100 Pantun Cinta Melayu, Lama dan Modern


pantun cinta melayu

Pantun menjadi salah satu kesustraan lisan yang populer di wilayah Nusantara. Di tanah Jawa, Sumatera, Negeri Jiran, Bali, Sulawesi, dan beberapa kawasan lainnya, kesustraan pantun telah mengakar dengan ciri khas bahasa daerahnya masing-masing. Namun, prinsipnya tetaplah sama, yakni ada barisan sampiran dan barisan isi (makna).

Berbicara mengenai pantun cinta melayu, tentu ini tak lepas dari willayah yang memakai bahasa Melayu yang mencakup daerah Sumatera, Malaysia, dan pulau-pulau sekitarnya. Pantun cinta melayu biasanya identik dengan penggunaan kosa kata bahasa Melayu, semisal kata Tuan dan Puan, atau Kakanda dan Adinda.

Selain itu, rima tengah dan rima akhir pada setiap baris juga disusun dengan cermat agar terkesan indah didengar. Kata-kata yang diungkapkan pun bukan saja ringkas, tetapi juga sarat dengan maksudnya yang tersendiri.

Himpunan Pantun Cinta Melayu Lama (Klasik)

Beberapa pantun yang ditampilkan di bawah ini dikutip dari buku Kurik Kundi Merah Saga yang menghimpunkan pantun-pantun melayu masyarakat Melayu dulu.

1. Baru sekali menebas lalang
Kaki luka tertikam duri
Baru sekali adik dipandang
Cinta sudah melekat di hati.

2. Kain batik koyak melintang
Tidak boleh dijahit lagi
Bila adik merajuk panjang
Tidaklah boleh dipujuk lagi.

3. Kalau ada cempedak di pintu
Cempedak di raga jangan dedahkan
Kalau ada cita begitu
Jiwa dan raga hamba serahkan.

4. Lipat baju lipatnya kain
Bawa belayar tanah seberang
Hati tiada pada yang lain
Hati ingat abang seorang.

5. Pasir putih Pasir Linggi
Tempat abang bermain bayang
Adik putih mahligai hati
Di situ tempat abang sayang.

6. Kalau roboh Kota Melaka
Papan di Jawa hamba dirikan
Kalau sungguh bagai di kata
Badan dan nyawa hamba berikan.

7. Ambil susu di pasar ikan
Susu domba di pasar Nusa
Bukan lesu tak kurang makan
Lesu sebab menahan rasa.

8. Layang-layang bertali besi
Tanam selasih muka pintu
Sekali sayang sekali benci
Orang berkasih memang begitu.

9. Kalau abang pergi ke Daik
Ikan gelama masak kelapa
Kalau abang berhati baik
Sampai bila adik tak lupa.

10. Limau purut jatuh ke pangkal
Sayang selasih condong ke barat
Hujan ribut dapat kutangkal
Hati rindu apa nak buat.

11. Layang-layang bertali benang
Putus benang berganti tali
Siang malam duduk mengenang
Orang dikenang jauh sekali.

12. Petir guruh berselang-selang
Kilat menyambar si dahan jati
Cantik sungguh tuan dipandang
Tidak tertahan asyik di hati.

13. Limau manis batang berduri
Batang selasih dalam dulang
Mulut manis kerana budi
Hati kasih kerana sayang.

14. Cik Dayang berkain batik
Memakai tudung sutera Cina
Semakin ku pandang bertambah cantik
Makan tak kenyang tidur tak lena.

15. Pukul gendang hari Khamis
Bunga Melati dalam raga
Makin dipandang makin manis
Dalam hati menyala cinta.

16. Membeli sirih dari pekan
Mengasah kapak menuju kebun
Hati kasih kepada tuan
Sehari tak nampak rasa setahun.

17. Limau manis merah masaknya
Terlindung pula di balik dahan
Sungguh manis nampak wajahnya
Tak nampak sehari rasa sebulan.

18. Indah sungguh ciptaan Tuhan
Kau lah impian di masa depan
Andai takdir kita berpasangan
Doaku agar kita disatukan.

19. Banyak itik anak itik
Turun ke sawah makan padi
Tengok cantik di pandang cantik
Tambah pula berhati budi.

20. Dari pauh permatang layang
Singgah berapat papan kemudi
Dari Jauh abang datang
Mengenang adik baik budi.

21. Kalau datang kapal serati
Naik bendera separuh tiang
Kalau datang si jantung hati
Bulan mengambang ku sangka siang.

22. Memandang luas taman ilalang
Berdua minum sambil bersulang
Setiaku ini tak pernah hilang
Sampai sang maut datang menjelang.

23. Intan baiduri di dalam puan
Gelang suasa dalam raga
Bila ku pandang wajahmu tuan
Bagai terpandang pintu syurga.

24. Kalau dedak katakan dedak
Tidak aku tertampi-tampi
Kalau hendak katakan hendak
Tidak aku ternanti-nanti.

25. Kalau tuan pergi ke laut
Bawakan saya ketam betina
Kalau tuan menjadi rambut
Saya menjadi sekuntum bunga.

26. Banyak terbang si burung camar
Di pokok ara singgah menanti
Banyak orang datang melamar
Hanya abang aku menanti.

27. Rumah batu pintu ke laut
Indah terbina di pinggir jalan
Kerana senyum banyak terpaut
Ingin hati hendak berkenalan.

28. Dua tiga kucing berlari
Tidak sama kucing belang
Sudah lama adik mencari
Tidak sama abang seorang.

29. Kalau tuan pergi ke hulu
Petikkan saya bunga seroja
Kalau tuan mati dahulu
Tunggu saya di pintu syurga.

30. Kalau merendam biji selasih
Mari minum dalam cawan
Sudah jodoh bertemu kasih
Laksana paku lekat di papan.

31. Apa guna pasang pelita
Jika tidak dengan sumbunya
Apa guna bermain mata
Kalau tidak dengan sungguhnya.

32. Anak cina menjual kesuma
Mari menjual di Pekan Rabu
Makan tak lalu tidur tak lena
Teringat abang sepanjang waktu.

33. Burung serindit di dalam perahu
Bunga bayam di dalam dulang
Hati adik merasa rindu
Kerana berjauhan dengan abang.

34. Pergi memancing mendapat toman
Toman lompat ke halaman
Dinda ibarat bunga di taman
Cantik sungguh jadi idaman.

35. Di batang buruk sarang tekukur
Tempat bersarang semut api
Saya di sini rindu tak tidur
Kerana tuan saya ingati.

36. Buah rambutan masaknya ranum
Hendak ditaruh bulan puasa
Abang lalu adik tersenyum
Hendak bertanya belum biasa.

37. Buah kemuning setangkai lebat
Mari diperam dalam panggung
Sakit dan pening dapat diubat
Rindu dendam siapa nak tanggung.

38. Datuk Bentara mudik ke hulu
Hajat membina sebuah kota
Walau bahaya datang bertalu
Kerana cinta ku gagah jua.

39. Anak lebah main di rawa
ikan sepat di dalam karang
Rasanya badan tiada bernyawa
Sebelum dapat adinda sayang.

40. Beribu biji nangku
Cincin permata jatuh ke ruang
Kalau rindu sebut namaku
Air mata jangan dibuang.

Himpunan Pantun Cinta Melayu Baru (Modern)

41. Ambil tali panjang sedepa
Makan manggis dengan bijinya
Sampai mati tidakkan lupa
Orangnya baik, manis budinya.

42. Burung bangau terbang bergantian
Makan batu sulit menelan
Jadilah pasangan yang pengertian
Agar hidup seiring sejalan.

43. Menulis surat di atas bangku
Surat biru dibawa kepompong
Cintaku ibarat sekeping kuku
Selalu tumbuh meski dipotong.

44. Kain batik, kain lurik
Polanya wajik terlihat cantik
Setiap kali dikau melirik
Jiwaku berbisik makin terpantik.

45. Minum jamu sambil berdiri
Dijual satu jangan emosi
Bila hatimu masih sendiri
Dapatkah aku yang mengisi?

46. Kemeja baru dari seberang
Warnanya elok sangat menawan
Cemburu jangan sembarang
Cemburu hanya demi kebahagiaan.

47. Tujuh tentara bawa senjata
Senjata hebat membuat bangga
Kamu suka, aku pun cinta
Mari membangun rumah tangga.

48. Di serambi memungut udang
Udang sebakul hilang di kota
Di setiap mimpi, dirimu datang
Mungkinkah aku t’lah jatuh cinta.

49. Kuas hitam di atas kasur
Kasur rusak disobek parang
Tiap malam tak bisa tidur
Karena memikirkan kamu seorang.

50. Pergi ke desa mengukur suhu
Sambil berdiri lihat melati
Aku ingin engkau yang tahu
Cintaku suci sampailah mati.

51. Malam minggu makan ketupat
Badan besar terasa berat
Bila sayangmu tak ku dapat
Lama-lama hidupku sekarat.

52. Ambil pita di Kampung Duri
Selaguri tumbuh di darat
Besar cinta di dalam diri
Dari dunia sampai akhirat.

53. Jalan-jalan pakai lamborgini
Dipakainya sambil berlari
Cobalah tatap mataku ini
Hanya engkau yang aku cari.

54. Sesat di jalan malu bertanya
Tak kunjung tiba lelah rasanya
Kujatuh cinta, sakit rasanya
Maukah kamu jadi obatnya?

55. Dari jauh terlihat semu
Datang dekat mencari paman
Izinkan aku mencintaimu
Cinta sepanjang putaran zaman.

56. Setumpuk kertas digulung ombak
Kertas pun lenyap diterjang perahu
Walaupun nafas di ujung tombak
Takkan menyerah dapatkan cintamu.

57. Jadi pemimpin harus berkarisma
Dan tak boleh hidup berzina
Setiap hari aku terkesima
Pandang wajahmu yang mempesona.

58. Mata pisau terlihat tajam
Kakek menunggu ingin meminjam
Mengapa mataku sulit terpejam
Mungkin asmaramu yang menghujam.

59. Ada hadiah dari pak lurah
Sepatu baru dan topi bundar
Bibirnya indah berwarna merah
Membuat dadaku berdebar-debar.

60. Malam-malam ada tamu
Tamunya jauh bawa celana
Saat ku tatap indah matamu
Terasa sejuk ada di sana.

61. Ke Mekkah membawa gajah
Gajah gemuk, taringnya basah
Asmara indah mekar di wajah
Membuat jiwaku selalu gelisah.

62. Menyadap karet mendapat sagu
Sagu dimasak diberi tamu
Janganlah dikau merasa ragu
Setiaku ini hanya untukmu.

63. Burung perkutut tersambar petir
Kayu jati untuk diukir
Jangan takut jangan khawatir
Hatiku setia sampai akhir.

64. Angin berlalu berhembus pelan
Tanah tertutup tak beri jalan
Kasih sayangmu seteduh rembulan
Membuat jiwaku bangkit perlahan.

65. Kamar kos bentuknya persegi
Disewa sama tukang roti
Aku ucapkan selamat pagi
Untuk dikau sang pemilik hati.

66. Sapu rumah hingga bersih
Atapnya satu dibawa pergi
Tatap mataku wahai kekasih
Cintaku satu tak terbagi – bagi.

67. Salju mendera di seberang kota
Ibu berduet dengan Bang Roma
Cintaku bukan sembarang cinta
Cintaku awet dan tahan lama.

68. Siapa suka menggoreskan tinta
Pasti sering menggambar bendera
Siapa suka permainkan cinta
Pasti nanti hidupnya sengsara.

69. Bertudung cantik mata memikat
Melirik senyuman memukau semua
Wahai cantik saya terpikat
Bolehkah tahu siapa namanya?

70. Anak ikan main di paya
Banyak berudu tiada induknya
Tolong katakan kepada saya
Kalau rindu apa obatnya?

71. Dari mana hendak ke mana
Dari Inggris ke banda Cina
Kalau boleh abang bertanya
Adik manis siapa yang punya?

72. Di pagi hari makan pepaya
Lebih enak ditambah ayam
Bila tak jumpa dengan si dia
Hatiku murung tidaklah tentram.

73. Negeri indah namanya Nusantara
Terbentang luas di samudera
Mari kita duduk di bahtera
Bahtera indah berkayuh asmara.

74. Hujan turun langit kelabu
Dingin malam meminum jamu
Biar batu menjadi debu
Aku tetap sayang padamu.

75. Kue cucur dijual di kota
Campur keju, putih warnanya
Hatiku hancur karena cinta
Maukah engkau jadi obatnya.

76. Jual kemeja tak laku-laku
Karena preman sering mengganggu
Beribu insan yang mendekatiku
Hanya dirimu yang aku tunggu.

77. Ambil kelapa di pohon randu
Beli kurma pergi ke Serang
Pada siapa aku merindu
Jika bukan padamu seorang.

78. Beli perban di Amerika
Merah warnanya terkena tinta
Jika berkorban tanpa logika
Maka namanya budak cinta.

79. Prajurit berjalan di atas jurang
Berkicau keras burung kutilang
Dari dulu hingga sekarang
Cinta hakiki tak pernah hilang.

80. Jalan – jalan ke kota ratu
Beli roti berisi bulu
Mari cantik kita bersatu
Menjalin cinta di depan penghulu.

81. Sebatang kayu ditutup benalu
Benalu merah dari kota Bengkulu
Jika patah hatimu telah berlalu
Ku kan ajak engkau ke penghulu.

82. Ada itik jarang dibelai
Warnanya putih di atas balai
Dinda cantik lembut gemulai
Mata melirik, aku pun terkulai.

83. Ke kebun membawa paku
Sampai disana melihat kawat
Assalamu’alaikum bidadariku
Jangan lupa makan dan istirahat.

84. Langit biru terlihat sendu
Warna ungu berubah semu
Jarak jauh tumbuhkan rindu
Ingin selalu dekat denganmu.

85. Pita merah jatuh di jalan
Tinggal satu di dalam rantang
Cintaku indah bagai rembulan
Dipagari dengan bintang gemintang.

86. Ke Padang membeli rendang
Dagingnya empuk dicampur udang
Dari awal beradu pandang
Senyum manismu buatku berdendang.

87. Datang ke pasar bawa kuali
Dibeli tujuh sama Pak bupati
Saat berjumpa pertama kali
Cinta langsung mekar di hati.

88. Sambal balado enak dimakan
Cuci piring di bawah jembatan
Entah jodoh atau pun bukan
Mari awali dengan persahabatan.

89. Depan rumah tanam lempuyang
Tanahnya keras agak berantakan
Di dalam hati sejuta sayang
Bibir pun berat untuk diucapkan.

90. Jari tangan jumlahnya lima
Jari telunjuknya buat bertanya
Aku dan kamu hidup bersama
Sekarang, esok dan selamanya.

91. Tutup jendela pintu dikunci
Hendak tidur karena letih
Cintaku ini selalu suci
Meski rambutku telah memutih.

92. Jalan kota banyak tiangnya
Bawa kuda mesti bertiga
Kuberikan cinta seutuhnya
Seluruh jiwa dan raga.

93. Petik setangkai daun selasih
Rebus sebentar hingga mendidih
Dengarlah oh sang kekasih
Bila kau jauh, hatiku sedih.

94. Tak selalu jalannya rata
Kadang berliku di persimpangan
Memang tak pandai merangkai kata
Namun ku punya banyak kesetiaan.

95. Jalan berliku beralas papan
Tempat mobil main balapan
Masa depanku tiada harapan
Bila kau jauh dari dekapan.

96. Buah mangga buah kweni
Buah pisang dicuri rusa
Mohon terima cintaku ini
Kalau tidak, pedih terasa.

97. Senja hari terasa sendu
Banyak orang ingin bertamu
Mengapa hatiku lagi merindu
Padahal tadi baru bertemu.

98. Kanan kiri berliku-liku
Demi mencari sebatang bambu
Kamu adalah puisiku
Terpatri indah di dalam qalbu.

99. Apa tanda rumah lokananta
Semua mewah terlihat baru
Apa tanda tumbuhnya cinta
Terasa di dada ada cemburu.

100. Mata ngantuk tandanya malam
Minum susu dicampur madu
Dari lubuk hatiku yang dalam
Aku terjatuh cinta pada dirimu.


Tinggalkan komentar