Struktur Teks Eksposisi dan Contoh Artikelnya


struktur teks eksposisi

Apa saja struktur teks eksposisi? Bagaimana ciri-ciri teks eksposisi yang benar? Adakah contoh artikel yang menggunakan pemaparan dengan struktur eksposisi? Kita telah mengenal 5 jenis karangan, yakni karangan deskripsi (penggambaran), narasi (berdasarkan urutan waktu), argumentasi (pendapat dan argumen), persuasi (ajakan), dan eksposisi (pemaparan lebih rinci).

Nah, pada artikel kali ini akan dipaparkan secara khusus tentang teks eksposisi, mulai dari definisi (pengertian), struktur teks eksposisi, hingga contoh artikel yang termasuk teks eksposisi.

Pengertian dan Definisi Teks Eksposisi

Eksposisi atau exposition berasal dari kata expose (Inggris) yang artinya membuka, membongkar atau menyingkap lebih jelas. Nah, teks eksposisi artinya sebuah teks atau artikel yang mengandung informasi atau penjelasan-penjelasan dengan gaya yang singkat, padat, akurat dan mendalam. Contoh-contoh tulisan eksposisi adalah berita di koran dan petunjuk penggunaan.

Struktur Teks Eksposisi

Struktur teks eksposisi terdiri dari tiga bagian utama, yakni tesis, argumentasi, dan penegasan ulang.

  1. Pernyataan Pendapat (tesis)
    Merupakan bagian teks yang menguraikan pernyataan pendapat awal (tesis) sang penulis atau prediksi penulis tentang sebuah permasalahan yang berdasarkan fakta. Bagian ini juga biasa disebut sebagai bagian pembuka.
  2. Argumentasi
    Merupakan bagian yang memaparkan beragam alasan dan fakta yang dapat memperkuat argumen atau pendapat penulis, baik itu untuk memperkuat ataupun menolak suatu gagasan.
  3. Penegasan Ulang Pendapat
    Penegasan Ulang Pendapat atau reiteration adalah bagian yang berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi.

Ciri Ciri Teks Eksposisi

Teks atau pengembangan paragraf yang berupa teks eksposisi memiliki ciri atau karakteristik tertentu, antara lain:

  • Bersifat objektif dan netral
  • Disertai dengan data-data yang akurat
  • Disajikan dengan lugas dan bahasa yang baku
  • Menjelaskan informasi-informasi pengetahuan
  • Menggunakan fakta-fakta sebagai alat konkritisasi dan kontribusi
  • Gaya bersifat informatif yang mengajak
  • Tidak memihak atau tidak memaksakan kemauan dari penulis terhadap pembacanya.
  • Paragraf eksposisi umumnya menjawab tentang askadimega atau pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana.

Tujuan Teks Eksposisi

Tujuan teks eksposisi adalah untuk memaparkan atau menjelaskan informasi-informasi tertentu sehingga pengetahuan para pembaca bertambah dan akan mendapatkan wawasan secara rinci dari suatu hal atau kejadian.

Jenis jenis Teks Eksposisi

Teks eksposisi terbagi menjadi 9 jenis, yakni: teks eksposisi definisi, berita, ilustrasi, proses, analis, klasifikasi, perbandingan, dan pertentangan, serta laporan.

  • Teks Eksposisi Definisi adalah suatu paragraf eksposisi yang memaparkan definisi suatu topik tertentu.
  • Teks Eksposisi Berita memberikan informasi dari suatu kejadian, sering dijumpai dalam berita atau surat kabar.
  • Teks Eksposisi Ilustrasi adalah teks yang memaparkan informasi atau penjelasan-penjelasan tertentu dengan caranya memberikan gambaran yang sederhana mengenai suatu topik dengan topik lainnya yang memiliki kesamaan sifat atau kemiripan dalam hal-hal tertentu.
  • Teks Eksposisi Proses berisi tentang langkah-langkah atau cara-cara untuk melakukan sesuatu dari awal hingga akhir.
  • Teks Eksposisi Analisis memaparkan proses memisahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa sub-bagian, Kemudian melakukan pengembangan secara berurutan.
  • Teks Eksposisi Klasifikasi memiliki gagasan utama yang dapat dikelompokkan ke dalam suatu group atau kelas.
  • Teks Eksposisi Perbandingan menerangkan ide atau gagasan pada kalimat utama dengan metode perbandingan.
  • Teks Eksposisi Pertentangan berisi pertentangan antara sesuatu obyek dengan obyek yang lain. biasa menggunakan frasa penghubung “meskipun begitu, akan tetapi, sebaliknya.”
  • Teks Eksposisi Laporan adalah paragraf eksposisi yang mengemukakan laporan dari sebuah berita atau penelitian tertentu.

Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi

Yang dimaksud dengan unsur kebahasaan dalam teks eksposisi adalah kaidah atau ciri kebahasaan yang digunakan untuk menyusun atau membuat teks eksposisi. Unsur kebahasaan yang ada pada teks eksposisi adalah menggunakan pronomina, konjungsi dan memakai kata leksikal.

a. Menggunakan Pronomina

Pronomina adalah kata ganti untuk menggantikan orang, benda atau nomina yang dapat digunakan terutama pada saat pernyataan pendapat pribadi diungkapkan. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam :

  1. Pronomina Persona (kata ganti orang), baik persona tunggal ataupun jamak. Persona tunggal contohnya: ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-. Persona jamak contohnya: kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
  2. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang), baik itu pronomina petunjuk maupun penanya. Pronomina penunjuk, contohnya: ini, itu, sini, situ, sana. Dan pronomina penanya contohnya: apa, mana, siapa.

b. Menggunakan Konjungsi

Konjungsi atau kata penghubung digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Suatu jenis konjungsi atau kata hubung dapat diaplikasikan dengan menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang saling berkorelasi. Dengan demikian akan membentuk koherensi antarkalimat.

Dapat pula dikombinasikan dengan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks sehingga tercipta keharmonisan makna maupun struktur. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi:

1. Konjungsi waktu, contohnya: sesudah, setelah, lalu, sebelum, setelah itu, kemudian
2. Konjungsi gabungan, contohnya: serta, dan, dengan
3. Konjungsi pertentangan, contohnya: akan tetapi, tetapi, namun, melainkan, sedangkan
4. Konjungsi pilihan, contohnya: atau
5. Konjungsi perincian, contohnya: adalah, yaitu, ialah, antara lain, yakni
6. Konjungsi persyaratan, contohnya: jika, jikalau, apabila, bila, asalkan, bilamana, apabila
7. Konjungsi penjelasan, contohnya: bahwa
8. Konjungsi perbandingan, contohnya: bagai, seperti, serupa, ibarat
9. Konjungsi pembatasan, contohnya: asal, kecuali, selain
10. Konjungsi tujuan, contohnya: untuk, supaya, agar
11. Konjungsi sebab-akibat, contohnya: sehingga, karena, sebab, akibat, akibatnya
12. Konjungsi penegasan/penguatan, contohnya: apalagi, bahkan, hanya, lagi pula, itu pun
13. Konjungsi penyimpulan, contohnya: oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.

c. Memakai Kata atau Makna Leksikal Tertentu (Kata yang Mengacu pada Kamus)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) Leksikal adalah berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa Makna Leksikal adalah makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata. Kata-kata leksikal yang dimaksud mencakup:

  • Nomina adalah kata yang mengacu pada benda, baik nyata ataupun abstrak. Dalam kalimat perannya sebagai subjek. Contohnya: meja, rumah, anjing, perbuatan, kekuatan, dan ponsel.
  • Verba adalah kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat perannya sebagai predikat. Contohnya: memukul, pergi, berjalan, lari, menaiki.
  • Adjektif adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya: cantik, tampan, indah, keren, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, teliti.
  • Adverbia adalah kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara dan lain-lain. Contohnya: di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan.

Contoh Artikel atau Paragraf Teks Eksposisi

Untuk lebih dapat memahami bagian struktur teks eksposisi, berikut ini disajikan contoh paragraf atau artikel yang termasuk teks eksposisi.

Upaya Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah

contoh paragraf teks eksposisiTesis:
Kebersihan dan kerapian lingkungan sekolah merupakan satu dari beberapa faktor penting dalam upaya menciptakan suasana nyaman bagi seluruh warga sekolah dan juga lingkungan sekitarnya. Setiap sekolah tentu selalu berupaya mewujudkan lingkungan yang bersih dengan mengajarkan siswa-siswi agar menjaga kebersihan.

Untuk menarik minat warga sekolah, terutama para siswa, maka sering kali dilakukan lomba kebersihan kelas dan kebun sekolah secara rutin dan berkelanjutan. Beberapa cara dan upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekolah, antara lain: membuang sampah pada tempatnya, menghapus papan tulis, menyapu ruang kelas, serta merawat kebun sekolah agar terlihat asri.

Argumentasi:
Dalam upaya penguatan praktik kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam menjaga lingkungan sekolahnya, biasanya di setiap kelas telah dilakukan pembagian piket per hari yang bertugas menjaga kebersihan secara bergiliran. Petugas piket biasanya melakukan tugas untuk menyapu ruang kelas, menghapus papan tulis, membersihkan jendela dan mempersiapkan alat tulis guru.

Di hari Jumat atau Sabtu, sekolah biasanya memiliki program untuk melakukan kegiatan bersih-bersih secara massal dan menyeluruh. Semua anggota kelas dan warga sekolah lainnya melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah setelah pelajaran pertama selesai. Selain meningkatkan kualitas kebersihan sekolah, salah satu manfaat yang bisa dipetik dari program rutin ini adalah membuat hubungan antara murid dan murid maupun guru dan murid semakin akrab.

Penegasan Ulang:
Kebersihan dan kerapian lingkungan sekolah menjadi hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sekolah. Ini bahkan menjadi faktor penting demi mencapai proses belajar mengajar yang nyaman dan menyenangkan. Kebersihan lingkungan sekolah juga menjamin kebersihan seseorang dan kesehatannya. Sehingga kebersihan merupakan usaha manusia agar lingkungan tetap sehat terawat secara terus menerus dan berkesinambungan.

***

Sebagai perbandingan dan untuk lebih bisa memahami tentang teks eksposisi, berikut ini juga disajikan contoh lain dari artikel yang tergolong eksposisi.

Realita Hukum di Indonesia Saat Ini

Tesis:
Jika kita menilik hukum di Indonesia seperti yang telah tercantum pada Undang-undang, maka kita ketahui bahwa telah secara tegas diatur hukuman berbagai pelaku tindak kejahatan. Namun sayangnya, realita yang seringkali terjadi di lapangan justru muncul ketidakadilan hukum yang merugikan banyak orang, terutama kalangan rakyat biasa. Hukum terlihat tegas, namun menjadi tumpul di hadapan koruptor, itulah kenyataan saat ini.

Argumentasi:
Seperti yang sudah sering diberitakan oleh media massa nasional, bukan rahasia umum lagi bahwa para koruptor di Indonesia hanya mendapatkan hukuman yang tingkatannya masih tergolong ringan, tidak sebanding dengan kerugian yang ditimbulkan. Bahkan ada sejumlah koruptor yang menerima fasilitas mewah di dalam rumah prodeo. Hal terbalik seringkali terjadi bahwa seorang maling ayam dihajar masa hingga tewas atau mendapat hukuman yang lebih tinggi dari koruptor yang menggelapkan uang negara puluhan miliar rupiah. Belum pernah ada berita seorang koruptor di Indonesia dikeroyok masa sampai tewas.

Penegasan Ulang:
Hukum di Indonesia itu bisa dikatakan hanya tegas dan terlihat berwibawa di hadapan rakyat kecil. Sebut saja salah satu contoh kasus yang pernah menimpa Nenek Asyani. Kasusnya hanya karena diduga mencuri kayu, beliau terancam hukuman selama lima tahun penjara. Sungguh tidak adil memang jika dibandingkan dengan hukuman yang akan diterima koruptor yang cenderung di bawah lima tahun penjara.


Tinggalkan komentar