5 Teknologi di Film Fiksi yang Jadi Kenyataan


inovasi teknologi di film fiksi

Sebagai penggemar berat karya fiksi ilmiah, ada banyak ide dalam film maupun tulisan yang menarik bagi penggemarnya. Ide yang terungkap dari perspektif kemampuan teknologi yang kita miliki sekarang, terdengar seperti omong kosong. Tetapi gagasan dan visi di balik ide tersebut merupakan hal yang penting, karena tanpa ide – kita tidak akan memiliki imajinasi dan kemampuan untuk mewujudkannya.

Berikut ini kami uraikan lima gagasan yang sangat mirip dengan visi dalam karya fiksi ilmiah, namun sudah berhasil direalisasikan untuk digunakan saat ini. Pertanyaannya sekarang adalah, kapan kita akan memiliki kesempatan untuk merasakannya?

1. Disc 5D

Saat ini kita telah beralih ke penggunaan penyimpanan memori dengan menggunakan teknologi ‘flash drive’ yang tidak berisi peralatan mekanis seperti hard drive lama. Semua orang sepertinya telah menggunakan memori USB atau setidaknya memori di telepon untuk menyimpan data dan informasi. Semua ini adalah peningkatan dari sistem lama yang kita gunakan, seperti kaset, pelat hitam, CD, DVD, dan bahkan cakram Blu-Ray.

Teknologi cakram 5D yang diumumkan pada tahun 2016 ini dikatakan mampu menyimpan data 360 Terabyte. Di dalamnya, memiliki umur pakai 13,8 miliar tahun dan mampu menahan suhu setinggi 190 derajat Celcius.

Jika format ini diterima sebagai standar, diperkirakan dalam 10 tahun ke depan disk 5D dapat diperkenalkan untuk penggunaan komersial. Kendala saat ini adalah teknik memasukkan data ke dalam disk yang membutuhkan penggunaan laser membutuhkan biaya yang sangat tinggi.

2. Suplay Listrik Tanpa Kabel

Saat ini, kita sudah bisa memiliki perangkat smartphone yang dicharge (isi ulang baterai) tanpa perlu menggunakan colokan. Kedepannya, banyak orang berharap agar bisa mengalirkan listrik ke rumah-rumah tanpa perlu adanya kabel-kabel yang menjuntai.

Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan dari Jepang berhasil melakukan apa yang mereka rasa tidak mungkin dilakukan selama ini – memancarkan energi listrik untuk penggunaan perangkat nirkabel. Yang lebih mengesankan, jarak perangkat dengan catu dayanya lebih dari 50 meter. Teknologi yang dikembangkan oleh Japan Space Systems menggunakan perangkat mirip antena yang mengirimkan listrik 1,8kW ke penerima dari jarak jauh.

Teknologi tenaga nirkabel ini jika berhasil disempurnakan lagi, menurut desainnya akan digunakan untuk menyerap tenaga surya dari panel yang dipasang di luar angkasa, sebelum dikirim kembali ke bumi secara nirkabel. Jika dilakukan dengan sukses, manusia akan dapat memaksimalkan energi matahari yang selalu tersedia untuk memungkinkan kita menggunakan peralatan listrik kita setiap hari.

3. Li-fi

Kita terbiasa menggunakan sistem wi-fi, tetapi peneliti memperkirakan bahwa suatu hari nanti, sistem li-fi akan menggantikannya sepenuhnya. Li-fi atau ‘light fidelity’ adalah sistem yang menggunakan cahaya untuk mengirim atau menerima data. Bayangkan data yang disalurkan dengan kecepatan cahaya, pasti cukup untuk menggambarkan kecepatannya.

Fungsinya memang tidak berbeda dengan fungsi wi-fi yang kita gunakan, namun li-fi dikatakan bisa berfungsi pada gelombang yang lebih besar dan tidak memiliki batasan pada wi-fi. Li-fi aman digunakan di dalam pesawat dan tidak mengganggu perangkat elektronik di sekitarnya seperti di area rumah sakit.

Lampu LED yang dimodifikasi bertindak sebagai pemancar data dan perangkat yang merupakan ‘detektor cahaya’ akan menjadi penerima, ‘membaca’ informasi yang dikirim dan kemudian mengubahnya menjadi bentuk elektronik.

Sejauh ini li-fi telah mampu mencapai kecepatan 100 kali lipat dari kecepatan wi-fi dan masih terus dikembangkan di seluruh dunia. Namun, teknologi yang diperkenalkan pada tahun 2011 ini, untuk saat ini masih belum mencapai tingkat kemudahan penggunaan untuk berbagai perangkat/aplikasi sehari-hari.

4. Kulit Elektronik

Sebuah laporan di awal tahun 2018 menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan dari University of Colorado telah berhasil mengembangkan kulit yang menyerupai kulit asli dari segi permukaannya.

Memiliki permukaan yang lembut dan mudah dibentuk, kulit yang biasa disebut ‘e-skin’ ini mampu menganalisis sentuhan, angin, kelembaban udara, suhu dan yang terpenting – mampu memperbaiki permukaan jika terjadi ‘cedera’.

E-skin banyak mendapat perhatian karena banyak orang melihat potensi skin ini untuk digunakan dalam menghubungkan manusia dengan mesin menjadi lebih mudah. Terbuat dari kombinasi bahan graphene dan polyamide yang dibentuk menjadi sebuah kain, leather ini memiliki tingkat kepekaan yang sangat tinggi dan dapat digunakan untuk 10.000 putaran rekat dan bukaan.

5. Baterai Bertenaga Nuklir

Teknologi baterai yang kita gunakan sehari-hari memakai teknologi berlabel ‘elektro-kimiawi’ di mana energi dihasilkan dari komposisi mineral seperti alkali atau lithium, yang perlu diganti atau diisi ulang setelah digunakan.

Apa keuntungan jika baterai dikembangkan dengan teknologi nuklir? Karena energi nuklir bergantung pada umur simpan bahan yang digunakan, baterai yang diproduksi dengan teknologi nuklir mampu menghasilkan muatan tanpa henti selama beberapa dekade atau mungkin berabad-abad.

Teknologi baterai nuklir dengan metode ‘betavoltaics’ telah berhasil diproduksi oleh sekelompok peneliti dari Institut Fisika dan Teknologi Moskow (MIPT) dan diumumkan pada Juni 2018. Saat ini, baterai tersebut menggunakan bahan radioaktif ‘nikel-63’ dan mampu menghasilkan tenaga 3.300 miliwatt. Meski telah berhasil dikembangkan, namun produksinya membutuhkan biaya yang tinggi karena diperlukan berlian untuk digunakan sebagai modifikatornya.


Tinggalkan komentar