Untuk mengungkapkan perasaan cinta dan kasih sayang kepada sang pacar ataupun pasangan hidup, banyak orang menyampaikannya dengan syair puisi yang romantis. Menyampaikan rasa cinta dengan sekumpulan bait puisi memang terasa indah, namun di sisi lain hal itu membutuhkan konsentrasi yang tinggi saat menyusunnya.
Nah ada baiknya, ungkapan rasa cinta yang anda pendam diselingi dengan jenis karya sastra lainnya yang memiliki nuansa segar, ringan, sederhana dan to the point. Pilihan terbaiknya adalah melalui pantun cinta yang bertema romantis.
Pantun merupakan salah satu karya sastra yang banyak digunakan oleh masyarakat Melayu – Indonesia dalam menyampaikan suatu pesan secara lisan. Kata “Pantun” berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu “tuntun” yang berarti mengatur, menyusun, dan menuntun.
Artinya, pantun disusun dengan bunyi vokal yang teratur (rima) yang mengandung sebuah pesan atau nasihat yang bisa menjadi tuntunan hidup. Jadi, pada awalnya karya sastra pantun digunakan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan nasihat keagamaan dan spiritual yang menjadi tuntunan hidup masyarakat.
Seiring perkembangan zaman, pantun dibuat dengan berbagai tema, mulai dari pandangan hidup, kritik sosial, humor, dan sebagainya, termasuk juga pantun tentang asmara. Jika anda sedang membutuhkan contoh pantun – pantun cinta yang bernuansa romantis, maka silakan baca deretan koleksi pantun cinta berikut ini. Di bagian akhir juga diuraikan rangkaian kata rayuan gombal yang romantis.
Satu telinga sedang berdengung
Ditambalnya dengan kain katun
Jikalau anda sedang bingung
Marilah coba kita berpantun
Pantun Cinta Romantis
Ke Kota Kendari memungut udang
Udang sebakul hilang di kota
Di setiap mimpi, dirimu datang
Mungkinkah aku t’lah jatuh cinta
Setumpuk kertas digulung ombak
Kertas pun lenyap diterjang perahu
Walaupun nafas di ujung tombak
Takkan menyerah dapatkan cintamu
Tangguh gagah para tentara
Sebatang pipa dibongkar pemburu
Sungguh indah terasa dunia
Diguncang gempa gelora cintamu
Bila dingin sedang mengusik
Sepuluh kota diterjang salju
Jika angin bisa berbisik
Ku suruh ia, katakan “I Miss You”
Si Buaya darat berkata merdu
Si buaya air hanya membisu
Sungguh berat rasanya rindu
Waktu sehari terasa seminggu
Rakit biasa ternyata karam
Batal berlabuh hilang kemana
Sulit terasa mata terpejam
Ingat senyummu nan jauh disana
Sebatang bakau ditancap paku
Serdadu India dendangkan lagu
Tidakkah engkau lihat mataku
Seribu cinta sedang menunggu
Lulur Jawa dibawa Sinta
Simpan di saku di bawah kereta
Malu rasanya katakan cinta
Insan sepertiku hanyalah nista
Si mulut kerbau mau berkicau
Berkata dendam memegang bahu
Hatiku galau hatiku kacau
Cinta terpendam tiada yang tahu
Pasar baru ada di kota
Pergi belanja bawa uang saku
Bila kamu dikejar cinta
Sembunyi saja di dalam hatiku
Bunga disiram takkan layu
Slalu berbunga tanpa jemu
Jangan takut kehilanganku
Aku takkan pergi dari sisimu
Makan jagung di pinggir jalan
Bersama kakak membeli jajan
Ketika cinta dipertahankan
Semua tampak makin menyenangkan
Jalan-jalan di kota Paris
Lihat gedung berbaris-baris
Biar pun mati di ujung keris
Asal dapat adinda yang manis
Banyak orang meminum jamu
Jamu diminum bersama jambu
Aku takut kehilangan kamu
Karena aku amat mencintaimu
Nembak itik langsung kena
Itik terkapar di atas tikar
Kamu cantik, siapa yang punya
Hati menggelepar cinta bergetar
Seribu satu pohon beringin
Hanya satu si pohon randu
Seribu malam terasa dingin
Hanya wajahmu yang aku rindu
Ayam goreng setengah mateng
Belinya di depan tugu
Abang sayang, abangku ganteng
Neng di sini setia menunggu
Burung lugu burung cendrawasih
Makan duku di atas selasih
Jangan ragu, percayalah kasih
Cinta suciku takkan tersisih
Jangan pernah main di selokan
Bajunya kotor ditertawakan
Jangan pernah engkau ragukan
Janji setia yang aku ikrarkan
Tepi kolam menanam kencur
Daun tomat dicampur jamu
Tiap malam ku susah tidur
Selalu ingat indah senyummu
Hari jumat hujannya lebat
Awan mendung hitamnya pekat
Bujuk rayumu sungguh hebat
Membuatku tersipu terpikat
Kamar kos bentuknya persegi
Disewa sama tukang roti
Aku ucapkan selamat pagi
Untuk dikau sang pemilik hati
Minum jamu sambil berdiri
Diseduhnya di atas panci
Bila hatimu masih sendiri
Bolehkah aku yang mengisi
Jalan-jalan pakai lamborgini
Dipakainya sambil berlari
Cobalah tatap mataku ini
Hanya engkau yang aku cari
Di sana gunung di sini gunung
Di tengah – tengahnya pohon jati
Betapa hatiku sedang terbingung
Menunggu jawaban si jantung hati
Jikalau ikan di dalam kolam
Bunganya tumbuh di tengah taman
Jikalau cintaku sudah mendalam
Jaraknya jauh tak ku hiraukan
Ambillah bambu buat sembilu
Terbanglah debu dari cerutu
Nama indahmu ku sebut slalu
Di dalam doa setiap waktu
Dari desa pergi ke kota
Perginya untuk mencari kerja
Apakah benar engkau cinta
Ataukah hanya merayu saja
Tinggi nian pohon kelapa
Batoknya dibakar panas membara
Lama sudah tidak berjumpa
Rindu di dada kian menggelora
Cantik sekali ikan di karang
Ekornya gerak bergoyang-goyang
Gigi menggigil badan meriang
Merindukan pelukan engkau seorang
Bunga selasih dalam sangku
Sangku panas tangan melepuh
Demi kekasih cantikku
Jalan berliku tetap kutempuh
Sapu rumah hingga bersih
Atapnya satu dibawa pergi
Tatap mataku wahai kekasih
Cintaku satu tak terbagi – bagi
Tutup jendela pintu dikunci
Hendak tidur karena letih
Cintaku ini selalu suci
Meski rambutku telah memutih
Pak Haji membeli serban
Serban putih dibeli delapan
Demi dirimu aku berkorban
Apa yang terjadi aku bertahan
Jemur dulu baju piyama
Buat hadiah untuk pesta
Tidur makan kita bersama
Hidup sendiri aku tak bisa
Jalan kota banyak tiangnya
Bawa kuda mesti bertiga
Kuberikan cinta seutuhnya
Seluruh jiwa dan raga
Tumbuh indah daun selasih
Dipetik untuk para penari
Mari kita memadu kasih
Kasih suci slalu beseri
Ke Ciamis bawa sepeda
Sampai di sana kita berkemah
Adik manis siapa yang punya
Bolehkan aku main ke rumah
Naik rakit dekat perahu
Pecah di kiri ditimpa kayu
Aku suka dari dahulu
Tak berani bilang I love You
Burung bangau burung pelikan
Makan batu sulit menelan
Jadilah pasangan yang pengertian
Agar hidup seiring sejalan
Putih melayang si burung nuri
Pergi terbang di pohon kenari
Kasih sayangku amatlah murni
Seperti embun di pagi hari
Patah dahan disambungkan
Jangan lupa direkatkan
Kepada Tuhan kita mohonkan
Agar cepat disatukan
Kalau ragu jadi pelukis
Jangan pergi ke galeri
Beribu-ribu cewek yang manis
Hanya engkau di dalam hati
Pita biru sepanjang lengan
Jatuh satu ke dalam rantang
Cintaku bagaikan rembulan
Dipagari bintang gemintang
Gunung barat di bawah bintang
Lompati batu si katak belang
Walau banyak godaan datang
Teguh cintaku tak tergoyangkan
Depan bandara banyak bangku
Hilir mudik kanan dan kiri
Tak kan pudar kasih sayangku
Tambah erat hari ke hari
Anak kecil menonton wayang
Malam hari melihat setan
Ketahuilah wahai sayang
Cintaku indah seperti berlian
Apa tanda rumah istana
Semua mewah terlihat baru
Apa tanda tumbuhnya cinta
Terasa di dada ada cemburu
Anak kota pergi ke pasar
Lewat jalan yang amat lebar
Kapan cinta semakin besar
Ketika hati bisa bersabar
Api kecil dari tungku
Makin membiru habislah kayu
Sudah lama kutunggu-tunggu
Kapan kamu bilang I Love You
Jalan-jalan ke pulau seribu
Menyusuri sungai berliku
Aku sungguh rindu padamu
Duhai engkau kekasih hatiku
Satu satu ditambah dua
Dua dua dikurang tiga
Aku dan kamu hidup bersama
Sekarang esok dan slamanya
Malam-malam ada tamu
Tamunya jauh dari India
Saat ke tatap indah matamu
Terasa ada kesejukan di sana
Kelap kelip di tengah hutan
Ada bintang indah menawan
Walau cinta banyak rintangan
Ku jaga dia dengan kesetiaan
Paling banyak burung gelatik
Di atas terbang melayang
Memang banyak wanita cantik
Cuma engkau yang aku sayang
Kalau mau menanam tebu
Tanamlah di dekat kayu
Kalau kau cinta padaku
Bilang saja I LOVE U
Sangat nyaman rebahan di kasur
Rebahan sambil baca majalah
Selamat malam selamat tidur
Tidur nyenyak mimpi yang indah
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Gimana bisa ke penghulu
Kalau kita cuma temenan
Burung elang makannya nasi
Burung kutilang bawa melati
Duhai sayang pujaan hati
Aku kangen setengah mati
Di pinggir kolam makan bubur
Lauknya enak di atas papan
Dari semalam tak bisa tidur
Selalu ingat wajahmu yang tampan
Jalan – jalan ke kota ratu
Beli roti berisi bulu
Mari cantik kita bersatu
Menjalin cinta di depan penghulu
Ikan batu di atas menara
Pohon selasih di tepi kota
Otak buntu badan sengsara
Bila kekasih jauh di mata
Malam sunyi berbayang semu
Di luar tingkap gelap gulita
Dalam mimpi bertemu kamu
Datang tulus membawa cinta
Bertudung cantik mata memikat
Melirik senyuman memukau semua
Wahai cantik saya terpikat
Bolehkah tahu siapa namanya
Hati merindu pikiran melayang
Burung merpati terbang tinggi
Terkenang si dia terbayang-bayang
Itulah tanda aku telah jatuh hati
Nada lagu bangkitkan suasana
Bunga mekar di depan mata
Sunyi rasa tak dapat bersama
Kekasih hati nan jauh di sana
Layang-layang terputus tali
Jatuh ke bumi melayang laju
Wahai kekasih aku berjanji
Aku dicipta hanya untukmu
Bunyi jantung tanda debaran
Ingin bertanya tetapi malu
Ku menunggu penuh harapan
Sudikah engkau menerimaku
Hujan turun laut membiru
Dingin malam mengusik kalbu
Biar batu menjadi debu
Aku tetap sayang padamu
Bulan merajuk kepada sinar
Langit biru tak kunjung benderang
Daku duduk memetik gitar
Merindu kasih tak kunjung datang
Ada sopir lupa taruh kunci
Penjahat lari membawa tinta
Jangan berpikir aku membenci
Walau sekarat ku tetap cinta
Harimau melarung cawan
Kera cina menata rambut
Hari-hari selalu murung kawan
Karena cinta tiada bersambut
Makan rambutan daunnya rontok
Batu sebiji dibuang sembarangan
Walau ratusan perempuan montok
Hanya dinda yang aku dambakan
Di atas mata namanya alis
Di depannya ada celana
Memang dia orangnya manis
Tapi sayang bukan aku yang punya
Sebab apa, adanya bata
Kalau bukan karena tukang
Karena apa adanya cinta
Kalau bukan karena sayang
Pagi-pagi terasa semu
Sore-sore minum jamu
Walau aku tak jadi pacarmu
Biarkan aku selalu menjagamu
Kaki kiri terkena paku
Tangan kanan memegang jamu
Tiada lain di dalam hatiku
Yang bisa menggantikan dirimu
Dari mana hendak ke mana
Dari Inggris ke banda Cina
Kalau boleh abang bertanya
Adik manis siapa yang punya
Kupu-kupu hinggap di lampu
Lampu pecah dilempar batu
Kalau engkau suka padaku
Datanglah tepat di malam minggu
Seribu bebek di kandang singa
Hanya satu berwarna belang
Beribu cewek di Indonesia
Hanya engkau yang aku sayang
Hujan turun laut membiru
Dingin malam mengusik kalbu
Biar batu menjadi debu
Aku tetap sayang padamu
Bunyi jantung tanda debaran
Ingin bertanya tetapi malu
Aku menunggu penuh harapan
Sudikah engkau jadi kekasihku
Pucuk di awan melambai mesra
Akar berjumpa di perut bumi
Bertemu kita tanpa suara
Adakah cinta mulai bersemi?
Berkurun lama pergi menari
Kasih tersemat di dalam hati
Bila kesempatan engkau beri
Kering lautan pun sanggup ku nanti
Ke pulau kapuk makan gurita
Belumlah sedap bila tanpa bumbu
Hatiku takluk oleh seorang pria
Yang tak lain adalah kamu
Mencari bunga di tengah taman
Terlihat mawar ku ambil saja
Wahai kanda yang gagah dan tampan
Ku siap dilamar kapan pun saja
Ke Surabaya naik pesawat
Tiba sebentar pukul delapan
Cintaku padamu sangatlah kuat
Bagaikan karang di tengah lautan
Pergi ke desa mengukur suhu
Terus berdiri menunggu pagi
Aku ingin engkau yang tahu
Cintaku suci sampailah mati
Liburan pergi ke hutan bakau
Melihat alam, pohonnya jati
Kalbu ini terasa sangat galau
Menunggu jawaban pujaan hati
Jalan-jalan ke kota Ciamis
Baru keluar ternyata gerimis
Aku suka yang berbaju gamis
Orangnya alim sungguh romantis
Hari rabo memancing ikan
Pulangnya bawa ikan tenggiri
Hanya engkau yang kuinginkan
Selalu jumpa di alam mimpi
Duhai seruling buluh perindu
Suaranya merdu memikatku
Wahai engkau pujaan jiwaku
Beribu kata aku sangat mencintamu
Berjuta-juta pohon kangkung
Hanya satu pohon beringin
Begitu banyak cowok sekampung
Hanya kamu yang aku ingin
Kembang gula di perigi
Untuk aku dicampur jamu
Kemana pun dirimu pergi
Aku selalu merindukanmu
Orang itu bukanlah hantu
Tetapi dia adalah tamu
Ingin ku jadi kunci pintu
Supaya dapat membuka hatimu
Mata ngantuk tandanya malam
Minum susu dicampur madu
Dari lubuk hatiku yang dalam
Aku terjatuh cinta pada dirimu
Ikan kerapu di dalam perahu
Tangkap di laut sembari makan
Izinkan aku mendampingimu
Hingga maut ‘kan memisahkan
Ambil bantal bergambar papa
Membaca koran tentang biara
Sejak awal kita berjumpa
Terasa ada getaran asmara
Ke toko besi beli paku
Di sebelahnya jualan sagu
Andai engkau tau isi hatiku
Hanya dirimu yang selalu ku tunggu
Desa pesona punya sawah
Sawah tenggelam di tepi galah
Jika matamu sudah lelah
Selamat malam, mimpi yang indah
Indah desa indah kotanya
Jalan ke pasar beli celana
Aku suka kamu apa adanya
Karena di mataku sudah sempurna
Burung merpati ditangkap buaya
Terbang jauh membawa kanji
Kalau kamu mencintai saya
Mari kita ucapkan janji
Kalau bukan karena bulan
Tidaklah bintang meninggi hari
Kalau bukan karena tuan
Tidaklah aku sampai di sini
Banyak hutan kayunya terbakar
Musim kemarau tak bersahabat
Jangan niat mencari pacar
Carilah jodoh dunia akhirat
Memang haram arak ditelan
Karena banyak nyawa melayang
Walau jarak sedang memisahkan
Semuanya itu bukan penghalang
Patah dahan disambungkan
Maksud hati disatukan
Kepada Tuhan kita mohonkan
Agar cepat dipertemukan
Salju mendera di seberang kota
Ibu berduet dengan Bang Roma
Cintaku bukan sembarang cinta
Cintaku awet dan tahan lama
Sinar fajar di ujung karang
Wajah cemberut terkena arang
Kan kukejar cintamu seorang
Walau maut datang menyerang
Obat kuat sungguh berkhasiat
Dibelinya karena dapat wasiat
Cintaku kuat dan paling dahsyat
Selalu suci dan menjauhi maksiat
Ke kota Jogja jalannya mulus
Melihat badak menangkap angsa
Terima saja cintaku yang tulus
Jika kau menolak, akan kupaksa
Bawa kurma di punggung unta
Kurma setumpuk tidaklah ringan
Jumpa pertama langsung cinta
Moga tak bertepuk sebelah tangan
Di ujung hari terasa gempa
Gempa terjadi sejauh kota
Seribu kali kita berjumpa
Seribu kali ku jatuh cinta
Kain baitk, kain lurik
Polanya cantik seperti wajik
Setiap kali dikau melirik
Jiwaku terpantik makin enerjik
Marcopolo naik apollo
Sambil membawa salak pondoh
Duhai dikau yang masih jomblo
Akankah kita bisa berjodoh
Ke tengah sawah bawa semangka
Ambil bijinya dibuat jamu
Tak pernah aku menyangka
Aku jadi takut kehilanganmu
Ada kotak di tengah titik
Ditulis Joko dari Kota Gresik
Ada banyak bidadari cantik
Hanya engkau yang paling asyik
Simpan sepatu di lemari kamar
Kamar gelap tiada berdamar
Jika cintamu tak lagi samar
Aku kan datang untuk melamar
Sebatang kayu ditutup benalu
Benalu merah dari kota Bengkulu
Jika patah hatimu telah berlalu
Ku kan ajak engkau ke penghulu
Jalan sendiri membawa parang
Parang didapat dari Kualanamu
Sinar mentari memang sangat terang
Tapi tak seterang cintaku padamu
Buah salak berbintik-bintik
Salak dijemur di bawah terik
Ada banyak wanita cantik
Hanya kamu yang buatku tertarik
Induk gajah mencari gading
Gadingnya hilang saat menggelinding
Banyak cowok ingin bersanding
Hanya abang yang buatku merinding
Ke danau Toba membeli duku
Duku sepuluh buat bertamu
Jauhi narkoba, dekatilah aku
Narkoba membunuhmu, aku mencintaimu
Ikan hiu matanya rabun
I love you sampe ke ubun-ubun
Ikan hiu bawa koper
I love you forever
Minum jamu di pinggir kali
Deket kamu nyaman sekali
Nasi padang buat masakan
Dicampur rokok dari tembakau
Meskipun kadang menyakitkan
Aku rela kok demi engkau
Ku tak mau segelas susu
Yang ku mau sepotong roti
Ku tak mau cinta yang palsu
Yang ku mau cinta sejati
Jangan dibeli jangan dipinjam
Barangnya rapuh tidak berwarna
Sulit terasa mata terpejam
Ingat senyummu nan jauh di sana
Kue cucur dijual di kota
Campur keju, putih warnanya
Hatiku hancur karena cinta
Maukah engkau jadi obatnya
Harum semerbak si bunga melati
Diam terpaku seorang tamu
Andaikan engkau bisa mengerti
Betapa aku merindukan kamu
Ikan hiu di atas tandu
I love you, salam rindu
Buaya darat berkata merdu
Buaya air bernyanyi sendu
Sungguh berat rasanya rindu
Waktu sehari terasa sewindu
Ikan hiu makan kubis
I love you nggak habis-habis
Banyak orang naik pelana
Semprot pewangi di ruang tamu
Sungguh indah penuh pesona
Ada pelangi di mata kamu
Pergi pagi pulangnya senja
Capek di hati capek di badan
Ketika dikau membawa cinta
Semua indah dan menyenangkan
Odong odong bertalu talu
Kapang dong kita ke penghulu?
Taruh kayu di bawah tungku
Bawa kuda di atas papan
Jangan malu pacaran denganku
Biarpun duda, hidupku mapan
Temannya raja adalah ratu
Ratunya malu mencari kutu
Biarpun sudah beranak satu
Tapi aku janda yang bermutu
Harum wangi bunga selasih
Tersiram hujan daunnya basah
Kamu jadi curahan kasih
Tempat tenangkan resah gelisah
Sebelum sepuluh, itu delapan
I love you, tampan…
Bawa rantang isinya nasi
Nasi kebuli dimakan pagi
Bintang dan bulan menjadi saksi
Cintaku suci tak terbagi-bagi
Pak petani duduk berendam
Ibu petani pergi menyelam
Cinta ini tak bisa padam
Muncul dari hati yang dalam
Ke pasar membeli itik
Satu hilang mati induknya
Memang benar kamu cantik
Tapi sayang ada yang punya
Air hangat dicampur soda
Taruh di tungku buang sekali
Paras ayumu sangat menggoda
Menggugah cintaku bangkit kembali
Tanah ladang pasti gembur
Karena disiram air sumur
Kasih sayangmu semakin subur
Laksana benih yang ditabur
Mata belo, ala komedian
Gue sama elo maunya jadian
Air mawar di dalam cangkir
Disimpan kendi di bawah parang
Sedari awal hinggalah akhir
Sayang tercurah padamu seorang
Pohon jati dijadikan tiang
Ingin kulihat ikan menyelam
Jika hati saling menyayang
Romantis tumbuh siang dan malam
Ada buku di atas bangku
Bukunya rusak terkena palu
Sudikah engkau menikah denganku
Diriku baik dan setia selalu
Menanam tomat di atas rawa
Tomat mekar berbuah dua
Cintamu hangat di dalam jiwa
Laksana cahaya dari sang surya
Prajurit berjalan di atas jurang
Berkicau keras burung kutilang
Dari dulu hingga sekarang
Cinta hakiki tak pernah hilang
Sungguh indah kota Padang
Gemerlap lampu bergoyang-goyang
Dari awal beradu pandang
Wajah indahmu terbayang-bayang
Dongeng lama tentang peri
Peri menolong sang puteri
Engkau bagai bunga berseri
Suntingan jiwa bijak bestari
Dari jauh terlihat semu
Datang sendiri kemalaman
Izinkan aku mencintaimu
Cinta abadi sepanjang zaman
Pita merah panjang sekilan
Jatuh satu ke dalam rantang
Cintaku indah bagaikan rembulan
Kilau bersinar ibarat bintang
Bunga wangi bernama selasih
Tumbuh liar di pinggir kali
Saat dirimu curahkan kasih
Hidup yang hampa, gairah kembali
Beli kuda, kudanya binal
Warnanya ungu bulunya tebal
Wahai abang yang baru ku kenal
Jangan ngerayu, jangan ngegombal
Pinggir sungai banyak sampah
Airnya jatuh ke tanah rendah
Kasih sayang semakin berlimpah
Buat hidupku menjadi indah
Hati-hati barangnya palsu
Periksa dulu jika berbau
Aku ingin dirimu tahu
Betapa aku cinta padamu
Daun itu jangan dipetik
Jika patah jatuh ke kolam
Kamu itu gadis yang cantik
Aku impikan siang dan malam
Ambil pita di kampung duri
Seledri tumbuh di tepi barat
Besar cinta di dalam diri
Dari dunia sampai akhirat
Banyak kebo talinya kendur
Jatuh di atas kayu berpaku
Met bobo selamat tidur
Jangan lupa mimpiin aku
Daftar kuis di hari terakhir
Waktunya habis banyak terbuang
Janganlah ragu jangan khawatir
Cintaku manis untukmu seorang
Hari kamis pada pake batik
Salam manis buat neng yang cantik
Sopir kereta namanya masinis
Balap-balapan dengan ambulan
Wahai engkau wanita manis
Bolehkah aku untuk kenalan?
Ambil gendang si bapak kumis
Kembang melati diikat kuat
Makin dipandang semakin manis
Tai kucing pun terasa coklat
Keliling kota sambil bernyanyi
Tidak lupa membeli delima
Saat engkau ada di sini
Aku tersenyum semakin lama
Jembatan jauh kaki meniti
Hingga tiba di pohon jati
Cintaku ini cinta sejati
Rindu mekar tak henti-henti
Tambah sedap pake micin
Iris bawang menjadi kecil
Ku hadiahkan sebuah cincin
Meski belinya masih nyicil
Ikan hiu naik ayunan
I love you tujuh turunan
Hari rabo memancing ikan
Pulangnya bawa gitar kecapi
Hanya engkau yang kuinginkan
Selalu jumpa di alam mimpi
Ada film ceritanya nyeleneh
Mungkin isinya kebanyakan halu
Jangan mikir yang aneh-aneh
Cintaku masih seperti yang dulu
Masih bujang tiada bertemu
Sampai di masa kamu kepepet
Wahai sayang siapa namamu?
Untuk diberi ke dukun pelet
Ikan hiu kena spilis
I love you, Neng Gelis
Titik embun di dedaunan
Bikin sejuk indah di taman
Cinta ini aku pertahankan
Selama hayat masih di badan
Bunga melati warnanya putih
Tertiup angin dibasuh hujan
Jika kamu menaruh kasih
Langsung kita ke pelaminan
Tidur di tandu berjam-jam
Hati merindu, sulit dipendam
Lihat kasa berisi bawang
Buat ikat kembang melati
Bagaimana tuan dapat kubuang
Sudah melekat di dalam hati
Ambil pita di Kampung Duri
Selaguri tumbuh di darat
Besar cinta di dalam diri
Dari dunia sampai akhirat
Baju robek harus dijarit
Senyum manismu buatku menjerit
Setiap pagi sarapan bubur
Ditambah segelas jamu mengkudu
Setiap malam aku tertidur
Engkau datang membasuh rindu
Tak selalu jalannya rata
Kadang berliku di persimpangan
Memang tak pandai merangkai kata
Namun ku punya banyak kesetiaan
Taruh kembali pisau belati
Karena tajam seperti duri
Cinta kasih ada di hati
Biarlah tumbuh dan berseri
Delima madu tumbuh sebatang
Terkulai pucuk dilanda rawan
Lama merindu kamu seorang
Bagai pungguk rindukan bulan
Buah nangka baru dipetik
Dicampur duku di atas loyang
Ada banyak wanita cantik
Hanya kamu yang aku sayang
Meski hanya si buah jambu
Tetap bisa dibuat jamu
Meski jarang kita bertemu
Cintaku tetap hanya untukmu
Ambil kelapa di pohon randu
Beli kurma pergi ke Serang
Pada siapa aku merindu
Jika bukan padamu seorang
Saat kecil tak pakai baju
Sudah SD belajar baca
Waktu aku bertemu kamu
Langsung malu dan terpesona
Pergi bertamu bawa selada
Body seksimu buatku tergoda
Baju putih dikira kunti
Lagi nunggu di pohon jambu
Seribu langkah rela kujalani
Asalkan selalu bersama kamu
Ada itik jarang dibelai
Warnanya putih di atas balai
Dinda cantik lembut gemulai
Mata melirik, aku pun terkulai
Kelap kelip bintang menari
Indah warnanya di langit Itali
Jagalah hati jagalah diri
Untuk diriku sampai ku kembali
Pergi merantau mohon direstui
Agar sukses dan punya arti
Kenapa engkau aku cintai
Karena baik dan rendah hati
Beli paku ditukar batu
Beli lembu sama induknya
Cinta suciku hanyalah satu
Untuk kamu selama-lamanya
Minum jamu sambil berdiri
Dijual satu jangan emosi
Bila hatimu masih sendiri
Bolehkah aku yang mengisi
Jalan mentok ujungnya panjang
Bawa jamu dan ikan panggang
Cewek montok banyak yang datang
Hanya kamu yang bikin tegang
Gajah bengong kehilangan gading
Gadingnya patah karena dibanting
Banyak cowok yang ingin bersanding
Hanya abang yang bikin merinding
Pergi memancing bersama teman
Teman tidur di tengah halaman
Dinda ibarat bunga di taman
Cantik sungguh jadi idaman
Ada udang di balik batu
Batunya hancur dipukul bambu
Harta karunku hanyalah satu
Cuma senyummu yang aku mau
Menyadap karet mendapat sagu
Sagu dimasak diberi tamu
Janganlah dikau merasa ragu
Setiaku ini hanya untukmu
Hewan marmut tajam cakarnya
Gadis imut, siapakah pacarnya?
Burung melayang terbang ke sini
Hinggap sebentar di dahan tinggi
Kasih sayangku amatlah murni
Suci bening bak embun pagi
Buah kedongdong jatuh di jalan
Boleh dong kita kenalan
Hujan turun membuat dadar
Kuenya dijual di desa Mandar
Biarpun mentari tak lagi bundar
Rasa sayangku takkan pudar
Ke kota ciamis beli kopiah
Kopiah indah harganya murah
Gadis cantik banyak yang singgah
Hanya kamu yang bikin waaaaahhh
Dulu gelatik sekarang cendrawasih
Dulu cantik, sekarang masih
Burung elang, burung cendrawasih
Jangan bimbang, percayalah kasih
Memandang luas rumput ilalang
Minum berdua sambil bersulang
Rasa setiaku tak pernah hilang
Hingga maut datang menjelang
Uang saku dari konglomerat
Jadilah imamku, dunia akhirat
Bawa peti ke tengah kota
Jatuh di kali berair amis
Bila hati sudah jatuh cinta
Kopi pahit terasa manis
Burung gelatik makan tape
Neng cantik, minta dong nomor hape
Daging ayam dibuat gulai
Buat makan di sore nanti
Hanya dirimu paling bernilai
Takkan pernah bisa terganti
Jual lipstik di kota Mekah
Nona cantik, yuk kita nikah
Kanan kiri berliku-liku
Demi mencari sebatang bambu
Kamu ibarat puisi indahku
Terpatri megah di dalam qalbu
Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Berpacar-pacaran kita dahulu
Lalu akhiri dalam pernikahan
Ke kota Malang belajar finansial
Abang emang cowok yang spesial
Burung elang bawa melati
Burung kutilang ambil belati
Duhai sayang pujaan hati
Daku kangen setengah mati
Kertas baru dipukul batu
Dicampur jamu di atas tungku
Cinta suciku hanyalah satu
Untuk kamu sepanjang waktu
Buah kelapa dalam kereta
Pertama jumpa langsung cinta
Malam-malam ada tamu
Tamunya jauh bawa celana
Saat ku tatap indah matamu
Terasa sejuk ada di sana
Ada unta di gurun sahara
Ku punya cinta makin membara
Kerja belum badannya berpeluh
Kamu tersenyum, hatiku luluh
Pelangi datang setelah hujan
Mentari terbang untuk bersinar
Jika datang insan pujaan
Hati senang berbinar-binar
Beli kain warnanya merah
Dari Kediri pakainya batik
Digodain janganlah marah
Salah sendiri wajahnya cantik
Minum metanol membuat bentol
Bodimu bahenol, aku pun kecantol
Buah duku buah rambutan
Cuci piring di bawah jembatan
Entah jodoh atau pun bukan
Mari awali dengan persahabatan
Ada hadiah dari pak lurah
Sepatu baru dan topi bundar
Bibirnya indah berwarna merah
Membuat dadaku berdebar-debar
Kemeja batik dari Italia
Wajah cantik akhlak mulia
Kota Burma banyak gelatik
Terbang tinggi jauh melayang
Makin lama semakin cantik
Pantas saja aku mabuk kepayang
Nona cantik jualan jamu
Jamu diminum terasa mengkudu
Meskipun jarang kita bertemu
Cintaku tetap hanya untukmu
Burung gelatik dari Surabaya
Kamu cantik sejagat raya
Bunga mawar tumbuh di taman
Baunya sedap menyejukkan mata
Jangan ragu untuk berdekatan
Karena aku orangnya setia
Ada orang takut dijitak
Setelah dijitak, lalu dibentak
Selama jantungku masih berdetak
Cinta suciku takkan luluh lantak
Akar serabut bentuknya kerucut
Kulitmu lembut buatku kepincut
Naik delman dekat pak kusir
Banyak lubang lambat jalannya
Pantas saja diriku naksir
Kamu memang cantik orangnya
Buah mangga buah kweni
Dagingnya enak jangan ditanya
Mohon terima cintaku ini
Kalau tidak, pedih rasanya
Di dekat pantai bermain pasir
Kota Jepara kota pengukir
Sudah lama diriku naksir
Janganlah engkau kelamaan mikir
Perahu layar ke tepian
Dari hulu sungai Asahan
Daripada hidup kesepian
Mending cepat kita nikahan
Kayu meranti kayu telugu
Tumbuh anggrek jadi benalu
Kamu menanti, aku menunggu
Mengatakan cinta rasanya malu
Bila ingin ikan petis
Datang saja ke Maluku
Jika ingin lelaki romantis
Datang saja kepadaku
Kalau ingin batu permata
Menyelamlah ke samudera
Kalau ingin sebuah cinta
Aku siap memberikannya
Bangau pergi menuju kota
Pulang lagi ke hutan alam
Di tengah hati ada cinta
Mekar di dalam diam-diam
Ada buaya jangan diganggu
Buaya tidur tak punya nama
Sudah lama aku menunggu
Kapan cintaku kau terima?
Ikan patin jadi masakan
Dimasaknya dicampur belerang
Badan kurus bukan tak makan
Kurus memikirkan kamu seorang
Pulau Jawa banyak batik
Pulau Sumatera banyak itik
Siapa dia wanita cantik
Hati bergetar saat melirik
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau abang masih membujang
Bolehlah adik dijadikan istri
Ibu kota ada di Jakarta
Kotanya sibuk kedatangan tamu
Ku tak bisa hidup tanpa cinta
Cinta suciku hanyalah kamu
Duduk di rumah sambil jualan
Yang dijual motor antik
Ini bukan sekedar gombalan
Wajahmu memang cantik
Coba hitung bila selisih
Jika salah, mari berlatih
Siramilah aku dengan kasih
Agar jiwa tak lagi letih
Drama Korea memang dramatis
Namun pesannya sungguh humanis
Ada sejuta cowok romantis
Hanya abang yang paling manis
Tujuh tentara bawa senjata
Senjata hebat membuat bangga
Kamu suka, aku pun cinta
Mari membangun rumah tangga
Ke Padang membeli rendang
Dagingnya empuk dicampur udang
Dari awal beradu pandang
Senyum manismu buatku berdendang
Pergi ke hutan ketemu ranjau
Ranjau merah terlihat berkilau
Kasih sayang tumbuh menghijau
Hati dan jiwa tak lagi galau
Beli gitar di kota Maluku
Gitar papan berbahan kayu
Bibir bergetar terasa kaku
Saat ucapkan I love you
Tanam pisang dipupuk urea
Pisangnya mekar bersama jahe
Aku memang bukan artis korea
Tapi ku bisa ucapkan “salanghae”
Ke Semarang dagang celana
Celana dibeli sama petani
Aku memang bukan orang Cina
Tapi kuingin katakan “Wo ai ni”
Contoh Kata – kata Rayuan Gombal
Cowok: “Kemarin saat aku buka bungkus kopi, aku dapat hadiah yang isinya ‘Selamat Anda Mendapatkan Satu Buah Mobil’. Ayah Ibuku senangnya bukan main, tapi aku sih biasa-biasa saja!”
Cewek: “Lho, kenapa kamu nggak seneng?”
Cowok: “Aku lebih senang jika hadiahnya isinya: ‘Selamat Anda Mendapatkan Satu Buah Hati, yaitu Hatimu…!”
Cowok: “Kemarin Bapakku ditangkap polisi?”
Cewek: “Emangnya kenapa dengan bapakmu?”
Cowok: “Dia dituduh ikut terlibat kasus pembunuhan!”
Cewek: “Haa… membunuh siapa?”
Cowok: “Ikut terlibat membunuh rasa takutku untuk mencintaimu!”
Cowok: “Dari angka 1 sampe 100, angka berapa yang paling kamu suka?”
Cewek: “Aku suka angka 16, karena itu tanggal lahirku!”
Cowok: “Kalau aku favoritnya angka 24, tahu kenapa?”
Cewek: “Memang kenapa suka angka 24?”
Cowok: “Karena dengan angka 24, aku bisa memikirkanmu 24 jam, dan karena 24 itu membuat cintaku menjadi 24 karat”
Cowok: “Kamu pernah dengar G20 nggak?”
Cewek: “Ooo.. itu kan organisasi kelompok negara dalam ekonomi!”
Cowok: “Kamu tahu nggak akronimnya??”
Cewek: “Rasanya nggak ada deh!
Cowok: “Bukannya G20 itu artinya: Gusi Gigi Gerahamku Gugup Gemetar Gara – Gara Gempuran Guna – Guna Ganasku Gagal Gapai Gemerlapnya Gadis Gendis Gemulai Gambaran Gilanya Gairahku.