Seberapa Efektif Masker Kain untuk Cegah Virus Corona?


masker kain bagus

Dalam upaya mengatasi penyebaran virus Corona, para pejabat kesehatan sekarang merekomendasikan agar orang menutupi bagian wajah mereka, terutama hidung dan mulut saat berada di tempat umum. Apakah masker efektif? Inilah semua yang perlu Anda ketahui.

Bagaimana penggunaan masker melawan COVID-19?

Mulut dan hidung biasanya merupakan tempat coronavirus pertama kali mendirikan “kemah”, dan juga berfungsi sebagai portal untuk menyebarkan virus ke host baru. Air liur orang yang terinfeksi penuh dengan partikel virus, yang dipancarkan dalam tetesan ketika mereka batuk atau bersin adalah menjadi media utama penyebarannya. Tetes kecil, yang disebut aerosol, meluncur keluar ketika seseorang berbicara atau bahkan hanya bernafas.

Tetesan yang lebih besar dianggap sebagai sarana utama transmisi dan dapat menjangkau sekitar 2 meter atau lebih sebelum gravitasi menariknya ke tanah. Tetesan aerosol dapat menggantung di udara, masih bisa bertahan dan berpotensi menyebabkan infeksi, selama berjam-jam, terutama di ruang tertutup dengan ventilasi yang buruk. Dengan berfungsi sebagai penghalang, masker memblokir tetesan yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi dan memperlambat kecepatan partikel yang menyelinap masuk.

Seberapa efektif pemakaian masker itu?

Meskipun beragam penelitian yang berbeda menghasilkan kesimpulan statistik yang bervariasi, namun diperoleh konsensus atau kesamaan yang luar biasa bahwa masker membantu mengurangi penularan. Jeremy Howard, seorang ilmuwan data Australia yang membuat situs web Masks4All.co , telah mengidentifikasi 34 makalah yang menunjukkan efektivitasnya, dan tidak ada yang menunjukkan sebaliknya.

Para peneliti dari National Institutes of Health melakukan percobaan video yang menawarkan rendering visual tentang bagaimana masker bekerja. Mereka menggunakan sinar laser untuk menerangi semburan tetesan yang dipancarkan ketika seseorang berbicara dan menunjukkan bagaimana pengaruhnya dari orang-orang yang memakai masker.

Sebuah tim ilmuwan dan akademisi dari Eropa dan California baru-baru ini membuat simulasi komputer yang menunjukkan bahwa jika 80 persen populasi memakai masker, tingkat infeksi akan turun lebih dari 90 persen. Temuan itu sejalan dengan tingkat infeksi yang sangat rendah di negara-negara Asia.

Pemakaian masker yang hampir universal dan menjadi keseharian mereka, seperti Hong Kong dan Taiwan, ternyata memiliki kurang dari 10 kematian meskipun kepadatan populasi tinggi. Menurut pakar penyakit Belanda Chris Kenyon, mengungkapkan bahwa negara-negara yang mampu menurunkan kurva Covid19 adalah yang masyarakatnya menggunakan masker di tempat umum.

Apakah masker melindungi pemakainya?

Tidak sempurna, tapi ya. Satu meta-studi yang didanai oleh Organisasi Kesehatan Dunia yang menganalisis 64 makalah ilmiah menemukan bahwa masker menurunkan risiko infeksi pemakai antara 50 hingga 80 persen. Dan sementara jenis masker N95 – yang mampu memblokir 95 persen partikel 0,3 mikron atau lebih besar – merupakan masker yang lebih baik.

Jenis masker bedah dan masker kain juga bisa sangat sukses. Satu studi menemukan bahwa untuk perlindungan ke dalam, masker N95 memiliki keunggulan 99 persen efektif, masker bedah mencapai 75 persen, dan masker kain 67 persen.

Sekalipun beberapa virus berhasil melaluinya, para ilmuwan berteori, mengurangi jumlah virus yang masuk ternyata bisa membuat perbedaan besar. Jika paparan awal besar, virus dapat membanjiri sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penyakit serius. Jika itu relatif kecil, pemakai masker mungkin mendapatkan kasus yang ringan atau tidak sama sekali.

Mengapa pemakaian masker menjadi kontroversial?

Di awal pandemi, terutama di negara-negara barat, beragam opini muncul dari pejabat dan ahli kesehatan yang menciptakan kebingungan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) saat ini telah merekomendasikan agar orang-orang memakai masker, padahal awalnya mereka mengatakan untuk tidak melakukannya. Pada saat itu, CDC khawatir bahwa masyarakat akan menimbun masker yang dibutuhkan oleh pekerja medis di garis depan.

Para pejabat kesehatan juga khawatir bahwa pemakai masker yang tidak terlatih akan mencemari masker atau tangan mereka dengan cara yang salah, sehingga meningkatkan risiko mereka, dan bahwa masker itu bisa memberi penggunaannya perasaan aman yang palsu.

Kemudian konsensus yang kuat saat ini mendukung pemakaian masker, para ahli memperingatkan bahwa itu bukan perisai magis, hanya bagian dari “gudang persenjataan” yang juga mencakup cuci tangan dan jarak sosial. “Mengenakan masker tidak berarti Anda menghentikan praktik lainnya, seperti rajin cuci tangan dan social distancing” kata May Chu, seorang ahli epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Colorado.

Masker apa yang harus saya pakai?

Masker N95 harus disimpan untuk para profesional medis. Tetapi jika Anda memiliki stok yang tersisa rumah, itu menawarkan perlindungan tertinggi selama dikenakan dengan benar, tanpa ada celah antara wajah dan masker Anda. Masker bedah yang tersedia secara komersial bisa sangat efektif, studi telah menemukannya.

Masker kain juga memberikan perlindungan, tetapi pada tingkat yang berbeda-beda. Sebuah studi dari Wake Forest University menemukan variasi besar tergantung pada bahan yang digunakan, dimana masker kain yang terbaik mencapai 79 persen filtrasi.

Carilah bahan dengan tenunan padat, seperti katun quilter, kain flanel, atau sarung bantal dengan jumlah benang yang tinggi, dan gunakan lapisan ganda. Termasuk saringan – seperti potongan dari saringan kopi atau kantong penyedot debu – meningkatkan efektivitas tetapi dapat menghambat pernapasan.

Masker harus pas dengan wajah dan menjangkau ke bawah dagu dan sampai ke ujung hidung. Cuci setelah digunakan, dan saat dilepaskan, pegang dengan tali – jangan gunakan bahan pelindung, yang dapat terkontaminasi – dan cuci tangan Anda langsung sebelum dan sesudah. “Memakai masker butuh membiasakan diri, tentu saja,” kata Scott Segal, ketua anestesiologi di Wake Forest Baptist Health. Jika agak pengap, Anda mungkin sudah memakainya dengan benar.

Di Amerika, masker mungkin menjadi simbol partisan

Jika masker begitu efektif, mengapa sebagian orang Amerika begitu enggan untuk memakainya? Mengingat bahwa orang-orang Amerika tidak memiliki kebiasaan mengenakan masker, tidak mengherankan itu menjadi tampak asing. Tetapi alasan utama adalah sejauh mana pandemi telah dipolitisasi.

Bagi para pendukung Presiden Trump yang bersikeras untuk beraktivitas tanpa masker, beralasan bahwa pemakaian masker akan membuatnya tampak “lemah”. Masker menunjukkan ketakutan yang tidak berdasar terhadap virus yang bahayanya mereka yakini dibesar-besarkan untuk membatasi kebebasan mereka.

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa mengenakan masker akan mengungkapkan perasaan rentan, berlawanan dengan sifat evolusi yang membuat kita cenderung untuk menyamarkan rasa takut. Mengenakan masker juga menyampaikan pengakuan bahwa kehidupan lama kita hilang, setidaknya untuk saat ini.

Mengenakan masker berarti Anda mengakui bahwa ini adalah normal baru. Setidaknya, demikianlah yang terjadi di Amerika Serikat di tengah masa pandemi Covid-19 ini seperti yang dilansir dari laman theweek.com.