Contoh Puisi Unik tentang Cinta (AIUO)


puisi cinta

Untuk Anda yang sedang membutuhkan contoh puisi yang unik dan mungkin sedikit inspiratif tentang cinta, baik yang sedih, terpendam, atau pun yang sedikit romantis.

Puisi Tentang Cinta Terpendam (vokal sajak ‘U’)

“Terpendam Mengalun”

Seribu kata cinta yang telah tersusun
Buyar setiap menatap dirimu yang santun
Bibirku beku laksana tersihir dukun
Tak mampu ungkapkan kasihku yang anggun
Makin lama cinta ini membuatku culun
Terbengong pikun seperti seekor babun

Mata pikiranku seakan makin merabun
Logika dan hatiku tak lagi rukun
Oh.. Tuhan, ampun!!!

Mengapa kekuatan-Mu tak jua turun
Kekuatan agar cintaku terus mengalun
Mengalun ke hatinya, meski kutub tlah menjadi gurun

Puisi Tentang Cinta yang Tak Direstui Ortu (vokal sajak ‘A’)

“Cintaku Dicekal”

Dalam sesak nafas yang tersengal
Ruang benakku melayang frontal
Hancur total bagai pecahan kapal
Tersudut pada keputusan yang janggal
Restu cinta yang nyatanya terganjal
Tergambar jalinan asmara yang nampak akan gagal

Mencoba mencari jalan yang tak masuk akal
Agar nasib cintaku tak berujung dalam khayal
Ah sial, sial, sial…!
Kawin lari itu hal yang fatal
Ah, lebih baik batal…!
Ku lepas saja walau harapanku terpental

Puisi Saat Jatuh Cinta (vokal sajak ‘O’)

“Hatiku Dicolong”

Di malam sunyi nan kosong
Rembulan sabit redup menyongsong
Mataku terpejam dalam sebuah teropong
Terlukis wajahmu di sudut benakku yang bolong
Hatiku terus menggonggong
Melolong laksana perkusi gong

Memanggil namamu untuk sudi menolong
Menolong pikiranku yang terus kau ping-pong
Duh, hatiku telah tercolong
Diborong oleh insan yang bermata kinclong

Puisi Untuk Patah Hati (vokal sajak ‘I’)

“Buih Pedih”

Kasih…..
Seperti sebatang kayu rapuh nan pipih
Aku menuntunmu pada jalan yang sahih
Bersama mengejar mimpi untuk kita raih
Dalam semangat cinta yang senantiasa gigih

Namun kini semua berubah perih
Cinta suciku dengan mudahnya engkau sisih
Bibir manismu dengan gampangnya berucap letih
Letih menemaniku yang tak bermodal lebih
Dan berpaling pada cinta lain yang kau pilih

Meski kepalaku terasa panas mendidih
Ku ikhlaskan dirimu tanpa ada rasa pamrih
Tapi satu kata yang s’lalu buatku merintih
Kau akhiri semuanya dengan ludahan “Cuuiiih…”


Tinggalkan komentar