Setelah seharian beraktivitas, ada sebuah momen waktu yang selalu ditunggu-tunggu banyak orang, “senja”. Waktu pergantian sore menuju malam hari, momen tatkala matahari akan mulai beranjak menuju ke peraduannya. Suasana senja memang selalu identik dengan warna langit yang indah. Perpaduan warna merah jingga dan biru yang dibayangi abu-abu gelap mampu menciptakan rona suasana tersendiri.
Suasana senja memang mampu menemani segala suasana hati. Ia dapat menjadi latar belakang untuk suasana romantis bagi sepasang kekasih. Namun di sisi lain, rona senja juga dapat menjadi teman untuk hati yang sedang sedih, rindu atau juga kesepian. Nah, berikut ini kami rangkaikan sederet kata kata senja istimewa yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan lalu dituangkan ke dalam gambar-gambar yang indah.
Gambar Kata Kata Senja
Aku belajar kesabaran dari mentari senja yang menunggu malam, untuk dapat memeluk rembulan.
Seperti langit yang menerima rona senja dengan segala perubahan warnanya, demikian juga aku menerima dirimu apa adanya.
Aku akan mencintaimu tanpa ada kata tetapi, tanpa ada jeda yang menjadi durasinya.
Senja semakin indah karena di awali oleh langit gelap atau pun panas. Demikian juga kehidupan, akan tampak indah setelah melewati segala perjuangan.
Senja adalah titik akhir dalam perjalanan, sebelum memulai dengan perjalanan baru.
Senja memberi kita nafas untuk sejenak beristirahat sebelum bertemu pagi kembali dalam perjuangan hidup.
Romantisme senja kali ini terasa istimewa karena pelukan hangatmu.
Aku berharap kita adalah pasangan seuntai, yang takkan terpisahkan dalam ruang dan waktu.
Senja itu ternyata tak ada istimewanya. Hanya sebuah suasana romantisme yang memuakkan, terlebih lagi ketika cintaku tak mampu diraih.
Senja memang indah, namun ia tak mampu menandingi keindahanmu.
Fajar identik dengan pertemuan, dan senja berselaras dengan perpisahan. Senja lebih antusias, karena perpisahan lebih mematri dalam kenangan.
Aku mencintaimu dan kamu mencintaiku. Namun, cintamu hanya sekejap mata.
Beribu-ribu senja yang membayangi, namun ia tak mampu membuatmu kembali padaku.
Di saat senja hatiku gundah, di saat malam hatiku kelam. Cobalah engkau rasakan!
Cintamu indah namun sayangnya hanya sekejap saja.
Cintaku padamu seperti senja yang indah, namun tak berlaku untuk durasinya.
Senja adalah keindahan, dan itu mengajarkan bahwa segala perjuangan akan berakhir dengan indah.
Jalinan cinta kita ibarat senja dan daratan yang tak mampu bersatu. Hanya mampu saling menatap, tapi tak dapat terikat.
Rona senja lenyap ditelan malam, dan cintaku tenggelam karena rindu yang menggebu.
Percayalah, hidup akan indah pada waktunya. Demikian yang “senja” ajarkan pada kita.
Janji manis yang seindah senja itu, kini berubah menjadi sumpah pahit yang mengiringi tangis.
Senja di sore ini mengingatkanku pada rumah dan seseorang yang jauh di sana.
Senjaku sendiri sepi, dibuai oleh angin dingin yang menusuk hati.
Aku dan dirimu akan menyatu dalam kesunyian dunia. Dalam sedih kita berbagi, dalam sepi kita menari.
Rasa rinduku tak berlalu, meski senja telah berlabuh.
Ingin ku lukis langit senja ini dengan kuas-kuas rindu yang membeku di dalam kalbu.
Indah nan cantik wajahmu seakan-akan rintik hujan ingin membelai alismu, dan sang senja ingin terbenam dalam pelupuk matamu.
Senja = Sendiri Saja; ia tak pernah salah, hanya kenangan yang membuatnya basah, basah oleh air mata perpisahan.
Senja yang menyindir orang-orang di negeri ini, yang selalu bersemangat seperti fajar, namun tak mau merenungi kesalahan.
Senjaku yang tak jingga, mewarnai cintaku yang tak pernah dianggap.