3 Rahasia Psikologi Harga yang Diterapkan Apple Inc


logo apple

Apa yang membuat produk Apple sukses di pasaran? Bagaimana strategi psikologi harga yang diterapkan oleh perusahaan Stave Jobs ini? Apple Inc, adalah sebuah perusahaan raksasa di bidang teknologi mobile. Bagi anda penggemar smartphone, tentu telah mengenal dengan baik produk ponsel premium yang diberi label iPhone. Perusahaan yang didirikan mendiang Stave Jobs ini telah banyak melahirkan beragam gadget canggih, seperti iPod, iPad, iWatch, dan komputer jinjing iMac.

Berbekal kualitas premium dan penyematan teknologi terkini, membuat produk-produk gawai Apple selalu menjadi idola dan ikon gadget dunia. Meskipun harga jual yang dibanderol setiap produk Apple sangat mencekik leher, namun itu tak menyurutkan keinginan banyak orang untuk membeli produknya.

Bahkan saking maniaknya dengan berbagai produk yang dikeluarkan Apple, terutama iPhone, membuat banyak orang rela menabung, mencicil, atau bertindak diluar nalar hanya demi memiliki gadget terbaru buatan Apple tersebut. Dulu pernah viral di dunia maya, seorang gadis muda yang menawarkan “kevirginannya” untuk ditukar dengan iPhone terbaru. Ada juga yang memberi syarat mas kawin pernikahan dengan gadget iPhone terbaru.

Meskipun banderol harga yang ditetapkan Apple cukup menguras kantong, namun banyak orang yang tersihir dengan kualitas produknya. Pihak perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat tersebut menerapkan beragam strategi untuk mendongkrak penjualan. Mereka juga menggunakan psikologi harga yang didesain untuk menjaring banyak konsumen. Lalu, seperti apakah strategi psikologi harga yang dibuat Apple?

1. Strategi Rahasia Menggunakan Angka 9

harga iphone terbaruTak peduli, berapa pun harga jual produk Apple, pasti akan berakhir dengan angka 9. Misalnya iPhone 7 dan iPhone 7 Plus dilaunching dengan banderol harga $649 dan $769 atau dalam mata uang Euro 599 dan 719. Strategi yang sama juga dikabarkan akan digunakan saat peluncuran iPhone 8. Taktik psikologi harga ini dapat memberi kesan harga yang tidak terlalu tinggi. Strategi psikologi harga macam ini sudah lumrah digunakan oleh para pemilik toko swalayan.

2. Taktik Anchoring atau Jangkar Produk

Maksudnya, Apple setiap meluncurkan produk terbaru selalu disediakan beragam versi dengan varian harga yang berbeda. Misalnya, beda harga iPhone 7 dengan iPhone 7 Plus adalah 1,5 juta rupiah. Kenapa harus bayar lebih mahal 1,5 juta rupiah, hanya dapat layar yang lebih besar saja. Untuk orang yang berpikiran demikian, tentu iPhone 7 adalah pilihan terbaiknya. Tapi bagi mereka yang berpandangan lain, tentu beda 1,5 juta rupiah pada iPhone 7 Plus berarti akan mendapatkan kualitas yang lebih baik. Cara ini bagi Apple akan memberikan kesempatan bagi konsumen untuk memilih produk Apple yang sesuai dengan kondisi dan minatnya.

Varian harga ini juga bisa membantu mendongkrak penjualan untuk seri harga yang lebih murah. Cara ini mungkin seperti yang dipaparkan pada artikel yang diterbitkan oleh The Wall Street Journal.

Sebuah perusahaan menjual mesin pembuat roti dengan harga $ 275. Grafik penjualan ternyata tak mengembirakan.

Ketika mereka menjual sejenis lagi mesin pembuat roti dengan harga $429, ternyata penjualan mesin $275 naik hampir 2 kali lipat. Apa yang terjadi? Mereka jual pakai katalog. Dalam katalog tu sebelah gambar mesin dengan harga $275 dan sebelah lagi gambar mesin dengan harga $429. Pelanggan mereka mungkin berpikir.

“Aku tak terlalu dalam hal mesin-mesin ini. Tapi kalau aku bisa beli mesin yang lebih rendah harganya tapi fungsinya hampir sama, maka itu lebih bijak.”

3. Barang Baik Pastilah Mahal

hp appleImage yang umum melekat di masyarakat adalah Harga Mahal = Barang Bagus.

“Kami tidak pernah memiliki tujuan untuk menjual telepon murah. Tujuan utama kami adalah untuk menjual ponsel besar dan memberikan pengalaman hebat”, Tim Cook (CEO).

Harga produk Apple bisa dikatakan mencekik leher, namun kenapa produk dengan harga mahal tersebut masih mendapat tempat di hati konsumen? Kuncinya adalah produk yang berkualitas premium yang membuat konsumen menjadi puas.

Hal ini ibarat bisnis restoran di New York. Ada dua kelompok pelanggan. Separuh pelanggan diminta bayar dengan harga $4, separuh lagi $8 dengan tambahan makanan Italia. Selesai makan, pelanggan yang membayar dengan harga $8 merasa lebih puas dengan makanan mereka dibandingkan yang bayar $4. Kesimpulan? Mahal = sedap / bagus / berkualitas.

Nah, demikianlah tiga strategi psikologi harga yang dipakai oleh perusahaan yang memiliki kas sebesar $ 237.6 miliar tersebut. Setelah anda tahu sekilas tentang psikologi harga, bolehlah digunakan pada strategi bisnis anda. Yang terpenting, setiap pilihan harus diuji. Seperti kata pepatah, tidak ada satu sepatu yang bisa muat pada semua kaki.


Tinggalkan komentar