{"id":29356,"date":"2023-03-11T09:52:26","date_gmt":"2023-03-11T02:52:26","guid":{"rendered":"https:\/\/www.diedit.com\/?p=29356"},"modified":"2023-06-11T14:52:54","modified_gmt":"2023-06-11T07:52:54","slug":"puisi-untuk-ayah-yang-meninggal","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.diedit.com\/puisi-untuk-ayah-yang-meninggal\/","title":{"rendered":"Puisi Kehilangan Untuk Ayah Yang Telah Meninggal"},"content":{"rendered":"
<\/a><\/p>\n Puisi ini menggambarkan tentang kesedihan seorang anak karena sosok sang ayah yang dicintai dan menjadi pelindungnya telah pergi meninggalkan dunia fana ini untuk selama-lamanya. Kenangan-kenangan indah bersama Sang Ayah menjadi obat dan semangatnya dalam menjalani kehidupan.<\/p>\n Kepada ayah tercinta Kasih sayangmu Ketika aku masih rapuh Setiap kali aku terjatuh Sekarang… Walaupun rasa rindu itu tak terucap Ayah… Engkau telah pergi Engkau telah menjadi panutan sejati Ayah… Engkau telah meninggalkan Takkan pernah terlupakan jasa-jasamu Walaupun engkau telah tiada Selamat jalan… Engkau akan selalu ada di hatiku Oleh: www.diedit.com Saatku riang dan penuh ceria Ayah… Oleh: www.diedit.com Bibirku kaku dalam sesal Namun itu tak mengubah segalanya Ayah, aku menyesal Kini… Oleh: www.diedit.com Aku sudah besar, aku sudah mandiri Namun, rupanya aku tak sekuat itu * * *<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Puisi ini menggambarkan tentang kesedihan seorang anak karena sosok sang ayah yang dicintai dan menjadi pelindungnya telah pergi meninggalkan dunia fana ini untuk selama-lamanya. Kenangan-kenangan indah bersama Sang Ayah menjadi obat dan semangatnya dalam menjalani kehidupan. Puisi “Kehilangan Sang Pelindung” Kepada ayah tercinta Yang telah pergi Kini hadir lagi Rindu yang tiada tara Kasih sayangmu … Read more<\/a><\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":29357,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[3629],"tags":[3679,3662,3643],"yoast_head":"\nPuisi “Kehilangan Sang Pelindung”<\/h1>\n
\nYang telah pergi
\nKini hadir lagi
\nRindu yang tiada tara<\/p>\n
\nAbadi dalam hati
\nSemua kenangan
\nTlah terukir di sana<\/p>\n
\nEngkau tak pernah lelah
\nMembimbing dan memberi arah
\nMenjadi pahlawan yang tangguh
\nMengajarkan aku
\nTentang hidup yang berliku<\/p>\n
\nEngkau ada untuk merangkul
\nMemberi semangat dan dorongan
\nMembuat aku merasa aman dan tenang<\/p>\n
\nEngkau telah pergi jauh
\nNamun kenangan indah itu
\nMasih terus bersama<\/p>\n
\nKutahu engkau selalu ada di sampingku<\/p>\n
\nTerima kasih atas cinta
\nDan sejuta kasih sayangmu
\nWalaupun engkau
\nSudah tak lagi di sini
\nAku akan selalu mengingatmu
\nDan terus memperjuangkan cita-citamu<\/p>\n
\nMeninggalkan segalanya
\nNamun jejak-jejakmu
\nTetap ada dalam hidupku<\/p>\n
\nMenjadi sosok yang aku kagumi
\nDalam kesedihan yang tak tertahankan
\nAku berusaha melupakan rasa kehilangan
\nNamun kenanganmu terus hadir
\nMembuatku merasa selalu berdampingan<\/p>\n
\nSemoga kini engkau berada
\nDi tempat yang lebih baik
\nDan beristirahat dengan tenang<\/p>\n
\nKenangan manis yang abadi
\nMembuatku selalu merindukan<\/p>\n
\nDan segala kebaikan
\nYang telah engkau berikan<\/p>\n
\nNamun kebaikanmu
\nAkan selalu terkenang selamanya<\/p>\n
\nAyahku yang tercinta
\nTerima kasih atas segalanya<\/p>\n
\nSebagai sosok yang selalu kuhormati<\/p>\nPuisi “Kepada Ayah Ku Merindu”<\/h1>\n
\nAngin mendesir membelai raga
\nSejuknya membawa kenangan
\nMengingatkan kisah lama
\nYang terpatri dalam ingatan<\/p>\n
\nPada masa kecilku yang indah
\nBiarkan napasku bercerita
\nTentang ayahku yang hebat<\/p>\n
\nRinduku tak terhingga padamu
\nRindu pada masa-masa itu
\nSaat indah yang berlalu
\nRindu saat ayah mendekapku<\/p>\nPuisi “Untuk Ayahku di Surga”<\/h1>\n
\nAir mataku jatuh menangis
\nMengalir di kelopak yang tipis
\nMenyadari betapa diriku egois
\nYang membuat hatinya teriris<\/p>\n
\nBagai tertimpa sejuta sial
\nMenyadari betapa diriku bebal
\nYang sering membuatnya kesal<\/p>\n
\nTak mampu meneduhkan lubuk hatinya
\nKarena dia telah jauh di sana
\nTerpisah oleh ruang dan raga<\/p>\n
\nTelah menyayatkan sejuta luka
\nTelah menaburkan banyak derita
\nPada hatimu yang penuh cinta<\/p>\n
\nAku duduk sendiri dalam sunyi
\nMenjalani hidup yang tiada pasti
\nTanpa kekuatan kasih ayah di sisi
\nYang telah menuju pelukan Ilahi<\/p>\nPuisi “Aku Selalu Butuh Ayah”<\/h1>\n
\nSeiring waktu yang berlalu tanpa henti
\nKu coba pendam derita di dalam hati
\nBerusaha ‘tuk menyelesaikan sendiri
\nAgar ayah tak lagi merasa khawatir<\/p>\n
\nLika-liku kehidupan yang menanti
\nSudah sepantasnya ku hadapi sendiri
\nTanpa perlu ayah yang mengawasi<\/p>\n
\nAku masih butuh panduan ayahku
\nAku masih butuh sandaran ayahku
\nKarena ayah mampu menguatkanku<\/p>\n