5 Penyebab MySpace Gagal di Kancah Media Sosial


akun myspace

Jika Anda dari kelompok Gen Y atau Generasi Y yang lahir dari 1981-1994, Anda mungkin telah atau pernah membuat akun MySpace. Di masa itu, memiliki akun MySpace adalah seperti sebuah keharusan bagi orang-orang yang telah mengenal dunia internet, sama seperti halnya Facebook saat ini. Meskipun ada platform media sosial sebelumnya seperti Friendster, popularitas MySpace melampaui semua pesaing lain dan memonopoli dunia media sosial pada saat itu.

MySpace adalah situs jejaring media sosial online terbesar di tahun 2000-an. Pada puncaknya, sekitar 75 juta pengguna baru mendaftar ke MySpace dalam sebulan. Dan jika Anda tertarik untuk membuat akun MySpace, Anda bisa mendaftar melalui link: https://myspace.com/signup

Namun, mengapa platform sebesar MySpace menjadi tenggelam dan hampir tidak dapat dikenali oleh generasi sekarang ini? Berikut adalah lima alasan mengapa MySpace menemui kegagalan dalam persaingan di ranah bisnis digital media sosial.

1. Tidak mengikuti perkembangan pengguna

MySpace diluncurkan untuk menarik Generasi Y yang saat itu masih remaja hingga awal 20-an. Pengguna internet saat itu masih dalam tahap belajar bagaimana media sosial bekerja.

Pada tahun 2005 ketika MySpace mencapai puncaknya, ratusan juta remaja menulis biodata dan mengunggah foto di halaman mereka. Profil MySpace juga dapat diubah dari segi warna, latar belakang dan berbagai fungsi lainnya sesuai selera masing-masing.

Pengguna juga dapat mengunggah lagu favorit dan berteman dengan band atau penyanyi favorit mereka melalui MySpace. Fitur-fiturnya sangat serasi dengan jiwa remaja saat itu.

Saat Generasi Y semakin bertambah usia dan dewasa, selera mereka juga berubah, tetapi MySpace masih tetap sama. Kegagalan ini menyebabkan pengguna asli pindah ke Facebook yang terlihat lebih ringkas dan dewasa.

2. Kurangnya inovasi

Untuk berhasil di bidang yang selalu berubah, Anda perlu berinovasi. Itu adalah hal terpenting yang hilang di MySpace sehingga menyebabkan penurunan mendadak.

Berbeda dengan Facebook yang selalu berusaha beradaptasi dengan situasi saat ini. Facebook selalu beradaptasi berdasarkan lingkaran teman pengguna, apa yang mereka sukai dan permainan yang dimainkan di web.

Berbeda dengan MySpace. Apakah Anda memiliki satu atau seribu teman, MySpace akan tetap bekerja dengan cara yang sama. Meskipun melalui pembaruan dan beberapa desain ulang selama lima tahun terakhir, MySpace masih beroperasi dengan cara yang sama ketika pertama kali diluncurkan.

MySpace juga gagal menggunakan teknologi seperti Ajax yang memungkinkan pengguna mengirim pesan tanpa membuka jendela browser baru, mengimpor daftar teman melalui email dan pesan instan. Facebook berhasil melakukan ketiganya.

3. Lari dari tujuan semula

Mantan kepala eksekutif MySpace, Mike Jones, mengakui bahwa situs tersebut bukan lagi jejaring sosial, melainkan “tujuan hiburan sosial”. MySpace yang awalnya dibangun untuk tujuan jejaring sosial namun mulai berubah arah ketika gagal bersaing dengan media sosial lain yang sedang berkembang.

Jones menekankan lagi, sebuah merek harus beradaptasi dengan perubahan di pasar mereka daripada memutuskan untuk mengubah pasar untuk mengikuti mereka. MySpace mengubah arah mereka ke musik dan hiburan.

MySpace mulai dibanjiri profil band dan penyanyi yang mempromosikan diri. Akhirnya, banyak pengguna MySpace lebih fokus pada daftar lagu favorit di profil mereka daripada biodata atau diri mereka sendiri.

4. Penuh birokrasi

Selama masa kejayaannya pada tahun 2005, MySpace dibeli oleh News Corporation milik Rupert Murdoch seharga USD 580 juta. News Corporation telah berjanji untuk tidak ikut campur dan tidak akan mengubah apa pun di MySpace. Namun, kenyataannya berbeda.

Menurut Sean Percival, mantan Wakil Presiden Pemasaran Online MySpace, pembelian itu juga disertai dengan kebijakan perusahaan. Saat itulah semua keputusan tidak lagi semudah dulu.

Perubahan apa pun yang akan dibuat perlu didiskusikan, melalui proses persetujuan yang memakan waktu dan presentasi ke presentasi yang menghambat hasil. Percival menyamakan situasi dengan mengendarai mobil sport berkecepatan tinggi (MySpace) di jalan yang penuh persimpangan (birokrasi).

5. Banyak iklan

Setelah MySpace diakuisisi oleh Rupert Murdoch, ada tekanan tinggi untuk menghasilkan keuntungan. Akibatnya, MySpace dibanjiri iklan yang mengganggu.

Banyak iklan dari situs yang meragukan yang meminta pengguna untuk mendaftar kartu kredit dan berbagai layanan lainnya. Berbagai cara dilakukan untuk menghasilkan pendapatan untuk memenuhi target yang tidak masuk akal dari News Corporation.

Kebebasan kreatif staf MySpace juga dibatasi karena terlalu memikirkan cara selanjutnya untuk menghasilkan keuntungan. Situasi ini menyebabkan kegagalan MySpace untuk memahami keinginan pengguna dan menyebabkan pengguna hijrah ke platform lain seperti Facebook (pada waktu itu masih lagi bebas iklan).
Sumber: iluminasi.com


Tinggalkan komentar