75 Kata Bijak Menyambut Ramadhan Bahasa Inggris dan Arab

kata bijak menyambut ramadhan

Marhaban yaa Ramadhan, bulan penuh berkah dan kemuliaan telah tiba, membawa harapan baru bagi setiap hati yang rindu akan rahmat dan ampunan-Nya. Ramadhan bukan sekadar bulan untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga waktu istimewa untuk menyucikan jiwa, memperbanyak amal kebaikan, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mari kita sambut dengan quotes bijak Islami berikut ini.

Sambut Ramadhan Bahasa Inggris

1. The fasting heart is a grateful heart, ever closer to its Creator. (Hati yang berpuasa adalah hati yang bersyukur, semakin dekat dengan Penciptanya.)

2. Fasting transforms hunger into a sacred meditation on human vulnerability and interconnectedness. (Puasa mengubah lapar menjadi meditasi suci tentang kerentanan dan saling keterkaitan manusia.)

3. The spiritual landscape of Ramadan is a fertile ground where empathy blossoms and understanding takes root. (Lanskap spiritual Ramadhan adalah tanah subur di mana empati bermekaran dan pemahaman berakar.)

4. Fasting is not deprivation, but a sacred ritual of awakening the heart’s infinite generosity. (Puasa bukan perampasan, melainkan ritual suci membangkitkan kemurahan hati tak terbatas.)

5. Welcoming Ramadhan is like welcoming a guest that fills our lives with blessings. (Menyambut Ramadhan seperti menyambut tamu yang memenuhi hidup kita dengan berkah.)

6. Ramadan whispers the ancient wisdom that true wealth resides in the heart’s capacity to love unconditionally. (Ramadhan membisikkan kebijaksanaan kuno bahwa kekayaan sejati bersemayam dalam kemampuan hati mencintai tanpa syarat.)

7. Ramadan is the spiritual alchemy that transforms ordinary moments into extraordinary revelations. (Ramadhan adalah alkimia spiritual yang mengubah momen biasa menjadi wahyu luar biasa.)

8. Fasting is not the absence of food, but the presence of spiritual nourishment that feeds the soul. (Puasa bukan sekadar tidak makan, melainkan hadirnya nutrisi spiritual yang memberi makan jiwa.)

9. The moonlight of Ramadan illuminates the hidden pathways of spiritual growth. (Cahaya rembulan Ramadhan menerangi jalur tersembunyi pertumbuhan spiritual.)

10. In Ramadhan, even the smallest act of kindness carries infinite blessings. (Di Ramadhan, bahkan tindakan kecil penuh kebaikan membawa berkah yang tak terhingga.)

11. Ramadhan is the month when the soul is polished and the heart is softened. (Ramadhan adalah bulan di mana jiwa dipoles dan hati dilunakkan.)

12. In the silence of hunger, the soul learns the language of gratitude more eloquently than words. (Dalam keheningan lapar, jiwa belajar bahasa syukur jauh lebih fasih daripada kata-kata.)

13. Fasting is a reminder that even hunger can lead to spiritual abundance. (Puasa adalah pengingat bahwa bahkan rasa lapar dapat membawa kelimpahan spiritual.)

14. The blessings of Ramadhan are like rain—nourishing every soul they touch. (Berkah Ramadhan seperti hujan—menyuburkan setiap jiwa yang disentuhnya.)

15. The month of Ramadhan is a reminder to count blessings, not troubles. (Bulan Ramadhan adalah pengingat untuk menghitung berkah, bukan masalah.)

16. Fasting peels away the layers of ego, revealing the luminous core of human compassion. (Puasa mengupas lapisan ego, mengungkapkan inti bercahaya belas kasih manusia.)

17. Ramadhan brings the night of forgiveness and the days of self-reflection. (Ramadhan membawa malam pengampunan dan hari-hari introspeksi diri.)

18. Ramadhan is not just about fasting; it is about feeding the soul with goodness. (Ramadhan bukan hanya tentang puasa; ini tentang memberi makan jiwa dengan kebaikan.)

19. Fasting is the art of turning inward, where self-discovery blooms in the garden of restraint. (Puasa adalah seni mengarah ke dalam, di mana penemuan diri mekar di taman kendali.)

20. Ramadhan is the melody of devotion that unites hearts worldwide. (Ramadhan adalah melodi pengabdian yang menyatukan hati di seluruh dunia.)

21. Ramadan is the sacred pause where the human spirit recalibrates its compass of compassion. (Ramadhan adalah jeda suci di mana spirit manusia mengkalibrasi ulang kompas belas kasihnya.)

22. Through fasting, we learn to appreciate not just food, but the hands that provide it. (Melalui puasa, kita belajar menghargai bukan hanya makanan, tetapi tangan yang menyediakannya.)

23. In the sacred month of fasting, silence becomes the language of inner transformation. (Dalam bulan suci puasa, keheningan menjadi bahasa transformasi batin.)

24. Ramadhan turns ordinary moments into extraordinary opportunities for worship. (Ramadhan mengubah momen biasa menjadi peluang luar biasa untuk beribadah.)

25. Ramadhan is a reminder that strength lies in self-control and faith. (Ramadhan adalah pengingat bahwa kekuatan terletak pada pengendalian diri dan iman.)

26. In the tapestry of fasting, every thread of restraint weaves a masterpiece of self-discovery. (Dalam tapestri puasa, setiap benang kendali menenun karya agung penemuan diri.)

27. Ramadhan is the heart’s renewal, a month to purify and reconnect with the Divine. (Ramadhan adalah pembaruan hati, bulan untuk menyucikan diri dan kembali terhubung dengan Ilahi.)

28. Ramadan teaches that emptiness is not a void, but a spacious invitation to spiritual abundance. (Ramadhan mengajarkan bahwa kekosongan bukanlah kekosongan, melainkan undangan lapang menuju kelimpahan spiritual.)

29. Each moment of Ramadhan is a pearl, strung together in the necklace of faith. (Setiap momen Ramadhan adalah mutiara, dirangkai menjadi kalung iman.)

30. In the rhythm of fasting, every breath becomes a prayer, every moment a meditation. (Dalam irama puasa, setiap napas menjadi doa, setiap momen adalah meditasi.)

31. Ramadhan reminds us that charity begins with a sincere heart. (Ramadhan mengingatkan kita bahwa amal dimulai dengan hati yang tulus.)

32. In the sacred breath of Ramadan, every moment becomes a prayer of transformation. (Dalam napas suci Ramadhan, setiap momen menjadi doa transformasi.)

33. Ramadhan teaches us to pause, reflect, and rise stronger in faith. (Ramadhan mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, merenung, dan bangkit lebih kuat dalam iman.)

34. In the rhythm of restraint, the soul discovers its most profound melody of inner peace. (Dalam irama kendali, jiwa menemukan melodi terdalam kedamaian batin.)

35. The rhythm of Ramadan beats with the pulse of collective spiritual awakening. (Irama Ramadhan berdetak dengan denyutbangun spiritual kolektif.)

36. Welcoming Ramadhan is welcoming the chance to rewrite our spiritual story. (Menyambut Ramadhan adalah menyambut kesempatan untuk menulis ulang kisah spiritual kita.)

37. Fasting teaches the heart to find abundance in simplicity. (Puasa mengajarkan hati untuk menemukan kelimpahan dalam kesederhanaan.)

38. Ramadan is the spiritual gymnasium where the heart builds muscles of empathy and understanding. (Ramadhan adalah pusat kebugaran spiritual di mana hati membangun otot empati dan pemahaman.)

39. Fasting is the sacred pause that recalibrates the heart’s compass toward compassion. (Puasa adalah jeda suci yang mengkalibrasi ulang kompas hati menuju belas kasih.)

40. Ramadan whispers that true strength lies not in physical endurance, but in spiritual resilience. (Ramadhan berbisik bahwa kekuatan sejati tidak terletak pada ketahanan fisik, melainkan ketangguhan spiritual.)

41. Ramadhan opens the doors of mercy and invites us to walk through with humility. (Ramadhan membuka pintu-pintu rahmat dan mengundang kita melangkah masuk dengan kerendahan hati.)

42. Welcoming Ramadhan is welcoming the light that guides us to better days. (Menyambut Ramadhan adalah menyambut cahaya yang membimbing kita menuju hari-hari yang lebih baik.)

43. In the sacred month, silence becomes the most profound language of spiritual communion. (Dalam bulan suci, keheningan menjadi bahasa persekutuan spiritual paling mendalam.)

44. The moon of Ramadan rises as a gentle reminder that inner light is more illuminating than external brightness. (Bulan Ramadhan terbit sebagai pengingat lembut bahwa cahaya batin jauh lebih mencerahkan daripada kemilau lahiriah.)

45. In the silence of fasting, the soul learns to speak gratitude. (Dalam keheningan puasa, jiwa belajar berbicara tentang rasa syukur.)

46. Ramadhan is not just a month; it is a journey to self-purification. (Ramadhan bukan sekadar bulan; ini adalah perjalanan menuju penyucian diri.)

47. The fast of the body awakens the feast of the soul. (Puasa pada tubuh membangkitkan pesta pada jiwa.)

48. Fasting in Ramadhan is the gateway to a clearer mind and a purer heart. (Puasa di Ramadhan adalah gerbang menuju pikiran yang lebih jernih dan hati yang lebih murni.)

49. Ramadan is the cosmic invitation to reset, realign, and rediscover one’s spiritual essence. (Ramadhan adalah undangan kosmik untuk mereset, menyelaraskan, dan menemukan kembali esensi spiritual.)

50. Every sunset in Ramadhan is a blessing; every dawn is a chance to renew. (Setiap matahari terbenam di Ramadhan adalah berkah; setiap fajar adalah kesempatan untuk memperbarui diri.)

51. The essence of Ramadhan is found in discipline, gratitude, and love for others. (Esensi Ramadhan terletak pada disiplin, rasa syukur, dan cinta kepada sesama.)

52. In Ramadhan, each prayer is a step closer to peace. (Di Ramadhan, setiap doa adalah langkah lebih dekat menuju kedamaian.)

53. The spirit of Ramadhan is found in giving, forgiving, and growing closer to God. (Semangat Ramadhan terletak dalam memberi, memaafkan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.)

54. Ramadan is the cosmic reset button, realigning the human spirit with its divine potential. (Ramadhan adalah tombol reset kosmik, menyelaraskan kembali spirit manusia dengan potensi ilahiahnya.)

55. When the heart fasts, it feasts on the sweetness of faith. (Saat hati berpuasa, ia berpesta dengan manisnya iman.)

56. The moonlight of Ramadan illuminates the hidden chambers of compassion within the human heart. (Cahaya rembulan Ramadhan menerangi ruang tersembunyi belas kasih dalam hati manusia.)

57. Ramadhan is a pause from the world to listen to the whispers of the soul. (Ramadhan adalah jeda dari dunia untuk mendengar bisikan jiwa.)

58. The hunger of Ramadan nourishes the soul’s deepest yearnings for connection and understanding. (Lapar Ramadhan memberi makan kerinduan terdalam jiwa akan koneksi dan pemahaman.)

59. Ramadan whispers the ancient wisdom that true wealth resides in the heart’s capacity to give. (Ramadhan membisikkan kebijaksanaan kuno bahwa kekayaan sejati bersemayam dalam kemampuan hati untuk memberi.)

60. Ramadan is the spiritual mirror that reflects the boundless potential of human kindness. (Ramadhan adalah cermin spiritual yang memantulkan potensi tak terbatas kebaikan manusia.)

Sambut Ramadhan Bahasa Arab

61. Shahru Ramadhan huwa waqtul-maghfirah wat-tawbah. (Bulan Ramadhan adalah waktu pengampunan dan taubat.)

62. Shahru Ramadhan yuhaddidu al-hayat lil-insan. (Bulan Ramadhan menata kembali kehidupan manusia.)

63. Ash-shiyamu sabrun, wa sabru Ramadhan jamil. (Puasa adalah kesabaran, dan kesabaran di bulan Ramadhan itu indah.)

64. Ramadhan yuhyi quluban matat bil-ghaflah. (Ramadhan menghidupkan hati yang mati karena kelalaian.)

65. Al-‘amal as-salih fi Ramadhan yubashiru bil-jannah. (Amal salih di bulan Ramadhan membawa kabar gembira menuju surga.)

66. Marhaban yaa Ramadhan, shahru rahmah wa maghfirah wa ‘itqun minan nar. (Selamat datang wahai Ramadhan, bulan penuh rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka.)

67. Ash-shiyamu junnah wa Ramadhan farhatun lil-muttaqin. (Puasa adalah perisai dan Ramadhan adalah kebahagiaan bagi orang-orang yang bertakwa.)

68. Fi Ramadhan, yahtadi al-qalb bin nuril-qur’an. (Di Ramadhan, hati mendapat petunjuk dengan cahaya Al-Qur’an.)

69. Ramadhan huwa safarun ruhaniyyun ila Rabbil-‘alamin. (Ramadhan adalah perjalanan spiritual menuju Tuhan semesta alam.)

70. Ash-shiyamu fi Ramadhan yuthahhirul-batin wal-zhahir. (Puasa di bulan Ramadhan menyucikan hati dan jasad.)

71. Fi Ramadhan, yatanaffasul-qalb bir-rajā’ wat-tawbah. (Di Ramadhan, hati bernafas dengan harapan dan taubat.)

72. Fi Ramadhan, ya’lu as-sabr wa tanzilu rahmatullah. (Di Ramadhan, kesabaran meningkat dan rahmat Allah turun.)

73. Fi Ramadhan, tas’alun nafsu wa yastajibu al-qalb bi iman. (Di Ramadhan, jiwa bertanya dan hati menjawab dengan iman.)

74. Shahru Ramadhan huwa madrasatun litazkiyatir-ruh. (Bulan Ramadhan adalah sekolah untuk menyucikan jiwa.)

75. Marhaban yaa Ramadhan, shahru tajalli rahmatillah. (Selamat datang wahai Ramadhan, bulan di mana rahmat Allah terlihat nyata.)

Tinggalkan komentar