5 Peluang Usaha Ternak Serangga Paling Menguntungkan


Apa saja jenis serangga yang bisa dikembangbiakkan menjadi usaha peternakan. Bagaimana cara sukses menjalankan bisnis peternakan? Berbicara mengenai peternakan serangga, maka satu jenis serangga yang umum dijadikan sebagai sumber penghasilan utama bagi para petani adalah serangga lebah madu. Hasil produksi madu memang sangat menggiurkan karena harga madu asli yang cukup tinggi. Bahkan di kota-kota besar, satu liter madu asli bisa dibandrol dengan harga setengah juta rupiah.

Namun, untuk budidaya ternak lebah, memang memerlukan lokasi dan  lahan yang cukup luas serta keterampilan khusus. Nah, jika kita ngobrol tentang bisnis budidaya peternakan serangga, ternyata ada sejumlah serangga yang bisa dijadikan sebagai lahan bisnis yang menguntungkan, dan tentunya masih sedikit saingan (kompetitor).

Lalu, apa saja peluang usaha peternakan serangga yang patut dipertimbangkan untuk dibudidayakan di tahun ini? Inilah 5 usaha peternakan serangga yang prospektif dan profitable.

1. Usaha Budidaya Kecoa Madagaskar

kecoa madagaskarAnda tentu setuju jika kecoa identik dengan kotor dan berbau. Kebanyakan orang mungkin merasa jijik dan enggan bersentuhan dengan serangga yang sering kita temukan di kamar mandi, toilet, pojok dapur, atau di dalam gudang ini. Namun hal ini agak berbeda dengan kehidupan kecoa Madagaskar. Dalam keluarga kecoak, Kecoa Madagaskar merupakan jenis kecoa terbesar di muka bumi, dan senang dengan habitat hidup yang lebih bersih.

Ukuran tubuh kecoa yang bernama latin Gromphadorhina portentosa tersebut bisa mencapai panjang 8 cm sampai 12 cm. Karena sering menimbulkan suara, kecoak ini juga dikenal dengan sebutan hissing cockroach atau kecoa berdesis. Dalam kehidupan adaptasi liar, desis nyaring yang dihasilkan tersebut merupakan senjata andalan untuk mengejutkan dan mengusir para pemangsanya.

Sesuai dengan namanya, serangga ini kebanyakan hidup dan ditemukan di hutan Madagascar dengan masa hidup mencapai usia 3 tahun. Kemampuan adaptasinya yang cukup baik dalam berbagai lingkungan habitat baru membuat kecoa madagaskar bisa dipelihara dan dibudidayakan dalam berbagai kondisi dan cuaca. Tidak seperti saudaranya yang lain, Kecoa Madagaskar suka hidup di lingkungan kering yang tidak berbau. Ukuran tubuhnya yang besar sering dijadikan sebagai media dalam perfilman.

Di kota Surabaya, ada banyak orang yang mulai membudidayakan dan menternakkan kecoa madagaskar. Selain dijadikan sebagai hewan peliharaan, kecoa yang memiliki tubuh berwarna hitam dan cokelat ini juga bisa bermanfaat buat pakan beberapa hewan peliharaan seperti reptil, tarantula, ikan dan lain-lain. Hal ini karena kecoa memiliki kandungan protein tiga kali lebih tinggi dari jangkrik.

Pemeliharaan dan perawatan serangga ini tidaklah terlalu sulit. Jenis makanan yang perlu disediakan cukup mudah didapat, seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan kucing atau anjing. Dalam satu kali reproduksi, seekor betina kecoa Madagaskar tersebut bisa menghasilkan sekitar 20-60 ekor anakan kecoa.

Meskipun serangga ini bukanlah binatang asli Indonesia, namun menangkarkan kecoa Madagaskar (Gromphadorhina portentosa) di kawasan beriklim tropis ini tidaklah terlalu sulit. Kecoa asal Amerika Serikat ini memiliki gerakan yang lebih lambat dari kecoa yang ada di Indonesia, sehingga menjadi lebih mudah untuk ditangani.

Dalam pengembangbiakannya, kecoa madagaskar bisa ditangkarkan dengan membuat kandang dari terrarium atau akuarium khusus untuk reptil, atau bisa juga dengan kontainer plastik. Beragam media dapat anda gunakan untuk tempat tinggalnya, misalnya pasir atau serbuk kayu. Bisa juga dengan menambahkan sepotong kayu ke dalam kandang sebagai tempat persembunyiannya.

Satu ekor kecoa Madagaskar yang telah dewasa dibandrol dengan harga 25 ribu hingga 30 ribu rupiah, sehingga cukup menjanjikan sebagai lahan bisnis bagi Anda yang ingin memelihara atau mengembangbiakkan hewan asal Madagaskar ini.

2. Usaha Budidaya Semut Jepang

semut jepangSelain kecoa madagaskar yang berasal dari hutan Madagaskar, peluang usaha serangga yang juga menguntungkan adalah semut Jepang. Sesuai dengan namanya, semut jepang memang berasal dari Jepang dengan nama latin Tenebrio Molitor. Ia merupakan jenis serangga yang lebih mirip dengan kumbang. Adapun beberapa perbedaan dari semut Jepang dibandingkan semut spesies lainnya yakni memiliki badan yang keras, bersayap namun tak bisa terbang, suka reproduksi, hidup secara berkelompok, dan bukan hewan kanibal.

Hal yang paling diunggulkan dari Semut Jepang adalah khasiatnya untuk kesehatan. Meskipun belum banyak penelitian ilmiah mengenai semut jepang, banyak orang percaya bahwa serangga ini bisa dijadikan obat herbal untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti diabetes, asam urat, kolesterol, hingga penyakit jantung. Bahkan beberapa orang percaya bahwa mengkonsumsi semut jepang secara teratur dapat meningkatkan vitalitas kehidupan berumah tangga.

Membudidayakan ternak semut jepang tidaklah terlalu sulit. Cukup dibiarkan berkembang biak di dalam suatu wadah sederhana, misalnya dalam toples kaca yang diisi dengan kapas sebagai media rumah bagi koloni semut jepang. Jenis makanan yang bisa diberikan juga cukup mudah didapat, yakni ragi tape. Berdasarkan pengalaman beberapa peternak, diketahui bahwa dari 10 ekor semut jepang yang diternakkan dapat berkembang biak menjadi sekitar 200an ekor dalam waktu 2 bulan.

Pemberian pakan bisa dilakukan seminggu sekali dengan tiga butir ragi tape. Kalau budidaya anda ingin cepat berkembang dan menghasilkan maka disarankan untuk membeli bibit semut jepang lebih banyak, sehingga dapat dipanen 2 bulan berikutnya.

Harga satu ekor semut jepang saat ini di pasaran antara 10 ribu hingga 50 ribu rupiah per ekor. Sebuah harga yang cukup fantastis untuk satu ekor semut. Hal tersebut lebih disebabkan sulitnya memperoleh semut ini. Cara mengkonsumsi semut jepang dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan diseduh dalam air panas atau dimakan dengan memasukkannya ke dalam kulit kapsul.

3. Usaha Budidaya Ternak Jangkrik

ternak jangkrikJangkrik atau cangkerik merupakan salah satu serangga nocturnal (keluar malam) yang pastinya tak asing lagi bagi kita. Dalam ilmu taksonomi makhluk hidup, jangkrik termasuk dalam keluarga Gryllidae yang bisa memakan segalanya (omnivora). Sejak dulu, jangkrik sering diternakkan untuk berbagai alasan, misalnya untuk binatang aduan, untuk pakan burung, hingga dimanfaatkan sebagai bahan kuliner.

Bahkan kini, dengan berbagai hasil riest penelitian, tubuh jangkrik juga digunakan untuk bahan industri seperti kosmetik dan obat-obatan. Jangkrik mengandung senyawa sistein yang bermanfaat dalam membantu pembentukan zat antioksidan alami. Dalam tubuh jangkrik juga terdapat asam amino, asam lemak dan protein yang dapat digunakan sebagai bahan farmasi, jamu, sumber makanan, dan pakan ternak.

Untuk beternak jangkrik, anda bisa memulainya dengan membuat kandang berupa kotak kerdus dengan ukuran 100cm x 60cm x 30cm. Pada bagian samping dan atas kardus dilobangi kecil-kecil sebagai ventilasi udara dan pencahayaan. Sarana pendukung lainnya yang juga perlu disediakan adalah rumpon sebagai media persembunyian yang terbuat dari daun-daun/kertas kering, dan sarana tempat minum berupa spons atau wadah kecil yang lebar.

Dalam kandang kotak tersebut, jangkrik-jangkrik jantan dan betina dibiarkan hidup alami. Setelah terjadi perkawinan, maka beberapa hari kemudian induk betina akan menetaskan telur. Untuk membantu menetaskan telur, para peternak memakai berbagai metode, antara lain metode alami, metode buatan dengan kain halus, media pasir, stoples, atau dengan bantuan spons.

Pada metode alami, tempat bertelur jangkrik dari kandang penangkaran langsung dipindahkan ke dalam kandang penetasan. Sementara pada metode dengan pasir, telur dipindahkan (ditaburkan) ke dalam bak pasir yang tebal pasirnya sekitar 3 cm, kemudian setelah pemindahan telur tersebut, telur ditaburi dengan pasir tipis sebagai penghangat suhu.

Setelah proses penetasan sukses, maka tahap selanjutnya adalah pembesaran ternak jangkrik, yakni upaya pemeliharaan agar pertumbuhan jangkrik bisa optimal, sehingga jika ditimbang atau dijual per kilonya menjadi lebih banyak.

Setelah anak jangkrik berumur 1-2 minggu, mereka bisa diberikan pakan berupa sayur-sayuran muda, dan selanjutnya adalah pakan berupa tepung dari jagung, palawija, dsb. Hal lain yang wajib diperhatikan adalah kontrol suhu ruangan. Suhu yang baik untuk jangkrik adalah 30°-37°C. Bila kondisi udara lebih dingin, maka dibantu dengan lampu 5 watt di sekitar kandang.

Dalam kegiatan pemasaran, ternak jangkrik bisa dijual setelah berumur 1-1,5 bulan. Jangkrik umumnya dipasarkan ke peternak-peternak unggas (burung) dengan harga sekitar 30-60ribu rupiah per kilogram. Selain itu, jangkrik dapat diolah menjadi tepung untuk dijual ke produsen jamu dan kosmetik, atau berkreatifitas seperti sekelompok masyarakat di Kamboja yang mengolahnya menjadi makanan ringan (snack) yang lezat.

4. Usaha Budidaya Cacing Sutra

cacing sutraSalah satu usaha peternakan hewan molusca yang banyak dilirik saat ini adalah budidaya cacing sutra. Binatang melata ini dijadikan sebagai pakan bergizi bagi ikan-ikan piaraan. Budidaya cacing sutra merupakan peluang usaha yang cukup potensial mendatangkan keuntungan besar, terutama di wilayah-wilayah yang banyak terdapat usaha budidaya ikan. Cacing Sutra memiliki bahasa ilmiah Tubifex sp , merupakan jenis cacing kecil yang habitatnya di daerah air tawar.

Tubuhnya yang beruas-ruas membuat ia digolongkan dalam keluarga Nematoda. Cacing Sutra juga dikenal dengan sebutan cacing rambut atau cacing darah. Panjang tubuh cacing sutra hanya sekitar 1-3 cm dan tubuhnya berwarna agak kemerah-merahan. Bagi ikan piaraan, cacing sutra merupakan jenis makanan alami yang sangat bergizi, sehingga berperan bagus bagi pertumbuhan ikan. Cacing Sutera merupakan jenis binatang yang berkelamin ganda (hermaprodit) dengan proses perkembangbiakan secara bertelur. Daur hidup cacing ini mulai dari telur hingga menjadi dewasa dan bertelur sekitar 50-60 hari.

Dalam memulai usaha peternakan cacing sutra, bibit cacing bisa diperoleh dengan cara mengambil langsung di alam, seperti selokan dan kolam-kolam tanah atau membeli di toko-toko pakan ikan. Media yang digunakan untuk budidaya dan mengembangbiakkan cacing sutra umumnya berupa kolam kubangan lumpur dengan ukuran 1mx2m atau 2mx4m yang memiliki kedalaman 40-50cm. Kolam sebaiknya dilengkapi dengan alur sirkulasi air. Kubangan tersebut kemudian diberi petak-petak kecil seukuran 20cm x 20cm dengan tinggi sekat 15 cm.

Langkah selanjutnya adalah membuat lumpur. Agar lumpur mengandung banyak nutrisi untuk kehidupan cacing sutra maka harus diberi pupuk. Lahan (kubangan) diberi pupuk berupa dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200gr per meter persegi atau bisa juga menggunakan pupuk kandang (kotoran kering unggas) sebanyak 300 gr setiap meter persegi.

Langkah berikutnya adalah merendam lahan dengan air dengan ketinggian 5-7 cm. Perendaman dilakukan selama 4-5 hari. Kemudian tambahkan lumpur halus setinggi 5-7 cm secara merata, dan isi air hingga ketinggian air sekitar 5 cm di atas permukaan lumpur. Biarkan mengendap selama 1-2 hari. Kemudian pada kolam kubangan yang berukuran 1m x 2m diisi bibit cacing sutra sebanyak 1/2 liter.

Tahap berikutnya adalah proses pemeliharaan ternak yang terdiri pemberian makanan berupa dedak halus atau bahan organik lainnya yang dapat ditebarkan 2-3 hari sekali. Jangan lupa lakukan sirkulasi air minimal seminggu sekali. Panen cacing sutra dapat dilakukan enam minggu setelah penebaran bibit, dan selanjutnya dipanen setiap dua minggu sekali.

Untuk memasarkan hasil budidaya cacing sutra , anda harus pro aktif menawarkan ke petani ikan dan juga para pengusaha pakan ikan. Dengan ukuran kolam 3mx5m, anda bisa menghasilkan panen cacing sutra sebanyak 40-60 liter, dimana harga satu liter cacing sutra sekitar Rp 30.000,- sehingga sekali panen dapat beromzet 1,5 juta rupiah. Dalam sebulan biasanya 2 kali panen, dan ini menjadikan penghasilan bruto per bulan rata-rata sebesar 3 jutaan rupiah untuk 1 kolam saja.

5. Usaha Budidaya Ulat Hongkong

ulat hongkongSelain keempat ternak serangga dan cacing yang telah disebutkan di atas, peluang usaha peternakan yang juga menguntungkan dan masih minim persaingan adalah budidaya ulat hongkong atau Meal Worm. Ulat ini merupakan bagian dari siklus hidup serangga Tenebrio Molitor. Dalam daur hidup Tenebrio Molitor, serangga yang berwarna hitam tersebut mengalami metamorfosis dari telor – larva – kepompong (pupa) dan serangga.

Pada tahap sebagai larva tersebut dikenal sebagai ulat Hongkong. Dengan panjang tubuh sekitar 2-3 cm, ulat Hongkong merupakan pakan bergizi sebagai extra fooding untuk ternak unggas, terutama burung. Jika di wilayah anda banyak pecinta burung dan pasar burung, maka budidaya ulat hongkong merupakan peluang bisnis yang cukup potensial mendatangkan rupiah.

Dalam merintis bisnis peternakan ulat hongkong, ada beberapa hal perlu disiapkan, antara lain:

  • Kandang (tempat tinggal) pemeliharaan yang bisa dibuat dari papan triplek atau kotak berbahan plastik. Untuk menghindari serangan tikus atau semut serta 95%, bangunan secara keseluruhan dibuat permanen dengan tertutup. Suhu ruangan yang baik untuk pengembangbiakan ulat hongkong berkisar antara 28-30°C.
  • Media pemeliharaan sebagai tempat pertumbuhan, terdiri dari campuran ampas tahu kering dan dedak halus (polard).
  • Serangga Tenebrio Militor. Anda juga bisa menggunakan larvanya sebagai bibit awal. Diperoleh dari peternak sejenis atau menangkap langsung di alam.
    Pakan ulat hongkong, yaitu limbah sayuran berair.

Setelah media pemeliharaan, peralatan dan bibit tersedia, maka kegiatan pembudidayaan siap dimulai. Letakkan beberapa indukan serangga Tenebrio pada kadang pengembangbiakan agar mereka melakukan perkawinan untuk menghasilkan telur. Jumlah induk sekitar 250 gr tiap kotak peti. Taruh kapas pada alas kotak peti sebagai media peletakan telur serangga. Biasanya kapas telah berisi telur setiap minggu, jadi ganti seminggu sekali kapasnya. Letakkan pada kotak lain agar dapat menetas menjadi larva ulat hongkong yang siap jual. Agar ukuran ulat hongkong menjadi besar dan gemuk, maka larva harus diberikan banyak makanan.

Bahan pakan yang diberikan berupa limbah dapur seperti sayuran, mentimun, buah pisang dan lainnya. Begitu juga dengan induknya. Harga 1 kg ulat hongkong berkisar 20.000 – 30.000 rupiah. Demikian sekilas tentang usaha budidaya Ulat Hongkong yang menurut stigma sebagian orang adalah menjijikan namun sebenarnya cukup menjanjikan. * Terima kasih telah membaca artikel ini. Jika bermanfaat, jangan lupa share di media sosial, seperti Facebook dan Twitter.


Tinggalkan komentar