Apa saja jenis pekerjaan yang memiliki potensi membahayakan diri paling beresiko? Seberapa besar ancaman nyawa saat melakoni profesi tersebut? Setiap bidang pekerjaan tentu memiliki resiko tersendiri yang biasanya sebanding dengan jumlah gaji yang diterima. Namun, tak jarang kita jumpai beberapa jenis profesi yang memiliki risiko kecelakaan rendah, tetapi mampu mendatangkan pendapatan bulanan yang melimpah.
Pegawai laboratorium misalnya, di Amerika Serikat jenis profesi ini dalam sebuah riset termasuk bidang pekerjaan yang memiliki tingkat stress rendah, tetapi bergaji cukup tinggi, yakni rata rata gaji yang diperoleh dalam satu tahun mencapai angka 1,2 miliar rupiah. Selain pegawai laboratorium, profesi lainnya yang cukup menarik adalah pengamat politik dan pengembang perangkat lunak.
Melakoni jenis pekerjaan yang berisiko rendah tetapi bergaji tinggi adalah impian setiap orang. Namun, tentu tak semua orang bisa memiliki kesempatan untuk menjabat dalam profesi tersebut. Tak jarang, mereka harus terpaksa menggeluti jenis pekerjaan yang menantang maut, berbahaya, dan penuh risiko. Apa sajakah jenis jenis pekerjaan yang penuh risiko tersebut? Inilah daftarnya:
1. Jenis Pekerjaan sebagai Penjinak Bom
Di Indonesia, yang bertugas menangani bahaya bahan peledak adalah Tim Keamanan baik dari unsur Polri maupun Tentara. Mereka merupakan PNS yang digaji berdasarkan pangkat dan golongan. Dalam pekerjaannya, mereka harus berjuang untuk menonaktifkan bom, membawa bom jauh dari lingkungan warga, serta memusnahkannya pada tempat yang aman. Salah sedikit saja, nyawa menjadi taruhannya. Itulah ragam pekerjaan di Indonesia yang resikonya adalah kehilangan nyawa.
2. Bekerja di Bidang SAR
Bekerja sebagai penyelamat orang yang sedang dalam keadaan bahaya merupakan pekerjaan yang mulia. Namun, pekerjaan ini amat penuh resiko karena harus berjuang melawan maut. Banjir, gunung meletus, tanah longsor, kebakaran’ badai, dan resiko bencana alam lainnya harus mereka hadapi. Tim SAR di Indonesia berada pada naungan Basarnas. Gaji para tim SAR di Indonesia setara PNS.
3. Bekerja pada Pusat Energi Nuklir
Energi nuklir merupakan salah satu energi alternatif yang sekarang banyak dikembangkan oleh berbagai negara untuk kebutuhan energi negaranya, salah satunya sebagai pembangkit tenaga listrik. Resiko yang paling sering dihadapi oleh para pekerja yang bekerja di pusat energi nuklir adalah ancaman radiasi.
Kebocoran nuklir yang energinya memancar bisa menyebabkan kemandulan, kanker, dan cacat fisik lainnya. Selain itu, banyak juga kasus meledaknya reaktor nuklir di berbagai belahan dunia karena kesalahan teknis, contohnya di Chernobyl tahun 1986 (Ukraina). Di Indonesia, pengembangan energi nuklir dilakukan oleh BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional). Di Jepang para pekerja di pusat nuklir dibayar sekitar 400 juta/bulan.
4. Bekerja di Kedalaman
Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilakukan pada kedalaman tertentu juga merupakan jenis pekerjaan yang menantang maut. Dalam bahasa Inggris, jenis pekerjaan ini dikenal dengan istilah 3D yaitu Dark, Dangerous, Dirty (gelap, berbahaya, dan kotor). Yang tergolong pekerjaan ini antara lain: penyelam dan pemetik mutiara, penyelam dan pemasang pipa minyak dan gas bumi di laut, dan pekerja tambang yang bekerja di terowongan.
Resiko yang biasanya dialami adalah arus laut dan gas beracun untuk para pekerja di dasar laut, dan reruntuhan tanah serta kekurangan suplai oksigen bagi para buruh yang bekerja di terowongan goa batu bara (pertambangan). Di Indonesia, para buruh batu bara bisa memperoleh gaji sekitar lima juta per bulan. Di Australia, seorang penyelam mutiara bisa memperoleh pendapatan 100 juta untuk 2 bulan kerja.
5. Sektor Pekerjaan di Ketinggian
Banyak jenis pekerjaan yang harus dilakukan pada ketinggian tertentu, misalnya pembersih kaca gedung, pemanjat menara listrik dan telepon, petugas kabel sutet, perancang dan pemasang konstruksi bangunan bertingkat, serta pekerjaan lainnya yang bekerja pada ketinggian setara pohon kelapa.Resiko yang dihadapi mereka adalah jatuh dari ketinggian. Jika jatuh, nasib mujur adalah patah tulang, selebihnya nyawa melayang. Di Indonesia, besar gaji pekerja jenis ini masih tergolong rendah, yaitu dibawah 5 juta rupiah per bulan.
Selain kelima profesi di atas, ada juga jenis pekerjaan yang berisiko tinggi tapi bergaji kecil, yaitu joki pacuan kuda.
Joki Kuda yang Penuh Risiko Terluka
Saat beraksi, seekor kuda bisa berlari melesat hingga kecepatan 64 km/jam lebih. Kecepatan tinggi itu, bukan tidak mungkin berpotensi membahayakan si joki, sehingga berakibat pingsan atau bahkan meninggal ketika terjatuh dari hewan yang berkaki empat tersebut. Dengan potensi risiko yang tinggi tersebut, para joki penunggang kuda ini rata-rata hanya diberikan bayaran sekitar US$ 28 dalam sekali bertanding. Padahal jika kita telisik lebih dalam, perputaran uang dalam arena judi berkuda bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Sungguh hal yang tidak sebanding!
Mungkin para pemain joki kuda di Kentucky Derby agak sedikit lebih beruntung dengan bayaran yang lumayan, karena pada acara utama olahraga berkuda tersebut, mereka biasanya dibayar lebih mahal. Tapi tetap saja jika tidak mampu mencapai posisi lima besar, maka uang yang mereka terima hanya sekitar US$ 500 dalam sekali tanding. Sementara para pemacu kuda di ajang Preakness dan Belmont, salah satu dari acara pacuan kuda Triple Crown (Amerika Serikat), bisa membawa pulang uang sekitar 100 dolar dalam sekali bertanding.
Nah, ternyata bayaran tersebut hanya setara dengan uang makan para atlet basket dan baseball profesional di Amerika Serikat, yang resiko kecelakaannya lebih kecil. Memang akan ada tambahan uang dan bonus jika si joki mampu berhasil menyelesaikan lomba balapan di posisi lima besar, namun tetap saja tidak terlalu besar. Jika kita melihat risiko pekerjaan para penunggang kuda ini, ternyata menurut data Jockeys’ Guild seperti yang dikutip dari CNN, sejak 1940 sampai saat ini, sudah banyak terjadi kecelakaan fatal. Pada ajang pacuan berkuda di Amerika Serikat telah ada 154 korban jiwa.
Meskipun saat ini, berbagi sarana keselamatan para joki sudah diperbarui dan dibenahi, tapi tetap saja resiko itu mengancam keselamatan para pemainnya. Sejak tahun 2000 sudah lebih dari 15 joki meninggal, termasuk Juan Saez (17 tahun) dari Panama yang terlempar dari kudanya saat bertanding di Indiana Grand Racing & Casino (Indianapolis).