan enak dan pakaian yang bagus.

Sebulan kemudian, saat berbelanja di pasar, ia melihat sosok gadis yang cantik. Perempuan muda itu ternyata putri raja. Sang putri bersama dayang-dayang dan beberapa pengawalnya sedang mengunjungi pasar. Banyak orang yang terpesona dengan kecantikan sang putri, termasuk Si Bongkok. Para pedagang di pasar tersebut berbisik-bisik tentang keelokan dan kemuliaan hati sang putri.

Seorang pedagang berbisik kepada pedagang lainnya, “Tuan Putri itu sebenarnya sudah banyak dilamar oleh pangeran-pangeran dari negeri seberang. Tetapi, Tuan Putri selalu menolaknya. Tuan Putri menginginkan calon suami yang tidak hanyak tampan, tetapi juga harus gagah perkasa dan cerdas.”

Omongan itu pun didengar oleh Si Bongkok. Ia mulai berkhayal menjadi suami dari Sang Putri. Namun, seketika ia merasa bersedih, mendapati kenyataan bahwa fisiknya tentu tidak sesuai dengan kriteria Sang Putri. Dalam hatinya, ia bergumam, “Bagaimana mungkin, Sang Putri akan menerima tubuhku yang bongkok ini.”

Tapi Si Bongkok tidak berputus asa. Ia kemudian pergi ke hutan larangan. Sewaktu kecil, Si Bongkok pernah mendengar cerita-cerita dari para tetua tentang sebuah goa kecil yang dihuni seekor naga sakti di hutan larangan. Konon katanya, naga sakti itu mampu mewujudkan sebuah keinginan, asal bisa ditukar dengan dua hal yang paling berharga dalam hidup.

Si Bongkok pergi menyusuri hutan larangan dengan membawa dua hal yang paling berharga dalam hidupnya. Adapun dua hal yang paling berharga itu adalah seluruh emas permata yang diperolehnya saat mengikuti sayembara dan kitab mantra sihir yang dulu ia curi.

Setelah tujuh hari tujuh malam menyusuri hutan larangan, Si Bongkok akhirnya menemukan goa kecil yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya sang naga sakti. Dengan membawa emas permata dan kitab sihir di punggungnya, Si Bongkok harus pelan-pelan masuk ke dalam lorong gua. Lorong gua itu ternyata sangat sempit dan berliku-liku.

Sepanjang lorong menuju dasar gua, banyak ditemukan sisa-sisa tulang manusia. Rupanya banyak orang yang tidak berhasil dan akhirnya meninggal saat mencoba masuk ke dalam lorong gua keramat tersebut. Situasi di dalam sangat pengap dan gelap. Tak jarang, pada dinding-dinding gua, dijumpai juga hewan-hewan berbisa, seperti ular, kelabang dan kala jengking.

Dengan kondisi tubuh yang pendek dan bungkuk, Si Bongkok ternyata bisa lebih lincah dalam menyusurinya. Setelah satu hari satu malam, Si Bongkok pun berhasil sampai di dasar goa. Di sana, Si Bongkok melihat seekor naga yang sedang tertidur. Dengan suara pelan, Si Bongkok memanggil dan membangunkan sang naga sakti.

dongeng anak

Naga sakti perlahan-lahan membuka matanya, lalu berkata, “Hai manusia, sudah lebih dari seratus tahun aku tertidur, dan kau berhasil masuk ke dalam goa ini. Katakan, apa satu hal yang kau inginkan?”

Si Bongkok lalu berucap, “Maaf Tuan Naga yang maha sakti, aku mempunyai satu permintaan. Aku ingin tubuhku yang bungkuk ini berubah menjadi gagah perkasa sehingga terlihat tampan dan dikagumi oleh putri-putri raja”.

Kemudian, Sang naga sakti kembali berujar, “Baiklah manusia, aku akan mewujudkan permohonanmu. Namun kau harus menukarnya dengan dua hal yang paling berharga dalam hidupmu. Apa yang kau miliki?”.

Si Bongkok lalu membalas, “Yang pertama, aku memiliki harta berlimpah berupa emas permata dan rumah mewah. Yang kedua, aku memiliki kitab sihir. Itulah dua hal yang paling berharga dalam hidupku saat ini. Wahai Tuan Naga yang sakti, ambillah kedua hal itu. Dan wujudkanlah permintaanku.”

Sang Naga pun setuju dengan apa yang diajukan oleh Si Bongkok. Emas permata yang dimiliki Si Bongkok tiba-tiba berubah menjadi batu dan debu. Rumah mewahnya tiba-tiba hancur terkena angin puting beliung. Dan kitab sihir yang dibawanya, tiba-tiba terbakar oleh api.

Setelah peristiwa itu, terlihat cahaya keemasan terpancar dari tubuh Si Bongkok. Seketika tubuhnya berubah menjadi tegap gagah perkasa. Kulitnya yang kusam dekil berubah menjadi halus berkilau. Wajahnya juga memancarkan aura ketampanan. Sungguh sosok pemuda yang menjadi idaman para putri raja.

Si Bongkok tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Ia mencoba bercermin pada permukaan air yang ada di dalam goa. Dan benar saja, ia merasa dirinya menjadi sosok yang tampan dan gagah perkasa.

Lalu, Sang Naga berkata, “Hai manusia, permintaanmu telah aku wujudkan. Sekarang pulanglah! Aku akan kembali tidur, dan aku akan bangun kembali setelah seratus tahun lagi”.

cerita fantasi

Si Bongkok merasa sangat senang dan berterima kasih kepada Sang Naga yang telah mewujudkan impiannya. Ia lalu kembali menyusuri lorong untuk bisa keluar dari mulut goa. Dalam benaknya, ia sudah membayangkan bagaimana putri raja akan tergila-gila padanya. Dia pun berguman, “Dengan ketampanan dan kegagahanku ini, aku akan membuat banyak putri raja jatuh cinta padaku, ha.. ha.. ha.. ha..”.

Namun, hal yang tak terduga justru terjadi. Dengan tubuhnya yang tegap dan gagah, ternyata membuat Si Bongkok kusulitan untuk menyusuri lorong goa yang sempit dan panjang. Tidak seperti sebelumnya, ia sekarang tidak dapat bergerak lincah dan cekatan. Si Bongkok harus berjalan merangkak, menunduk dan membungkuk dalam melewati lorong-lorong goa. Kulit-kulitnya pun harus tergores-gores terkena dinding bebatuan goa. Susah payah Si Bongkok keluar dari dalam goa.

Akhirnya, setelah dua hari dua malam, Si Bongkok berhasil keluar dari mulut goa. Ia sangat senang sudah kembali bisa melihat sinar matahari. Lagi-lagi, ia membayangkan bagaimana para putri raja akan terpesona dengan penampilannya. Namun, saat ia ingin berdiri, tiba-tiba punggungnya tak bisa ditegakkan. Rupanya, karena terlalu lama jalan membungkuk, tulang punggungnya menjadi bengkok. Ia pun tetap terlihat seperti orang bongkok.

kisah penuh nasihat

Pupus sudah impian Si Bongkok untuk menjadi calon suami seorang putri raja. Musnah sudah harapannya untuk bisa hidup enak bermalas-malasan saat menjadi menantu raja. Segala harta dan benda berharganya telah lenyap. Ia pun kembali hidup dalam kemiskinan dan kesengsaraan.

Tinggalkan komentar