25 Manfaat dan Fungsi Vitamin D Menurut Riset Penelitian


manfaat vitamin D

Apa itu vitamin D? Apa saja manfaat dan fungsi vitamin D untuk tubuh kita? Makanan apa saja yang mengandung vitamin D tinggi dan berapa jumlah dosis yang ideal untuk diambil setiap hari? Hasil penelitian yang semakin canggih menunjukkan bahwa kadar Vitamin D yang tidak memadai tersuplai untuk tubuh kita ternyata berkaitan dengan beragam masalah kesehatan dan keluhan yang terjadi.

Untuk menjaga diri kita berada dalam kondisi kesehatan yang optimal, maka mikronutrien yang kuat ini harus menjadi bagian dari asupan makanan kita sehari-hari. Manfaat kesehatan dari vitamin D meliputi berbagai hal, mulai dari kekebalan tubuh hingga menghindari obesitas, penyakit jantung, dan kanker.

Untuk kualitas hidup sehat, seperti pertumbuhan rambut yang lebih tebal dan tidur malam yang lebih baik, kita tidak bisa mengabaikan kehebatan fungsi Vitamin D.

Apa Itu Vitamin D

Disebut sebagai “vitamin sinar matahari,” vitamin D akan aktif disintesis oleh tubuh karena paparan sinar matahari. Jadi, bukan dicerna secara teratur melalui makanan. Penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin D membantu menjaga tulang dari ancaman osteoporosis.

Selain itu, secara efektif memerangi beberapa kanker, meningkatkan kognisi (daya ingat), mengurangi kemungkinan berkembangnya penyakit Alzheimer dan Parkinson, meningkatkan kemampuan kinerja secara fisik lebih lama, serta aneka manfaat lainnya.

Vitamin D, yang secara teknis merupakan prohormone yang digunakan dalam berbagai aktivitas metabolik pada sistem tubuh, terdiri dari dua varietas, yakni D2 dan D3. Jenis vitamin D2 ditemukan di beberapa jamur, ragi, dan tanaman hidup, sementara D3 disintesis oleh sel-sel kulit dan ditemukan di beberapa produk hewani.

Kedua varian ini juga telah bisa diproduksi di laboratorium dan sering digunakan sebagai aditif makanan, seperti dalam produk susu yang diperkaya vitamin D, dan dalam bentuk suplemen. Keduanya sangat membantu untuk kesehatan dan fungsi secara keseluruhan dengan cara yang hampir sama, meskipun varian D3 lebih banyak digunakan secara luas. Untuk mewujudkan semua manfaat tersebut, vitamin D perlu dimetabolisme oleh hati dan ginjal.

Tanda-tanda Kekurangan Vitamin D

Siapa pun yang tidak mendapat cukup paparan sinar matahari akan berisiko mengalami kekurangan vitamin D. Semakin sedikit paparan cahaya matahari ke kulit, maka semakin sedikit Vitamin D yang bisa diolah. Menggunakan tabir surya SPF tinggi bahkan dapat mencegah pembentukan vitamin D. Diagnosis yang terjadi ketika tubuh kekurangan vitamin D meliputi depresi, sindrom kelelahan kronis, fibromyalgia, dan kelesuan atau kelemahan karena usia lanjut.

Gejala lain defisiensi vitamin D termasuk rasa sakit di punggung pada kedua sisi tulang belakang, rasa sakit berdenyut jauh di dalam tulang, nyeri dan sakit di otot yang tidak terkait dengan cedera, produksi keringat berlebihan, obesitas, mudah pilek atau sakit, gangguan fungsi pencernaan, dan suasana hati yang berubah-ubah atau tidak stabil. Pada anak-anak, tingkat kekurangan D yang parah menyebabkan rakhitis. Sementara pada orang dewasa, masalah ini akan muncul sebagai osteomalasia.

Fungsi dan Manfaat Kesehatan Vitamin D

Vitamin D telah diuji dan diteliti secara ekstensif untuk menentukan manfaat dan fungsinya bagi kesehatan kita. Daftar manfaat berikut ini hanyalah sebagian dari yang telah diteliti.

1. Mencegah Rickets (Rakhitis) Anak dan Osteomalasia pada Orang Dewasa

penyakit rakhitisManfaat kesehatan dari Vitamin D telah dipelajari secara ekstensif selama bertahun-tahun. Karena kemampuannya yang unik untuk disintesis di kulit, ditambah ketersediaannya yang cukup luas dalam berbagai sumber makanan dan suplemen, vitamin D2 dan D3 sangat mudah diperoleh oleh kebanyakan orang.

Bayi dan anak-anak berisiko tinggi mengalami gangguan yang disebut rakhitis jika tidak mendapat cukup vitamin D. Rakhitis memiliki ciri tulang yang lemah dan mudah patah. Tulang anak-anak tidak termineralisasi dengan benar tanpa nutrisi ini, dan selain itu deformasi serta pertumbuhan yang lambat dapat terjadi.

Pada orang dewasa, masalah serupa disebut osteomalasia. Ini biasanya berasal dari kurangnya mineralisasi tulang yang tepat di masa muda. Orang yang menderita osteomalacia akan mengalami nyeri tulang, kelemahan, dan rasa capek dan lelah secara keseluruhan. Kadar Vitamin D yang cukup, yakni mencapai tingkat darah 20 hingga 50 ng/mL akan dapat sepenuhnya menghilangkan kemungkinan berlanjutnya masalah tersebut.

2. Melawan Beberapa Kanker

Vitamin D telah terbukti memiliki kemampuan perlindungan untuk melawan berbagai jenis cancer. Vitamin dan produk sampingannya dapat membuat sel kanker berhenti tumbuh dan mati. Beberapa jenis kanker yang bisa dicegah, antara lain:

a. Kanker payudara

Produksi vitamin D melalui bantuan sinar matahari atau suplementasi ternyata berkorelasi dengan penurunan risiko kemungkinan kematian akibat kanker payudara. Hanya dengan suplai 2000 IU setiap hari menurunkan risikonya hingga 50%. Dalam hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical Oncology berjudul “Prognostic Effects of 25-Hydroxyvitamin D Levels in Early Breast Cancer” menunjukkan bahwa hormon androgini meningkat, dan estrogen menurun dalam sel kanker.

b. Kanker ovarium

Wanita yang menderita kanker ovarium diketahui mengalami penurunan kadar Vitamin D secara keseluruhan. Tingkat yang rendah berkorelasi dengan tingkat kematian yang lebih tinggi. Studi pada nutrisi ini juga menunjukkan bahwa radiasi UVB yang didapatkan langsung dari sinar matahari menurunkan risiko jenis kanker ini.

c. Kanker prostat

Radiasi UVB dari matahari yang merupakan salah satu faktor penting untuk mensintesis Vitamin D dalam tubuh, telah terbukti mengurangi kemungkinan kematian akibat kanker prostat. Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Exposure to ultraviolet radiation: association with susceptibility and age at presentation with prostate cancer” menjelaskan bahwa kurangnya vitamin D dalam aliran darah ternyata meningkatkan potensi sel kanker untuk laki-laki.

Seperti mekanisme kanker payudara, perubahan hormon dalam sel kanker membuat mereka lebih mungkin tumbuh lebih besar dan lebih cepat. Secara keseluruhan, Vitamin D membantu mencegah, memperlambat perkembangan, dan menghentikan pria dari kematian akibat kanker prostat.

d. Kanker usus besar

Jumlah vitamin D yang lebih tinggi dalam aliran darah dapat mengurangi risiko kanker usus besar. Penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa pengurangan risiko kanker usus besar hingga 50% dapat terjadi dengan hanya pemenuhan 1000 hingga 2000 IU vitamin D setiap hari.

e. Kanker pankreas

Kanker pankreas juga menunjukkan kemungkinan risiko yang lebih rendah jika memperoleh asupan dosis vitamin D yang tepat. Penurunan risiko 41% terjadi hanya dengan 600 IU per hari. Hal ini telah dipaparkan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Halcyon G, dkk, yang berjudul Vitamin D Intake and the Risk for Pancreatic Cancer in Two Cohort Studies.

3. Mencegah Penyakit Parkinson

Penyakit parkinson adalah kerusakan otak dan saraf progresif yang mempengaruhi gerakan (motor system), terjadi karena hilangnya sel-sel otak yang memproduksi dopamin. Penyakit parkinson berkembang secara bertahap, gejala awal dapat berupa tremor atau gemetaran ringan pada satu tangan. Korelasi antara tingkat vitamin D dan penyakit ini telah diteliti.

Sebuah studi membandingkan tingkat vitamin D antara pasien Parkinson dan penderita Alzheimer. Ditemukan bahwa mereka yang menderita Parkinson ternyata memiliki lebih sedikit vitamin D daripada yang lain. Penjelasan ilmiah tentang korelasi ini berkaitan dengan hilangnya neuron dopamin-reseptif di area otak yang dipengaruhi oleh penyakit Parkinson.

4. Mengobati Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku pada penderita akibat gangguan di dalam otak yang sifatnya progresif atau perlahan-lahan. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit Alzheimer, salah satunya dipengaruhi oleh kadar vitamin D dalam darah.

Mayoritas orang yang mengalami penyakit ini, atau demensia terkait usia lainnya, memperlihatkan penurunan kadar vitamin D. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Annweiler C dan Liewellyn, tingkat lebih rendah dari 50 nmol per liter di dalam darah ternyata memiliki korelasi langsung untuk munculnya Alzheimer. Vitamin D akan mengurangi penumpukan protein amiloid-ß dengan merangsang sel sistem kekebalan tubuh.

5. Mengurangi Risiko dan Gejala Multiple Sclerosis

Multiple Sclerosis adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, terutama otak, saraf tulang belakang, dan saraf mata. Ini adalah penyakit jangka panjang yang memiliki ciri gangguan keseimbangan, penglihatan, kendali dan penyesuaian otot. Peningkatan kadar vitamin D ternyata berperan melindungi perkembangan penyakit multiple sclerosis dan mengurangi risiko kambuhnya.

Studi menunjukkan bahwa dengan meningkatnya kadar vitamin D sebesar 10 nmol akan meningkatkan fungsi ini sebesar 12%. Vitamin D juga sangat anti-inflamasi dan mengurangi terjadinya sekresi sitokin yang berkontribusi pada banyak masalah kesehatan.

6. Meminimalkan Kemungkinan Penyakit Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian paling umum di dunia. Ini termasuk tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke, serta penyakit arteri perifer. Seseorang dengan penyakit kardiovaskular ternyata mengalami penurunan kadar vitamin D dalam darahnya. Hal ini akan memperburuk aterosklerosis atau pengerasan arteri, dan penyempitan pembuluh darah.

7. Membantu Penderita Radang Usus

Radang usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) adalah kelainan sistem pencernaan yang ditandai dengan peradangan berkepanjangan (kronis) dan pembengkakan pada usus besar atau halus. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Carter MJ, dkk, diketahui adanya korelasi antara tingkat suplementasi vitamin D yang tepat dan perbaikan gejala penyakit radang usus.

Perbaikan tersebut disebabkan karena kemampuan vitamin D untuk menurunkan kadar protein pencernaan TNF-a, yang berkontribusi pada berkurangnya peradangan di seluruh saluran pencernaan. Orang yang mengonsumsi vitamin D secara teratur juga akan mengurangi protein C-reaktif dan laju endap darah sebesar 32% dan 46% masing-masing. Baca juga

8. Vitamin D Meningkatkan Imunitas HIV

Orang yang terinfeksi HIV (human immunodeficiency virus), telah terbukti memiliki jumlah vitamin D yang berkurang dalam darahnya. Kadar vitamin D yang tidak mencukupi berkorelasi dengan peluang pengembangan AIDS yang lebih ganas, gejala yang parah, dan risiko kematian. Berdasarkan sebuah riset ilmiah berjudul “Vitamin D and clinical disease progression in HIV infection: results from the EuroSIDA study” menunjukkan umur keseluruhan pasien HIV yang memiliki kadar vitamin D yang sangat rendah ternyata lebih pendek.

Untuk mengurangi risiko kematian dini dan untuk meningkatkan fungsi kekebalan pada pasien, maka diperlukan hingga 100.000 IU vitamin D selama periode dua bulan. Level tersebut meningkatkan jumlah sel darah putih dan menurunkan penyebaran sel-sel virus.

9. Menurunkan Peluang Diabetes

Sintesis vitamin D atau suplementasi dapat membantu mencegah dan mengelola diabetes tipe I dan tipe II. Suplementasi D memiliki peran regulasi yang jelas dalam kesehatan pankreas dan produksi insulin. Kekurangan vitamin D menyebabkan penurunan kemampuan pankreas untuk menghasilkan jumlah insulin yang tepat, yang merupakan faktor penyebab diabetes.

Memiliki kadar vit D yang tidak mencukupi pada usia muda dapat berkontribusi pada kemungkinan komplikasi diabetes tipe I yang lebih besar. Korelasi antara vitamin D yang cukup dan diabetes berkaitan dengan pengaturan tingkat insulin, stabilisasi gula darah secara keseluruhan, dan dukungan untuk sel pankreas yang lebih sehat dan lebih efektif. Baca juga: 15 Cara Mencegah Diabetes Berdasarkan Penelitian

10. Menstabilkan Fungsi Tiroid

Orang yang kekurangan vitamin D memiliki risiko lebih besar terkena penyakit tiroid autoimun seperti penyakit Graves dan tiroiditis Hashimoto. Kelenjar tiroid bisa membesar dan sulit berfungsi dengan baik. Jika Anda menderita masalah tiroid, Anda mungkin mengalami kesulitan mengatur fungsi tubuh, dan Vitamin D dapat membantu menstabilkan ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Low Levels of Serum Vitamin D3 Are Associated with Autoimmune Thyroid Disease in Pre-Menopausal Women” menunjukkan bahwa suplementasi dengan vitamin D pada pasien dengan masalah stabilitas tiroid atau lainnya dapat membantu membalikkan masalah tiroid dan mengembalikan kinerja yang seharusnya.

11. Meminimalkan Tingkat Keparahan Asma

Penderita asma juga didiagnosa memiliki kadar vitamin D darah yang rendah. Hal ini berkontribusi pada tingkat keparahan dan frekuensi serangan asma, serta mengurangi fungsi dan kapasitas paru secara keseluruhan. Ketika pasien mengambil obat kortikosteroid untuk asma, maka efektivitasnya semakin meningkat karena kadar vitamin D yang cukup. Sementara itu, wanita hamil yang memperoleh asupan vitamin D yang cukup berpotensi melahirkan anak yang berdaya tahan hingga 40% lebih kuat terhadap risiko penyakit asma.

12. Menurunkan Kemungkinan Tuberkulosis

Kurangnya kadar vitamin D rupanya meningkatkan kemungkinan tertularnya tuberkulosis sebanyak lima kali. Hal ini tak terlepas dari kemampuan vitamin D yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan jenis mycobacteria tertentu. Orang yang sudah menderita tuberkulosis juga memiliki kadar vitamin D yang jauh lebih rendah. Suplementasi yang tepat dapat meningkatkan keefektifan pengobatan, dan membuat risiko penyakit cepat pergi.

13. Meningkatkan Kesehatan dan Kekuatan Tulang

Anda mungkin terbayang kalsium ketika memikirkan kesehatan dan kekuatan tulang, tetapi vitamin D adalah nutrisi yang mengatur kalsium dan fosfor di dalam tubuh Anda. Vitamin ini membantu nutrisi penting itu mudah diserap oleh sistem pencernaan dan ginjal Anda.

Vitamin D telah terbukti menjadi komponen penting dari pertumbuhan sel-sel tulang sehat, yang disebut osteoblas, meningkatkan massa (kepadatan) dan kekuatan tulang, serta meminimalkan kehilangan sel-sel tulang dari waktu ke waktu.

14. Menghambat Osteoporosis

penyakit osteoporosisKarena peran pentingnya terhadap penyerapan kalsium dan fosfor, dan melalui kualitas intrinsiknya sendiri, vitamin D dikaitkan dengan mineralisasi tulang yang lebih tinggi yang mengarah pada kepadatan tulang yang lebih besar, lebih sedikit cacat, dan kemungkinan potensi patah tulang yang lebih rendah.

Vitamin D sering merupakan bagian dari regimen terapeutik osteoporosis. Gunakan bersama dengan kalsium, terutama jika usia Anda 50 tahun ke atas. Risiko patah tulang pinggul menurun 42% dalam studi wanita lansia yang mengkonsumsi 1.200 miligram kalsium dan 800 IU vitamin D setiap hari selama tiga tahun.

15. Menurunkan Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan fokus utama untuk penyakit kardiovaskular dan kesehatan secara keseluruhan. Kadar vitamin D dan paparan sinar UVB yang cukup pada kulit merupakan faktor dalam menurunkan tekanan darah.

Dalam sebuah penelitian di mana peserta diberi sinar terapeutik UVB, tekanan darahnya berkurang secara signifikan setelah enam minggu. Penelitian yang dilakukan oleh john P. Forman, dkk, menemukan fakta bahwa dari 1.800 peserta penelitian, ternyata mereka dengan kadar vitamin D di bawah 50 nmol per liter memiliki risiko lebih besar terhadap tekanan darah tinggi dibandingkan mereka yang memiliki kadar vitamin D di atas 75 nmol per liter. Vitamin D menonaktifkan sistem renin-angiotensin, yang pada gilirannya menurunkan tekanan darah.

16. Mengurangi Penyakit Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik adalah peradangan kulit yang disertai dengan rasa gatal. Peradangan biasanya berlangsung lama, bahkan bertahun-tahun. Hampir 20% dari semua anak dan 3% orang dewasa menderita dermatitis atopik. Keluhan kulit ini dapat disebebkan oleh tingkat vitamin D yang tidak memadai dalam tubuh. Suplementasi nutrisi vitamin D dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghasilkan cathelicidin. Orang dengan dermatitis atopik tidak mudah menghasilkan senyawa antimikroba ini. Melengkapi makanan anda dengan vitamin D dapat meminimalkan efek negatif dari gangguan ini.

17. Membantu Mengatasi Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit menahun. Penyakit ini umumnya yang ditandai dengan ruam memerah, kulit terkelupas, menebal, dan terasa kering. Penderita psoriasis juga memiliki tingkat vitamin D yang lebih rendah. Vitamin ini bertanggung jawab untuk tubuh memproduksi dan mengelola keratinosit dan mendorong sistem kekebalan untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.

Dosis yang lebih tinggi dari normal lebih dari 30.000 IU setiap hari D dianggap aman dan bermanfaat untuk pengentasan masalah psoriasis. Suplemen oral dapat digunakan bersama dengan aplikasi topikal, seperti tacalcitol dan calcipotriol.

18. Membantu Perkembangan Otak

Vitamin D bertindak sebagai neurosteroid, atau hormon yang ditemukan dan disintesis di otak. Karena reseptor vitamin D (VDR) dan enzim yang terkait diproduksi/ditemukan di sana, maka dapat disimpulkan bahwa vitamin D adalah kunci untuk perkembangan otak yang bagus. Berbagai penyakit dan gangguan neurologis dan psikologis dikaitkan dengan tingkat vitamin D yang lebih rendah.

Tugas-tugas vitamin D yang dilakukan di otak meliputi proses mensintesis protein yang digunakan untuk membangun dan memelihara sel-sel otak, melindungi sel-sel yang terlibat dalam proses detoksifikasi, dan membantu dalam produksi glutathione dan penyumbatan oksida nitrat. Semua fungsi ini dan lainnya memerlukan vitamin D agar berfungsi dengan baik.

Berbagai studi penelitian epidemiologi telah menemukan data bahwa konsentrasi vitamin D yang rendah ternyata berkorelasi dengan kemampuan kognitif yang buruk, masalah memori, kurangnya orientasi, demensia, penyakit Alzheimer, meningkatkan kemungkinan skizofrenia, dan depresi. Studi yang mengeksplorasi hubungan vitamin D dengan depresi menunjukkan korelasi yang menjanjikan. Kadar vitamin D yang rendah membuat peningkatan potensi depresi (setress) 8-14%.

19. Meningkatkan Kekuatan Kerja dan Sistem Kekebalan Tubuh

Vitamin D juga mendorong kondisi tubuh yang sehat, dan membantu dalam fungsi otot serta metabolisme secara keseluruhan. Vitamin D mengurangi atrofi dari serat otot tipe II, dan menghambat lemak serta filtrasi ke struktur otot wanita. Penelitian telah menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D yang cukup meningkatkan kekuatan dan kinerja tubuh.

Selain fungsi di atas, beberapa penelitian telah mengungkapkan manfaat dari nutrisi ini dalam mencegah gangguan infeksi dan autoimun. Vitamin D membantu semua jenis sel yang bekerjasama dalam sistem kekebalan tubuh, seperti sel T, sel B, sel dendritik, makrofag, dan banyak lagi. Vitamin D membantu sistem kekebalan tubuh dengan cara-cara berikut:

  • Memperlambat penciptaan sel B dan sekresi antibodi yang terkait.
  • Meminimalkan produksi dan aktivasi sel T.
  • Pergeseran produksi sel dari fenotip Th1 ke Th2.
  • Mengontrol aksi makrofag dan monosit.
  • Mengurangi penciptaan dan pertumbuhan sel dendritik.
  • Mengurangi sekresi sitokin inflamasi.
  • Meningkatkan kekuatan sitokin yang menguntungkan.
  • Menghentikan atau memperlambat produksi sel B dari IgE.
  • Meningkatkan produksi IL-10 untuk mendapatkan respon alergi.
  • Meminimalkan aktivitas MHC Kelas II.
  • Membantu mengaktifkan sel T.
  • Meningkatkan produksi dan aktivitas sel-sel T “Natural Killer”.
  • Memungkinkan pelepasan antimikroba.

20. Membantu Tidur Malam yang Lebih Baik

Jika Anda menderita gangguan tidur atau kualitas tidur yang buruk, vitamin D mungkin dapat membantu Anda untuk menciptakan kualitas tidur yang lebih lelap. Sebuah Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) menunjukkan orang-orang akan tidur lebih singkat jika mereka memiliki kadar vitamin D yang rendah di dalam darah.

Kekurangan vitamin D dan produksi glukosa yang lebih tinggi dari batas normal berkontribusi untuk gangguan tidur. Penelitian yang berjudul “Sleep Symptoms Associated with Intake of Specific Dietary Nutrients” menunjukkan bahwa vitamin D membantu orang dengan masalah tidur. Baca juga: 5 Cara Mengatasi Susah Tidur Paling Efektif

21. Mengurangi Berat Badan (Obesitas)

Meskipun ada beragam penyebab seseorang mengalami kelebihan berat badan (obesitas), kadar vitamin D yang rendah tampaknya terkait dengan kondisi indeks massa tubuh yang tidak sehat (BMI), lingkar yang lebih besar di pinggang, obesitas pada anak-anak dan remaja, dan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kumpulan karakteristik termasuk tekanan darah tinggi, kadar trigliserida yang lebih tinggi dalam darah, dan rasio kolesterol yang tidak sehat dengan kadar kolesterol HDL yang lebih rendah.

Melengkapi dengan lebih banyak IU per hari untuk orang gemuk dapat memberikan lebih banyak manfaat kesehatan. Sebuah penelitian selama 12 minggu diikuti wanita yang kelebihan berat badan dan obesitas. Peneliti memberikan 25 ug vitamin D setiap hari dan menemukan fakta terjadinya pengurangan 7% lemak tubuh tanpa mengurangi berat badan atau ukuran pinggang. Baca juga: 10 Cara Menghitung Berat Badan Ideal

22. Meningkatkan Kesuburan Pria

Berbagai penelitian pada tikus menunjukkan hubungan antara kadar vitamin D rendah dan infertilitas pria. Vitamin D meningkatkan produksi sperma yang sehat dan motil. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Martin Blomberg Jensen, pria yang memiliki kadar vitamin D rendah, yaitu di bawah 20 ng/mL, cenderung memiliki sperma yang lambat daripada individu dengan tingkat di atas 50 ng/mL.

23. Membantu Wanita Hamil dan Menyusui

hamilSekitar 67% wanita Kaukasia, 81% wanita Hispanik, dan 97% wanita Afrika-Amerika ditemukan kekurangan vitamin D ketika mereka hamil. Kulit yang lebih gelap dan lebih jarang terkena sinar matahari membuatnya lebih sulit bagi tubuh untuk mensintesis vitamin D secara alami. Tingkat vitamin D yang sangat rendah mungkin berbahaya bagi ibu dan anak yang sedang tumbuh. Wanita dapat mengalami osteomalasia, yaitu keropos tulang, atau preeklamsia, yang merupakan penyebab nomor satu di mana ibu dan bayi meninggal saat persalinan. Oleh karena itu, wanita hamil harus mendapatkan suplay 4000 IU vitamin D setiap hari, dan hingga 6400 IU per hari jika menyusui bayinya setelah lahir.

24. Mencegah Kerontokan Rambut

Reseptor vitamin D di kulit membantu mengatur folikel rambut dan menjaganya tetap sehat. Hal ini pada gilirannya, melanjutkan siklus produksi rambut. Baik wanita maupun pria yang mengalami kerontokan rambut ternyata berhubungan dengan tingkat vitamin D yang lebih rendah di dalam darah. Semakin rendah jumlahnya, maka semakin parah kerontokan rambut. Suplementasi yang tepat dapat berkontribusi pada folikel rambut yang lebih sehat dan pertumbuhan kembali rambut. Baca juga: 20 Masker Alami untuk Rambut Sehat Berkilau

25. Memberi Perlindungan untuk Fungsi Ginjal

Apakah Anda menderita penyakit ginjal atau mengalami penurunan fungsi organ tersebut? Manfaat vitamin D melalui suplementasi dapat membantu mengatasi kondisi tersebut. Salah satu masalah yang sering dialami orang dengan ginjalnya adalah terkait dengan peningkatan kadar kalsium. Hal inilah yang membentuk batu ginjal, dan menyebabkan masalah ginjal lainnya.

Suplemen vitamin D diketahui mampu mempertahankan fungsi organ ginjal dengan mengurangi suplai kalsium tersebut. Orang dengan diabetes yang juga mengalami masalah ginjal ternyata memiliki lebih sedikit kasus penyakit gagal ginjal jika mempunyai kadar vitamin D yang sesuai. Pada pasien yang menjalani transplantasi ginjal, vitamin D berperan dalam mencegah keropos tulang. Baca juga: Ciri-ciri penyakit ginjal stadium awal

Aneka Sumber Makanan yang Mengandung Vitamin D Tinggi

Karena kemampuan tubuh manusia untuk mensintesis vitamin D dilakukan melalui kulit, maka paparan dan berjemur adalah metode utama untuk mendapatkan kadar vitamin yang cukup. Jika Anda ingin mendapatkan suplai vitamin D yang banyak dari diet makanan Anda, maka akan lebih baik untuk fokus pada produk hewani dan jamur.

Daging organ seperti hati sapi dan minyak ikan cod memiliki tingkat vitamin D3 yang wajar. Anda juga bisa mendapatkannya dari ikan berminyak seperti tuna, salmon, sarden, dan mackerel. Kuning telur dan keju juga baik untuk dimasukkan saat makan. Vitamin D2 banyak ditemukan di jamur, seperti Portobello dan shiitake.

Industri makanan telah mengakui pentingnya vitamin D dan menambahkannya ke produk-produk tertentu. Anda mungkin telah melihat produk susu yang diperkaya dengan nutrisi tersebut. Makanan potensial lainnya dengan tambahan vitamin D antara lain susu kedelai, tahu, margarin, sereal sarapan, jus, dan yogurt.

Jika Anda tidak menyukai ikan, susu, atau jamur, dan masih menginginkan asupan vitamin D yang cukup, Anda harus beralih ke suplemen nutrisi. Ada berbagai macam pil, kapsul, dan gummies di pasaran yang saat ini menyediakan vitamin, terutama vitamin D3. Sumber ini sudah cukup untuk kebutuhan diet harian Anda.

Dosis Vitamin D yang Tepat

Menemukan dosis vitamin D3 yang tepat untuk diambil dan diberikan kepada diri sendiri dan anak-anak memang tidak selalu jelas. Hal ini karena faktor-faktor seperti paparan sinar matahari yang dapat memberikan tingkat yang sesuai.

Namun, sebagian besar orang yang mengalami kekurangan nutrisi ini, sering direkomendasikan untuk memperoleh suplemen vitamin D. Orang-orang dari usia 18 hingga 80+ harus mengambil antara 600 dan 800 IU setiap hari. Ini dapat membantu menstabilkan kesehatan, meningkatkan fungsi kardiovaskular, memperkuat tulang dan otot, dan memberikan semua manfaat bagus lainnya yang telah diuraikan di atas.

Wanita yang sedang hamil atau menyusui harus mengambil sekitar 600 IU setiap hari. Ini membantu menjaga kesehatan, baik untuk Anda maupun bagi janin bayi Anda. Tingkat vitamin D yang tepat juga dapat mempengaruhi perkembangan janin atau kesehatan bayi menyusui. Bayi harus mendapat 400 IU vitamin D setiap hari sebelum mereka berumur satu tahun. Ini harus diberikan terutama melalui ASI atau susu formula yang diperkaya vit D.

Dosis untuk anak-anak dan remaja dari satu tahun hingga 17 tahun tergantung pada ukuran berat badan mereka. Orang yang obesitas atau kelebihan berat badan dari segala usia harus melengkapi dengan dua atau bahkan tiga kali lipat jumlah vitamin D yang direkomendasikan setiap hari. Jumlah yang disarankan tergantung pada berat badan keseluruhan dan tingkat defisiensi. Ini juga berkaitan dengan orang yang memakai glukokortikoid, obat antikonvulsan, obat AIDS, dan resep anti jamur.

Efek Samping Kelebihan Vitamin D

Jika seseorang mengambil terlalu banyak vitamin D, maka reaksinya bisa parah dan bertahan lama. Ini terutama karena vitamin D larut dalam lemak, yang berarti nutrisi ini akan disimpan dalam jaringan lemak. Akibat overdosis atau hipertaminosis vitamin ini dapat membuat kerusakan pada sistem kardiovaskular dan ginjal. Gejala lainnya mungkin gangguan pencernaan seperti mual dan sembelit, pankreatitis, pembentukan batu ginjal, rasa pahit di mulut, dan sakit kepala yang tidak biasa atau berat.


Tinggalkan komentar