Mungkin ada kalanya Anda ingin mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang kepada pacar atau pasangan hati Anda dengan sebuah pantun. Rangkaian kata yang mengandung rima tersebut memang menjadi media komunikasi yang menarik, apalagi dirangkai dalam susunan yang unik dan lucu.
Kekasih atau pasangan anda mungkin merasa lebih terhibur dan tertawa mendengar atau membaca rangkaian pantun cinta yang bersifat humor dan gokil. Nah, bila anda sedang mencari inspirasi dan contoh pantun yang bertema cinta dalam suasana lucu, inilah sederet bait sampiran dan isinya.
Pantun Cinta Lucu Pendek (2 Baris)
Mbak jamu baca berita
Cuma kamu yang aku cinta
Tong kosong nyaring bunyinya
Kalo hatimu kosong, bolehkah aku mengisinya?
Satu tambah satu sama dengan dua
Aku sama kamu cinta sampai tua
Burung perkutut, burung kutilang
Pacarku kentut, gak bilang-bilang
Ikan hiu makan kebo
I love you brow…
Ikan hiu makan dinamit
Yuk kita merit…
Bikin atap dari lontar
Kamu menatap, hatiku bergetar
Rumah Prancis berjendela kaca
Salam manis buat yang baca
Minum jamu makan nangka
Lihat kamu langsung ku suka
Pohon randu di buat peti
Hatiku rindu setengah mati
Roti busuk dalam penjara
Hatiku tertusuk panah asmara
Kerja belum badannya berpeluh
Kalau tersenyum hatiku luluh
Naik rakit, membeli jamu
Lagi sakit, obatnya cuma kamu
Batu bata ditutup kain
Kalau cinta, buruan nikahin
Duduk anteng di kursi kayu
Wajahnya ganteng sukanya merayu
Perak perunggu tertimpa papan
Aku menunggumu sampai kapan?
Nemu blacu di bawah sabit
Pipimu lucu, pengen ku cubit
Masuk kelambu hatinya sendu
Dengar suaramu makin ku rindu
Bahan diramu di atas angin
Deket dirimu bikin panas dingin
Baju batik durian montong
Pertama lirik langsung cintrong
Gedung gincu tahu petis
Wajahnya lucu orangnya romantis
Tidur di tandu berjam-jam
Hati merindu, sulit terpendam
Jangan tanya kapan lulus kuliah
Ga dapet adiknya, kakaknya bolehlah
Kotak amal di goyang-goyang
Aku diramal jodohnya sama abang
Namanya penjahat, polisi jadi inceran
Bosan jadi temen curhat, maunya pacaran
Hari kamis pada pake batik
Salam manis buat neng yang cantik
Kuda sembrani, larinya kencang
Kalau berani, nyatain dong sekarang
Mata belo, ala komedian
Gue sama elo maunya jadian
Beli ketan, beli kain songket.
Biar udah mantan, kita tetep lengket.
Odong odong bertalu talu
Kapang dong kita ke penghulu?
Minum jamu di pinggir kali
Deket kamu nyaman sekali
Rumah perdu berjendela kaca
Salam rindu buat yang baca
Tak usah menggurui, dia itu kepala suku
Perlu kamu ketahui, kamu semangat hidupku
Pantun Cinta Lucu 4 Baris
Jika terluka pada mata
Segeralah cari obat yang tepat
Saya buka lowongan cinta
Silakan inbox bagi yang berminat
Buah sirsak di atas nampan
Buah duku dicampur mengkudu
Ada banyak pria yang tampan
Hanya dirimu yang buatku rindu
Jalan-jalan ke kota Solo
Lewat Jogja kabupaten Bantul
Begini nasib seorang jomblo
Hanya bisa memeluk dengkul
Bila dingin sedang mengusik
Bakar tungku di pinggir kayu
Jika angin bisa berbisik
Kusuruh ia, katakan ‘I Miss You’
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Bolehlah kita jadian lagi
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau abang masih membujang
Bolehlah adik dijadikan istri
Pulau Jawa banyak batik
Pulau Sumatera banyak itik
Siapa dia wanita cantik
Dadaku bergoncang saat melirik
Bercocok tanam menanam jati
Sawah ladang dicangkul berdiri
Bersikap sopan dan baik hati
Itulah orang yang aku cari
Sumedang dulu sebelum Bandung
Di jalanan naik sepeda
Sejak dulu hatiku bingung
Benar ternyata kamu mendua
Burung perkutut tersambar petir
Kayu jati untuk diukir
Jangan takut jangan khawatir
Hatiku setia sampai akhir
Sakit hati rasanya pedih
Mending makan rujak kedondong
Daripada menangis sedih
Mending kamu saya gendong
Badan sakit pasti meriang
Minum obat dari cawan
Saya ini pria penyayang
Sayang kepada banyak perempuan
Ikan patin jadi masakan
Dimasaknya di kota Palembang
Kurus badan bukan kurang makan
Kurus memikirkan kamu seorang
Ada buaya jangan diganggu
Buaya tidur tak punya nama
Sudah lama aku menunggu
Kapan cintaku kau terima?
Masuk debu pedihlah mata
Pergi ke desa naik kereta
Menatap kamu makin cinta
Apakah impian kan jadi nyata?
Bangau pergi menuju kota
Pulang lagi ke hutan alam
Di balik hati ada cinta
Mekar di dalam diam-diam
Kalau ingin batu permata
Menyelamlah ke samudera
Kalau ingin sebuah cinta
Aku siap memberikannya
Bila ingin ikan petis
Datang saja ke Maluku
Jika ingin lelaki romantis
Datang saja kepadaku
Kayu meranti kayu telugu
Tumbuh anggrek jadi benalu
Kamu menanti aku menunggu
Mengatakan cinta rasanya malu
Perahu layar ke tepian
Dari hulu sungai Asahan
Daripada hidup kesepian
Mending kita cepat nikahan
Tepi pantai bermain pasir
Kota Jepara kota ukir
Sudah lama diriku naksir
Namun dia kelamaan mikir
Buah mangga buah kweni
Dimakan dengan pisang raja
Mohon terima cintaku ini
Kalau tidak, pedih terasa
Anak ikan main di paya,
Banyak berudu tiada induknya
Tolong katakan kepada saya
Kalau rindu apa obatnya?
Pergi ke kebun ambil pepaya
Banyak petani sedang bekerja
Tolong obati hati saya
Dengan cinta darimu saja
Naik delman dekat pak kusir
Banyak lubang lambat jalannya
Pantas saja saya naksir
Kamu memang cantik orangnya
Ada orang Maluku di jitak
Dijitak sama orang Batak
Selama jantungku masih berdetak
Cintaku tak akan luluh lantak
Ku lihat jalan ada Polantas
Di sampingnya ada barracuda
Bagaimana aku tidak cemas
Di kantong bajuku ada photo janda
Bunga mawar tumbuh di taman
Baunya sedap menyejukkan mata
Jangan ragu untuk berdekatan
Karena aku orangnya setia
Nona cantik jualan jamu
Jamu diminum terasa mengkudu
Meskipun jarang kita bertemu
Cintaku tetap hanya untukmu
Ada hadiah dari pak lurah
Sepatu baru dan topi bundar
Bibirnya indah berwarna merah
Membuat dadaku berdebar-debar
Buah muda belumlah mateng
Susah payah saat ditanam
Wahai kamu si cowok ganteng
Ku mimpikan siang dan malam
Jalan jalan di kota keramat
Tersesatnya di Karibia
Malam – malam slalu teringat
Bantal guling ku sangka dia
Turun hujan rintik-rintik
Duduk berdua di atas tanah
Ingin punya cewek yang cantik
Syaratnya rumah dan mobil mewah
Buah duku buah rambutan
Cuci piring di bawah jembatan
Entah jodoh atau pun bukan
Mari awali dengan persahabatan
Angin bertiup dari utara
Awan berpindah naik ke tengah
Ingin rasanya hidup bersama
Membangun rumah tangga yang indah
Jalan jalan ke kota Paris
Melihat rumah berbaris baris
Biarpun maut di ujung keris
Asal dapat nona yang manis
Beli kain warnanya merah
Dari Kediri pakainya batik
Digodain janganlah marah
Salah sendiri wajahnya cantik
Ada tali di dalam kardus
Diambil bapak di hari senin
Kalau dari pagi hujan terus
Paling enak yuk kita kawin
Pelangi datang setelah hujan
Mentari terbang untuk bersinar
Jika datang insan pujaan
Hati senang berbinar-binar
Buat apa membaca berita
Kalau tidak sampai tuntas
Buat apa katakan cinta
Cicilan hp saja belum lunas
Kain disulam ternyata bagus
Saking bagusnya banyak pesanan
Dari semalam hujan terus
Paling enak buat kawinan
Masak terigu masak tumis
Diiris tipis sampai habis
Malam minggu hujan gerimis
Dompet tipis semakin kritis
Ada buah pohonnya tinggi
Bunganya harum dibuat jamu
Kemana pun engkau pergi
Aku selalu merindukanmu
Baca buku sambil berdiri
Enak rasanya minum teh botol
Carikan aku pacar luar negeri
Bodinya montok agak bahenol
Cowok dewasa tumbuh kumis
Tumbuh juga di atas betis
Di saat turun hujan gerimis
Rindu dikau yang romantis
Sikat gigi di dekat pohon
Lihat kolam banyak ikan
Masih pagi pacarku nelfon
Nanti malam ngajakin kencan
Kertas baru dipukul batu
Dicampur jamu di atas tungku
Cinta suciku cukuplah satu
Untuk kamu sepanjang waktu
Anak kecil main layang-layang
Putus benang di ujung belati
Setiap hari mabuk kepayang
Kalau tak jumpa si jantung hati
Duri kecil bukan sembarang duri
Duri tajam setajam belati
Cari bukan sembarang cari
Mencari cinta janji sejati
Burung elang bawa melati
Burung kutilang ambil belati
Duhai sayang pujaan hati
Daku kangen setengah mati
Dari jam tujuh sampai sepuluh
Badan lelah banyak pekerjaan
Sudah banyak yang aku tempuh
Demi dirimu duhai sang pujaan
Sepeda tua di atas kasur
Membawa peti di hari minggu
Cinta lama telah terkubur
Cinta barumu yang aku tunggu
Makan roti minumnya jamu
Dicampur madu di atas pizza
Walaupun tadi kita ketemu
Namun rindu masih terasa
Lari-lari setelah berenang
Sedari subuh hingga siang
Wajah ayumu selalu terbayang
Met malam minggu duhai sayang
Kalau bukan karena bulan
Tidaklah bintang meninggi hari
Kalau bukan karena tuan
Tidaklah aku sampai di sini
Indah langit warnanya biru
Terik siang sudah berlalu
Bila punya kekasih baru
Ingin langsung ke penghulu
Jika ingin menanam tebu
Tanamlah di dekat kayu
Kalau engkau cinta padaku
Bilang saja I Love U
Bawa rantang isinya nasi
Nasi kebuli dibagi rata
Biarlah bintang yang jadi saksi
Untuk mengawal asmara kita
Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Berpacar-pacaran kita dahulu
Lalu akhiri dalam pernikahan
Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang renang ketepian
Mantan kita sudah ke penghulu
Kita masih jomblo kesepian
Di pinggir kolam makan bubur
Makan bubur di atas sampan
Dari semalem nggak bisa tidur
Selalu teringat wajah yang tampan
Pergi ke pasar menaiki onta
Jangan lupa membeli permata
Tak peduli meskipun tua
Yang penting kita saling mencinta
Jangan menulis di atas kaca
Menulislah di kertas biasa
Jangan menangis karena cinta
Menangislah karena dosa
Buah salak baru dipetik
Laku dijual di musim dingin
Ada sejuta wanita cantik
Cuma kamu yang aku ingin
Keliling kota sambil bersuara
Tidak lupa mengunyah cokelat
Saat engkau berada di sana
Rasa rinduku semakin berat
Kanan kiri berliku-liku
Demi mencari sebatang bambu
Kamu adalah puisiku
Terpatri indah di dalam qalbu
Bukan saya tak suka kain
Tunggu tenunan dari Sunda
Bukan saya tak laku kawin
Nunggu kamu menjadi janda
Anak ayam belajar berenang
Anak angsa di paya bakau
Mulut menyebut hati terkenang
Rindukan abang jauh di rantau
Naik sepeda pergi ke kota
Jangan lupa pakai topinya
Maksud hati ingin berkata
Tapi tulisan ini jadi dutanya
Daging ayam dibuat gulai
Buat makan di sore nanti
Hanya dirimu paling bernilai
Takkan pernah bisa terganti
Warna balon rupa-rupa
Dibeli di hari raya
Aku tak mengharap apa-apa
Hanya cinta dan setia
Ke Pontianak beli kopiah
Kopiah indah kau dapati
Begitu banyak gadis yang singgah
Hanya dinda yang memikat hati
Bawa peti ke tengah kota
Jatuh di kali berair amis
Bila hati sudah jatuh cinta
Kopi pahit terasa manis
Kelap kelip bintang seribu
Cahaya cantik di tengah malam
Sungguh aku tengah merindu
Rindu di hati yang terdalam
Bulu kelinci ditiup angin
Angin barat arahnya lain
Katanya benci kalo dibohongin
Eh malah suka kalo digombalin
Turun rintik si air hujan
Masuk ke kamar tak kedinginan
Gadis cantik jadi pujaan
Mau dilamar kok hamil duluan
Ayam berkokok di waktu subuh
Terdengar merdu suaranya
Luka di tangan dapatlah sembuh
Dinginnya rindu apa obatnya?
Langit biru terlihat sendu
Warna ungu berubah semu
Jarak jauh tumbuhkan rindu
Ingin selalu dekat denganmu
Dua kaki dipegang tangan
Melihat bintang sungguh menawan
Walau asmara banyak rintangan
Ku rawat cinta dengan kesetiaan
Memandang luas rumput ilalang
Minum berdua sambil bersulang
Rasa setiaku tak pernah hilang
Hingga maut datang menjelang
Di pinggir sungai kita berlibur
Jangan lupa membawa sampan
Dari semalam tak bisa tidur
Selalu teringat wajahmu yang tampan
Burung melayang terbang ke sini
Hinggap sebentar di dahan tinggi
Kasih sayangku amatlah murni
Suci bening seperti embun pagi
Menyadap karet mendapat sagu
Sagu dimasak diberi tamu
Janganlah dikau merasa ragu
Setiaku ini hanya untukmu
Ada udang di balik batu
Batunya hancur dipukul bambu
Harta karunku hanyalah satu
Cuma senyummu yang aku mau
Pergi memancing bersama teman
Teman tertidur di tengah halaman
Dinda ibarat bunga di taman
Cantik sungguh jadi idaman
Ambil bambu buat sembilu
Terbang debu dari cerutu
Nama indahmu kusebut selalu
Di dalam doa setiap waktu
Di sana gunung di sini gunung
Di tengah tengahnya bunga melati
Gundah gulana hatiku bingung
Menunggu jawaban sang pujaan hati
Beli buku si anak petani
Jangan lupa membeli margarin
Memang indah di malam ini
Tapi tak seindah malam kemarin
Kemana berlau awan gemawan
Menutup mentari jadi bayangan
Bukanya aku tak butuh rayuan
Hanya berharap sebuah pinangan
Kembang gula di Kota Senggigi
Dicampur enak buat minuman jamu
Kemana pun engkau akan pergi
Aku selalu setia menunggumu
Pergi ke hutan mencari madu
Rasanya manis disuka pemburu
Kamu memang cinta suciku
Aku amat sayang kepadamu
Mencari rezeki cari yang berkah
Biar damai dalam hidupnya
Jika memang harus menikah
Sudah kusediakan mas kawinnya
Lampu padam tak ada minyak
Terpaksa malam bergelap-gelapan
Nilai mas kawin tak perlu banyak
Cukuplah saja untuk tujuh turunan
Kelap kelip bintang menarik
Begitu indah bagai berlian
Sungguh banyak cewek yang cantik
Hanya dinda yang ku rindukan
Jalan-jalan di tengah kota
Banyak lampu di sebelah kanan
Indahnya cinta di antara kita
Kini hanya tinggal kenangan
Beli paku ditukar batu
Beli lembu sama induknya
Cinta suciku cukuplah satu
Untuk kamu selama-lamanya
Anak lintah datang bersua
Lalu melilit di pohon jati
Peluk cium kita berdua
Tandanya cinta dalam hati
Ambillah rebab dari kota
Hutan bayang rimbanya sakti
Sebab adinda yang saya cinta
Orangnya baik dan rendah hati
Kelap kelip bintang menari
Indah warnanya bagai bidadari
Jagalah hati jagalah diri
Untuk diriku sampai ku kembali
Air mawar di dalam cangkir
Disimpan kendi di bawah parang
Sedari awal hinggalah akhir
Sayang tercurah padamu seorang
Dinda cantik tinggi semampai
Bodi seksi rambut mengurai
Putih melepak lembut gemulai
Kekanda melihat rasa terkulai
Ada banyak pohon diikat
Diikat tali buahnya jarang
Walau banyak punya sahabat
Dalam hatiku engkau seorang
Taman hati tak akan hilang
Karena disiram air setia
Kekasih hati tak akan melayang
Karena selalu saling percaya
Kemanapun kaki melangkah
Aku selalu mengucap doa
Kemana pun cinta merambah
Aku selalu mengikat setia
Anak ayam belajar berenang
Anak itik di paya bakau
Mulut menyebut hati terkenang
Rindukan dikau jauh di rantau
Naik onta lihat pemandangan
Makan bubur ditambah cuka
Biarlah cinta jadi kenangan
Kan terkubur bersama luka
Ambil mengkudu secarik kertas
Membeli kapas berat sekati
Hatiku rindu belumlah lepas
Akan terbawa sampai ku mati
Warna coklat gosok hilangkan
Warna putih dibuat hitam
Ada hasrat tidak diucapkan
Ada hati kenapa dipendam?
Di sana sini bunga berkembang
Senanglah kumbang tinggal sendiri
Putuslah sudah kasih dan sayang
Jangan diharap dia kembali
Baju putih dikira kunti
Lagi nunggu di pohon jambu
Seribu langkah aku jalani
Asalkan selalu bersama dirimu
Ikan lohan ada jambulnya
Ikan gurame banyak durinya
Kalaulah cinta mana buktinya
Sumpah dan janji tiada artinya
Saat kecil tak pakai baju
Sudah SD belajar baca
Waktu aku bertemu kamu
Langsung malu dan terpesona
Ambil tali panjang sedepa
Makan manggis dengan bijinya
Sampai mati tidakkan lupa
Orangnya baik, manis budinya
Buat apa naik unta
Kalau enggak sampai ke Mekkah
Buat apa nyatain cinta
Kalau enggak pingin menikah
Ambil kelapa di pohon randu
Beli kurma pergi ke Serang
Pada siapa aku merindu
Jika bukan padamu seorang
Mangga dikupas di atas nampan
Sayang disayang tinggallah satu
Wahai abang berwajah tampan
Sudah lupakah dengan diriku?
Meski hanya si buah jambu
Tetap bisa dibuat jamu
Meski jarang kita bertemu
Cintaku tetap hanya untukmu
Di sana gunung, di sini gunung
Ditengah-tengahnya bunga melati
Aku bingung kamu pun bingung
Kenapa ada si bunga melati?
Buah nangka baru dipetik
Dicampur duku di atas loyang
Ada banyak wanita cantik
Hanya kamu yang aku sayang
Angin sejuk menggigit tulang
Baju tebal diikat tali
Cerai dirujuk kasih berulang
Cinta sejati cuma sekali
Anak termenung membawa kembang
Si anak raja naik pedati
Masuk bimbang keluar pun bimbang
Teringat pada si jantung hati
Taruh kembali pisau belati
Karena tajam seperti duri
Cinta kasih ada di hati
Biarlah tumbuh dan berseri
Tak selalu jalannya rata
Kadang berliku di persimpangan
Memang tak pandai merangkai kata
Namun ku punya banyak kesetiaan
Beli jahe dicampur ketumbar
Potong jahe di atas loyang
Hendak bilang jantung pun berdebar
Bilang I love You untukmu sayang
Semak-semak banyak durinya
Daging domba banyak lemaknya
Maksud hati ingin anaknya
Namun nasib dapat emaknya
Kalau daging banyak lemaknya
Kurang sedap dicampur kulitnya
Biarpun hanya dapat emaknya
Penting wajah sama cantiknya
Anak raja pergi ke seberang
Ambil tangga di batang temu
Ingat pada dirimu seorang
Belum juga dapat bertemu
Layar terkembang membawa sauh
Nampak kecil si pohon kelapa
Saat engkau pergi menjauh
Hati rindu tak ada obatnya
Setiap pagi sarapan bubur
Ditambah segelas jamu mengkudu
Setiap malam aku tertidur
Engkau datang membasuh rindu
Ambil pita di Kampung Duri
Selaguri tumbuh di darat
Besar cinta di dalam diri
Dari dunia sampai akhirat
Lihat kasa berisi bawang
Buat ikat kembang melati
Bagaimana tuan dapat kubuang
Sudah melekat di dalam hati
Depan rumah tanam lempuyang
Tanahnya keras agak berantakan
Di dalam hati sejuta sayang
Bibir pun berat untuk diucapkan
Bunga melati warnanya putih
Tertiup angin dibasuh hujan
Jika kamu menaruh kasih
Langsung kita ke pelaminan
Titik embun di dedaunan
Bikin sejuk indah di taman
Cinta ini aku pertahankan
Selama hayat masih di badan
Masih bujang tiada bertemu
Sampai di masa kamu kepepet
Wahai sayang siapa namamu?
Untuk diberi ke dukun pelet
Anak kelinci mencuri kain
Kain dijemur dari kayu duri
Jika engkau mencari yang lain
Mungkin aku kan mati berdiri
Ada film ceritanya receh
Mungkin isinya kebanyakan halu
Jangan mikir yang aneh-aneh
Cintaku masih seperti yang dulu
Keliling kota sambil bernyanyi
Tidak lupa membeli delima
Saat engkau ada di sini
Aku tersenyum semakin lama
Di pagi hari makan pepaya
Lebih enak ditambah ayam
Bila tak jumpa dengan si dia
Hatiku murung tidaklah tentram
Ambil gendang si bapak kumis
Kembang melati diikat kuat
Makin dipandang semakin manis
Tai kucing pun terasa coklat
Kerajaan jadi penuntun
Masyarakat jadi penopang
Abang bukan si keong racun
Tapi hanya si Tokek Belang
Kolamnya sangat dalam
Ucapa sahabat pena-ku
Ini sudah larut malam
Tidur dan mimpikanlah aku
Jalan jalan ke kota Paris
Singgah sejenak di kota Medan
Wahai engkau wanita yang manis
Bolehkah aku mulai kenalan?
Ambil pandan cari yang kering
Kering dicuci di atas pelana
Sampailah badan kurus dan kering
Mikirin kamu yang jauh di sana
Daftar kuis di hari terakhir
Waktunya habis banyak terbuang
Janganlah ragu jangan khawatir
Cintaku manis untukmu seorang
Banyak kebo menjadi gugur
Jatuh di atas kayu berpaku
Met bobo selamat tidur
Jangan lupa mimpiin aku
Indah desa indah kotanya
Jalan ke pasar beli celana
Aku suka kamu apa adanya
Karena di mataku sudah sempurna
Burung merpati ditangkap buaya
Terbang jauh membawa kanji
Kalau kamu mencintai saya
Mari kita ucapkan janji
Kalau bukan karena bulan
Tidaklah bintang meninggi hari
Kalau bukan karena tuan
Tidaklah aku sampai di sini
Buah itu jangan dipetik
Susah payah saat ditanam
Kamu itu gadis yang cantik
Aku impikan siang dan malam
Hati-hati barangnya palsu
Priksa dulu jika berbau
Aku ingin dirimu tahu
Betapa aku cinta padamu
Banyak hutan kayunya terbakar
Musim kemarau tak bersahabat
Jangan niat mencari pacar
Carilah jodoh dunia akhirat
Memang haram arak ditelan
Karena banyak nyawa melayang
Walau jarak sedang memisahkan
Semuanya itu bukan penghalang
Patah dahan disambungkan
Maksud hati disatukan
Kepada Tuhan kita mohonkan
Agar cepat dipertemukan
Surya terbit datanglah pagi
Terbit cerah di pulau Meranti
Hanya untukmu cintaku ini
Tetap setia hingga ku mati
Pinggir sungai banyak sampah
Airnya merah terasa sepah
Kasih sayang semakin berlimpah
Jadikan hidupku semakin indah
Bunga wangi bernama selasih
Tumbuh liar di pinggir kali
Saat dirimu curahkan kasih
Hidup yang hampa gairah kembali
Pita merah panjang sekilan
Jatuh satu ke dalam rantang
Cintaku indah bagaikan rembulan
Kilaunya berpagar si bintang-bintang
Dari jauh terlihat semu
Datang dekat mencari ikan
Izinkan aku mencintaimu
Cinta sepanjang putaran zaman
Dongeng lama tentang peri
peri menolong sang puteri
Engkau bagai bunga berseri
suntingan jiwa bijak bestari
Sungguh indah di Ujung Pandang
Gemerlap pula di kota kembang
Dari awal beradu pandang
Wajah indahmu terbayang-bayang
Prajurit berjalan di atas jurang
Berkicau keras burung kutilang
Dari dulu hingga sekarang
Cinta hakiki tak pernah hilang
Menanam tomat di atas rawa
Tomat mekar berbuah dua
Cintamu hangat di dalam jiwa
Laksana cahaya dari sang surya
Pohon jati dijadikan tiang
Ingin kulihat ikan menyelam
Jika hati saling menyayang
Romantis tumbuh siang dan malam
Gunung Salak terlihat panjang
Hutannya lebat daunnya melayang
Walau banyak godaan datang
Teguh cintaku tak pernah goyang
Tanah ladang pasti gembur
Karena disiram air sumur
Kasih sayangmu semakin subur
Laksana benih yang ditabur
Di bandar banyak yang terpaku
Hilir mudik kanan dan kiri
Tak’kan pudar kasih sayangku
Tambah erat hari ke hari
Bunga disiram tak akan layu
Selalu berbunga tiada jemu
Jangan takut jauh dariku
Ku takkan berpaling dari cintamu
Api kecil keluar di tungku
Padamlah abu sehabis kayu
Sudah lama kutunggu-tunggu
Kapan kamu bilang I Love You
Anak nelayan menggarap lahan
Ayamnya mati karena mengais
Ku coba tetap untuk bertahan
Walaupun hati kadang menangis
Pagi kerja membawa kereta
Kerja sendiri menyadap getah
Kalau cinta katakan cinta
Bilang I Love You itulah mudah
Air hangat dicampur air soda
Taruh di tungku buang sekali
Paras ayumu sangatlah menggoda
Menggugah cintaku bangkit kembali
Ke pasar membeli itik
Satu hilang mati induknya
Sungguh benar kamu cantik
Tapi sayang ada yang punya
Petang senja mengambil kayu
Untuk dibuat menjadi bangku
Bukan tak mau bilang I love U
Tapi ku takut kau menolakku
Kemeja baru dari seberang
Warnanya elok sangat menawan
Cemburu jangan sembarang
Cemburu hanya demi kebahagiaan
Bunga kamboja dibungkus tali
Bunga dibeli di pasar jati
Cinta ini bukanlah cinta terbeli
Karena muncul di dasar hati
Kuas hitam di atas kasur
Kasur rusak disobek parang
Tiap malam tak bisa tidur
Karena memikirkan kamu seorang
Bawa rantang isinya nasi
Nasi kebuli dibagi sekali
Biarlah bintang yang jadi saksi
Untuk cinta kita yang suci
Sungguh berat rasa berpisah
Meninggalkan dia bersusah hati
Duduk berdiri sama gelisah
Ke mana perginya si jantung hati
Apa tanda hari telah petang
Ufuk barat merah warnanya
Apa tanda orang yang sayang
Melindungi kekasih dari bahaya
Naik sepeda pergi ke kota
Jangan lupa pakai topinya
Maksud hati nyatakan cinta
Tapi tulisan ini jadi wakilnya
Harum wanginya bunga selasih
Tersiram hujan daunnya basah
Belahan jiwa curahan kasih
Tempat tenangkan resah gelisah
Kalau ada ranjang di ladang
Bolehlah kita menumpang tidur
Kalau ada umur yang panjang
Bolehlah kita kembali ke kasur
Pergi pagi pulangnya senja
Capek di hati capek di badan
Ketika si dia membawa cinta
Semua indah tampak menyenangkan
Memang tangguh ular berbisa
Membuat jamu dengan racunnya
Sungguh hatiku tak pernah bisa
Memilih kamu ataukah dirinya
Makan kacang di pinggir jalan
Sama pacar malam mingguan
Ketika cinta dipertahankan
Semua tampak menyenangkan
Banyak orang naik pelana
Beli pewangi ruangan tamu
Sungguh indah penuh pesona
Warna pelangi di mata kamu
Buaya darat berkata merdu
Buaya air bernyanyi sendu
Sungguh berat rasanya rindu
Waktu sehari terasa sewindu
Harum semerbak si bunga melati
Diam terpaku seorang tamu
Andaikan engkau bisa mengerti
Betapa aku merindukan kamu
Jangan dibeli jangan dipinjam
Barangnya rapuh tidak berwarna
Sulit terasa mata terpejam
Ingat senyummu nan jauh di sana
Satu tambah satu sama dengan dua
Dua tambah tiga sama dengan lima
Aku dan kamu hidup bersama
Sekarang, esok dan selamanya
Ada sakit ada musibah
Tangan kotor hitamlah kuku
Bila hatimu telah berubah
Segeralah mencari aku
Ku tak mau segelas susu
Yang ku mau sepotong roti
Ku tak mau cinta yang palsu
Yang ku mau cinta sejati
Nasi padang buat masakan
Dicampur rokok dari tembakau
Meskipun kadang menyakitkan
Aku rela kok demi engkau
Jalan-jalan ke kota Ciamis
Lihat mobil parkirnya gratis
Saya cinta sama Bang kumis
Orangnya ganteng dan romantis
Ibu kota ada di Jakarta
Kotanya sibuk kedatangan tamu
Ku tak bisa hidup tanpa cinta
Cinta suciku hanyalah kamu
Jangan makan di dalam kamar
Nanti lupa dan ketinggalan
Jangan biarkan hati terbakar
Nanti merana berkepanjangan