Keunikan Tanah Lot, Uluwatu, dan 6 Pura Bali Lainnya


Pura mana saja yang sering dikunjungi wisatawan di pulau Bali? Apa saja keunikan dan hal menarik dari deretan pura suci tersebut? Identitas pulau Bali tak akan terpisahkan dengan candi dan pura, tempat persembahyangan umat Hindu di Bali. Banyak pura yang dibangun berabad – abad silam sehingga terkesan klasik dan memiliki aura magis yang tinggi.

Nah, jika wisata spiritual merupakan paket wisata saat anda berlibur di pulau Bali, maka beberapa candi dan pura berikut ini menjadi sangat sayang untuk tidak dikunjungi.

Indahnya Sunset di Tepi Pura Tanah Lot

pura tanah lot baliPura ini rasanya sedikit agak berbeda dari kuil lainnya di Bali. Ada banyak pura yang dibangun di pulau Bali, tapi sebagian besar terletak di daratan. Sementara pura Tanah Lot berdiri megah di atas batu di tepi laut. Selama air pasang, pengunjung harus menaiki perahu untuk mencapai area pura ini. Pura Tanah Lot merupakan bagian dari Pura Dang Kahyangan (kuil induk) di Bali. Pembangunan candi ini diperkirakan pada abad ke-14 Masehi. Menurut catatan dari lontar-lontar kuno Bali, berdirinya Pura Tanah Lot tersebut diprakarsai oleh Dang Hyang Nirartha, seorang pendeta Hindu dari Pulau Jawa.

Ketika Dang Hyang Nirartha melakukan perjalanan spiritual ke pulau Bali, ia berhenti dan beristirahat di bebatuan indah. Pada malam hari, penduduk sekitar datang ke tempat peristirahatan beliau untuk mendapat wejangan dan pencerahan agama. Sang Pendeta menyarankan agar warga setempat membangun sebuah kuil di atas batu tersebut. Di atas batu itu merupakan tempat yang bagus untuk bermeditasi dan menyembah Tuhan karena adanya pancaran aura kedamaian yang kuat.

Keesokan harinya para penduduk sekitar yang kala itu profesinya sebagian besar adalah nelayan, memutuskan untuk membangun sebuah kuil kecil di batu bernama Pura Pakendungan atau lebih dikenal dengan Pura Tanah Lot. Sebelum Dang Hyang Nirartha akan melanjutkan perjalanan spiritualnya ke selatan pulau Bali, dia memberikan banyak wejangan kepada para warga. Sabuk yang dikenakan oleh Sang Pendeta dibiarkan tertinggal di kawasan tersebut. Setelah Dang Hyang Nirartha pergi, warga menyaksikan berubahnya sabuk (ikat pinggang) Sang Pendeta menjadi ular belang-belang. Jika Anda mengunjungi Pura Tanah Lot, maka pergilah ke gua yang terletak di bawah pura untuk melihat kawanan ular tersebut. Orang Bali percaya bahwa ular adalah sebagai penjaga pura.

Memang, selain panoramanya yang indah, salah satu daya tarik dan keunikan kawasan pura Tanah Lot adalah adanya sebuah pura kecil di dalam goa yang dijaga oleh ular laut. Goa Air Suci dan Goa Ular Suci merupakan kompleks goa yang letaknya tepat berada di bawah Pura Tanah Lot dan Goa Ular Suci berada tepat di depan Goa Air Suci. Pemandangan di dalam gua yang berukuran panjang sekitar 5 meter ini sangat luar biasa di mana terdapat sebuah patung setinggi sekitar setengah meter berwujud Ida Pedanda Danghyang Dwijendra, seorang pendeta yang melakukan pemujaan di lokasi ini.

Di dalam gua, setiap pengunjung akan ditawarkan untuk mencoba minum air suci atau sekedar membasuh tangan dan wajah. Air suci ini diyakini mempunyai banyak khasiat seperti dapat menyembuhkan beberapa penyakit dan sering juga disebut air kesuburan, karena mampu meningkatkan kemungkinan untuk memiliki anak. Sedangkan Goa Ular Suci berada persis di depan Goa Air Suci, yang di dalamnya terdapat beberapa ular berwarna hitam putih yang dianggap suci sebagai penjaga kelestarian Pura Tanah Lot.

Kawasan Pura Tanah Lot terletak di kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kuta. Sepanjang jalan menuju Pura Tanah Lot, ada banyak penjual yang menawarkan berbagai produk kerajinan seperti patung, lukisan, kain pantai, pernak pernik dan juga aksesoris. Pura Tanah Lot merupakan salah satu obyek wisata terkenal di pulau Bali. Panorama sunset di Pura Tanah Lot adalah hal yang paling menawan. Banyak orang yang menjadikan kawasan sekitar Pura Tanah Lot sebagai lokasi foto prewedding. Di seberang Pura Tanah Lot berdiri berbagai akomodasi wisata yang menawarkan hiburan menarik, seperti pertunjukan Tari Kecak, makan malam romantis, lapangan golf dan sebagainya.

Pura Luhur Uluwatu dengan Pertunjukan Tari Kecak

pura luhur uluwatuPura Luhur Uluwatu merupakan salah satu objek wisata religi yang banyak dikunjungi wisatawan. Pura terbaik untuk melihat sunset ini terletak di Desa Pecatu, kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Lokasi pura Uluwatu berdekatan dengan tempat wisata Bali selatan yang lain. Seperti pantai Pandawa, objek wisata Garuda Wisnu Kencana, objek wisata pantai Dreamland, serta pantai Jimbaran Bali.

Lokasi Uluwatu merupakan kawasan yang sangat strategis dengan keindahan alam yang luar biasa sehingga membuat banyak investor menanamkan modal usahanya di sini, contohlah Bulgari Hotels & Resorts, Bali, Alila Villas Uluwatu, The Istana, Tirtha Bali, The Edge, The Khayangan estate dan masih banyak lagi hotel maupun wedding venue yang dapat anda temui di desa satu ini.

Pura  Uluwatu berdiri kokoh dibatu karang yang menjorok ke tengah lautan dengan ketinggian kurang lebih 97 meter membuat pura ini menjadi sangat indah, tebing berbatu di sekeliling pura memberikan pemandangan yang sangat luar biasa dan sangat memanjakan mata para wisatawan yang mengunjunginya.

Selain itu, deburan ombak laut juga menambah daya tarik bagi para pecinta surfing. Keindahan panorama di kawasan Pura Uluwatu akan semakin memukau para wisatawan, terutama bagi mereka yang gemar hunting pemandangan matahari terbenam/sunset. Kehadiran tari kecak Uluwatu yang dipentaskan di panggung terbuka membuat tempat wisata ini semakin diminati oleh wisatawan seluruh dunia.

Pura Kanjeng Ratu Segara Kidul, Nusa Penida

pura roro kidul baliPura Segara Kidul, mungkin masih belum populer di telinga wisatwan. Pura tersebut terletak di mata air Guyangan lebih tepatnya di Dusun Antapan, Desa Batukandik, Nusa Penida. Pura Segara Kidul  terletak di selatan sehingga wilayah pantai selatan yang muncul lebih dominan Ibu Ratu Kanjeng atau lebih populer disebut Roro Kidul.

Di dalam areal pura itu terdapat Pelinggih Tri Murti yang menyimbolkan Brahma, Wisnu, Siwa, kemudian di sebelahnya ada pelinggih Roro Kidul sebagai simbol dewi berkah dengan nuansa khas hijau. Untuk mencapai areal pura yang terletak di tepian tebing, pengunjung dihimbau berhati-hati menyusuri ratusan anak tangga.

Panorama Klasik di Pura Gunung Kawi

pura gunung kawiKabupaten Gianyar memiliki banyak pesona. Selain sebagai pusat kesenian pulau Bali, Kabupaten Gianyar juga memiliki banyak tempat wisata klasik. Salah satu tempat yang menarik adalah area Pura Gunung Kawi. Pura ini terletak di banjar Penaka, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar – Bali, sekitar 40 km dari kota Denpasar. Arsitektur Pura Gunung Kawi sangat indah. Panorama di sekitar kompleks Pura Gunung Kawi sangat indah dan mampu mendamaikan hati. Nama “Gunung Kawi” terdiri dari dua kata, Gunung dan Kawi. Kata Kawi berarti ukiran. Jadi, Gunung Kawi berarti pahatan di pegunungan batu.

Wilayah Gunung Kawi merupakan salah satu objek wisata bersejarah di Pulau Bali. Kompleks pura di wilayah Gunung Kawi adalah peninggalan sejarah abad ke-11. Pura Gunung Kawi diyakini sebagai tempat pemujaan leluhur dari keluarga raja-raja dinasti Bali, seperti Raja Udayana, Raja Erlangga, dan Raja Anak Wungsu.

Gunung Kawi adalah wilayah situs arkeologi yang luas. Situs kuno ini ditemukan pada tahun 1920. Jika Anda mengunjungi situs ini, Anda akan berjalan melalui pintu gerbang dan menuruni sekitar 315 anak tangga. Panorama menuju Pura Gunung Kawi sangat indah. Sawah hijau dan udara sejuk akan menemani langkah anda. Panorama ini dibagi menjadi dua bagian. Kedua bagian ini dipisahkan oleh sungai sejuk yang disebut Pakerisan. Dalam kedua tebing tersebut, ada lima candi batu kuno di sisi timur dan empat candi batu kuno di sisi barat. Di tenggara, ada sebuah bangunan vihara, sebagai tempat tinggal untuk para bhikkhu.

Wilayah Pura Gunung Kawi selalu dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat. Kebun dan kolam air menghiasi kawasan pura. Bangunan candi-candi kuno dan pemandangan alam yang masih alami, membuat kita merasa seperti berada di jaman kerajaan.

Panorama Pura Petitenget di Tepi Pantai yang Indah

pura petetingetSekitar 15 kilometer dari kota Denpasar, tepatnya di distrik Kuta Utara, ada sebuah desa kecil bernama desa Kerobokan. Desa ini memiliki pantai yang indah, yang disebut Pantai Petitenget. Pantai Petitenget berpasir putih keemasan. Dari sini Anda dapat melihat panorama matahari terbenam yang menakjubkan. Deru gelombang di Pantai Petitenget cukup besar, sehingga sering digunakan untuk olahraga selancar. Suasana di Pantai Petitenget tidak seramai Pantai Kuta, membuatnya tampak eksklusif. Di wilayah Pantai Petitenget ada sebuah pura klasik yang disucikan oleh penduduk setempat. Kuil tersebut bernama Pura Petitenget.

Pura Petitenget dibangun pada abad ke-15. Dalam bahasa Bali, “Petitenget” berasal dari dua kata, yaitu “Peti” berarti sebuah kotak kecil, dan “Tenget” berarti angker. Menurut cerita rakyat, pembangunan candi dilatarbelakangi oleh sebuah peristiwa yang terjadi berabad-abad yang lalu. Saat itu, ada seorang pendeta yang mengunjungi desa Kerobokan. Dia bertemu dengan seorang raksasa bernama Bhuta Ijo. Sang pendeta memberikan sebuah peti (kotak kecil) untuk Butha Ijo, dan memintanya untuk menjaga peti tersebut. Bhuta Ijo sangat setia menjaga peti terkunci tersebut. Bahkan, setiap warga yang melintasi tempat tinggal Bhuta Ijo menjadi sakit. Untuk mengembalikan situasi keamanan desa, penduduk desa membangun sebuah pura, yang disebut Pura Petitenget, sehingga si Butho Ijo tidak mengganggu lagi. Anda dapat mengunjungi Pura Petitenget untuk merasakan keindahan dan aura mistis.

Di kawasan Pantai Petitenget telah dibangun berbagai akomodasi wisata, seperti hotel dan restoran. Kokonut Suites, The Resort Dipan Petitenget, Villa Kecapi Petitenget, Bali Ayu Hotel & Villas, dan Bali Mystique Hotel and Apartments adalah beberapa pilihan yang menarik.

Besakih, Pura Terbesar di Pulau Bali

pura besakih terbesar di baliJika Anda ingin melakukan perjalanan wisata untuk melihat beberapa candi eksotis di Bali, maka pura Besakih wajib Anda kunjungi. Pura Besakih terletak di lereng Gunung Agung, Bali timur, tepatnya di wilayah Kabupaten Karangasem. Nama Besakih berasal dari kata “Basuki” yang berarti keselamatan dan kemakmuran. Bali percaya bahwa Besakih adalah ibu dari semua pura yang ada di Bali. Pura ini merupakan kuil terbesar dan yang pertama didirikan di pulau Bali.

Dibangun sekitar abad ke-8 oleh Rsi Markandeya. Rsi Markandeya bersama dengan 8000 orang pengikutnya, berasal dari Jawa untuk membuka lahan pertanian di pulau Bali. Kompleks pura ini terdiri dari 22 candi yang diampu (empon) oleh masing-masing “kawitan” (klan keluarga). Keluarga yang nenek moyangnya dulu bekerja sebagai pembuat senjata, petani, pedagang, raja, dan yang lainnya memiliki kompleks pura yang berbeda. Namun, kompleks utama (disebut Penataran Agung), semua warga bisa masuk dan melakukan persembahyangan di sana. Ketika Anda memarkir kendaraan Anda, Anda akan melihat deretan toko-toko suvenir dan warung makan.

Sebelum memasuki areal pura, Anda harus menaiki jajaran tangga. Hawa yang sangat sejuk, beradu dengan lanskap yang indah. Suasana tenang dan aura magis akan memberikan kesan damai di hati.Sebagai tempat ibadah untuk memuja tiga dewa utama, maka ada tiga bangunan yang melambangkan Brahma, Wisnu, dan Siwa. Kuil terbesar di kompleks adalah Candi Penataran Agung yang didedikasikan untuk Siwa, Candi Kiduling Kreteg, mewakili Brahma sebagai Sang Pencipta, dan Candi Batu Madeg, adalah rumah bagi dewa Wisnu, dewa yang memelihara alam semesta dan segala isinya. Tiga dewa sebagai simbol kuasa Tuhan tersebut oleh orang Bali disebut Tri Murti.

Pada tahun 1963, Gunung Agung meletus. Letusan menyebabkan sekitar 1.700 orang tewas. Puncak Gunung Agung menjadi mengecil. Namun, letusan itu tidak menyebabkan kerusakan pada bangunan pura. Sehingga, orang Bali percaya bahwa Besakih selalu dilindungi oleh Tuhan dan para dewa yang tinggal di sana. Setiap tahun setidaknya ada tujuh puluh upacara keagamaan yang diadakan di kompleks Pura Besakih. Upacara terbesar disebut Eka Dasa Rudra, diadakan setiap 100 tahun sekali (terakhir diadakan pada tahun 1979).

Untuk datang ke lokasi ini, cukup mudah diakses dari seluruh penjuru Bali. Jarak dari kota Denpasar sekitar 70 km. Lebih baik menggunakan mobil, karena selama musim panas pun, di kawasan ini juga bisa turun hujan dan berkabut. Pura Besakih terbuka untuk pengunjung sepanjang tahun. Anda dapat datang ke sini antara 08:00-17:00. Biaya masuk adalah sekitar $ 2 untuk wisatawan luar negeri. Gunakan pakaian yang sopan. Jika Anda belum pernah ke Pura Besakih, Anda dapat menyewa pemandu yang akan membantu Anda menyusuri sekitar kawasan candi, dan menceritakan sisi menarik dari Besakih. Biaya jasa sekitar $ 20.

Indahnya Sunrise di Pura Puncak Tedung

pura puncak tedungJika Anda ingin melihat keindahan alam Bali, Anda dapat melakukannya di Pura Puncak Tedung yang terletak di desa Petang, Kabupaten Badung. Puncak Tedung Temple berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai lokasi tersebut anda harus berjalan kaki selama 2 jam. Jika hobi Anda adalah trekking, maka jejak hiking ke Pura Puncak Tedung sangat menyenangkan.

Pura Puncak Tedung terdiri dari dua kata, yaitu “Puncak” berarti puncak bukit, dan “Tedung” berarti payung.Menurut cerita rakyat, pembangunan Pura Puncak Tedung dimotori oleh seorang pendeta suci bernama Dang Hyang Nirartha, ketika melakukan kunjungan ke desa Petang di abad ke-15 lalu. Setelah ia beristirahat di atas bukit, ia melanjutkan perjalanannya untuk menyebarkan ajaran Dharma. Namun, payung miliknya tertinggal.

Saat malam, penduduk desa melihat payung tersebut memancarkan cahaya terang. Penduduk desa percaya bahwa sinar tersebut merupakan berkah dari para dewa. Atas perintah Raja Mengwi, penduduk desa membangun sebuah pura untuk menghormati jasa sang pendeta. Pura Puncak Tedung dan sekitarnya memiliki iklim yang sejuk. Perjalanan ke puncak bukit tidak akan terasa lelah karena cuaca sejuk dan pemandangan indah. Jika Anda telah mencapai puncak, Anda akan melihat panorama yang menakjubkan. Akan lebih baik, jika Anda telah mencapai puncak bukit sebelum matahari terbit.

Rambut Siwi, Pura yang Berasal dari Rambut

rambut siwiSalah satu tempat yang menarik jika Anda bepergian ke Bali Barat adalah Pura Rambut Siwi. Pura Rambut Siwi adalah salah satu candi utama di pulau Bali. Pura Rambut Siwi terletak di Desa Yeh Embang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana di Bali barat. Untuk mencapai lokasi ini, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dari Denpasar melalui jalan raya Denpasar-Gilimanuk.

Masyarakat Bali yang melalui jalur ini, biasanya menghentikan kendaraan sejenak untuk singgah melakukan doa. Rambut Siwi adalah pura Hindu yang indah, terletak di tepi tebing, dengan pemandangan Samudera Hindia nan biru. Suasana di tempat ini sangat tenang dan bagus untuk memulihkan pikiran. Menurut kepercayaan orang Bali, Pura Rambut Siwi merupakan tempat pemujaan dewa dewi penguasa pertanian.

Menurut legenda yang termuat dalam lontar suci di Bali, Pura Rambut Siwi dulunya adalah sebuah kuil kecil. Suatu hari, pada abad ke-16, seorang pendeta dari Jawa datang ke pulau Bali untuk menyebarkan ajaran Hindu. Dia bernama Mpu Dang Hyang Nirartha. Saat ia melintasi sebuah pura kecil, penjaga kuil menyuruhnya untuk berdoa. Jika hal ini tidak dilakukan, maka Mpu Dang Hyang Nirartha akan dimakan harimau. Kemudian, Mpu Dang Hyang Nirartha mematuhi penjaga pura tersebut.

Setelah proses persembahyangan Mpu Dang Hyang Nirartha selesai, bangunan kuil tersebut tiba-tiba saja runtuh dan hancur.Si penjaga pura kemudian menyadari bahwa sang pendeta tersebut adalah utusan Tuhan. Lalu ia memohon kepada Mpu Dang Hyang Nirartha agar membantu memperbaiki kuil yang telah hancur. Mpu Dang Hyang Nirartha kemudian memberikan sehelai rambut kepada penjaga kuil. Penjaga kuil tersebut kemudian meletakkan helaian rambut tersebut di atas reruntuhan kuil. Keajaiban pun terjadi. Pura yang rusak tersebut ternyata kembali berdiri seperti sediakala.

Sejak saat itu, penduduk setempat menyebut kuil itu dengan nama “Pura Rambut Siwi”. Berasal dari kata Rambut = rambut dan Siwi = kultus, yang berarti tempat ibadah yang berasal dari rambut. Jika Anda ingin mengunjungi Pura Rambut Siwi, datanglah di sore hari untuk merasakan suasana tenang dan panorama matahari terbenam yang indah. Selamat berwisata .. !!!


Tinggalkan komentar