10 Cara dan Tips Sukses Mewaralabakan Usaha

waralaba

Salah satu cara untuk mengembangkan dan melebarkan jaringan bisnis yang telah kita bangun dengan stabil adalah melalui kerjasama kemitraan yang disebut dengan waralaba (franchise). Bagaimanakah kiat-kiat sukses melebarkan bisnis dalam konsep waralaba?

Model kerjasama versi waralaba atau franschise merupakan jalan yang banyak dilakoni oleh para pengusaha kelas kakap maupun para entrepreneur muda yang masih minim pengalaman. Di Indonesia sendiri, model usaha kemitraan waralaba cukup berkembang pesat. Di awali sekitar tahun 50an, yaitu kerjasama kemitraan bisnis daeler kendaraan bermotor dengan buying licenced.

Selanjutnya beberapa pebisnis dengan pelbagai produk usahanya, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri terus mencoba mengepakkan sayap usahanya dengan menawarkan kerjasama kemitraan waralaba kepada khalayak umum yang berminat. Agar model bisnis ini memiliki aturan yang jelas dan berstandard, maka pada tahun 1997 pemerintah mengeluarkan payung hukum tentang bisnis waralaba.

Saat ini, di Indonesia terdapat ratusan bisnis model waralaba dengan berbagai macam produk usaha waralabanya. Sebagian merupakan franchise global, dan sebagiannya adalah waralaba milik pengusaha Indonesia. Hal ini menandakan bahwa angkatan entrepreneur di Indonesia semakin bertambah.

Namun, dengan jumlah pelaku usaha  waralaba yang banyak tentu menimbulkan konsekwensi tersendiri, salah satunya adalah kompetisi bisnis yang kian ketat. Bila tidak pandai-pandai mengambil strategi usaha, maka bisnis franchise yang dilakoninya bisa mandek bahkan terjungkal. Lalu apa saja yang mesti dilakukan untuk mewaralabakan usaha yang kita miliki?

Selain itu, bagaimana tips memajukan usaha model waralaba tersebut? Jika anda adalah seorang pemilik usaha atau seorang franchisor, maka berikut ini disajikan beberapa kiat dalam mewaralabakan usaha serta membuatnya maju dan berkembang pesat.

Mengapa Harus Mewaralabakan Bisnis yang Kita Miliki?

Jawabannya karena ada 3 potensi keuntungan ekstra yang bisa kita gali. Apa sajakah celah peluang bisnis yang bisa yang bisa kita manfaatkan sehingga keuntungan yang kita peroleh tidak hanya berasal dari paket fee atau royalti saja, tetapi juga bagian-bagian lainnya?

1. Keuntungan dari Pengadaan Peralatan

Dalam jalinan kerjasama waralaba, para mitra biasanya menginginkan paket usaha yang sudah siap beroperasi. Mereka tidak ingin berpusing pusing  memikirkan untuk menyediakan sendiri peralatan yang dibutuhkan. Semuanya ingin diserahkan kepada pewaralaba, sehingga para mitra hanya mau fokus untuk memulai mengoperasikan bisnisnya dengan segera. Oleh sebab itu, dalam pengadaan peralatan tersebut, anda sebagai pemilik waralaba bisa menggali potensi keuntungan dengan mengangkat harganya.

2. Keuntungan dari Penyediaan Bahan

Dalam franchise makanan atau minuman, para pemberi waralaba biasanya menyediakan stok bahan baku yang setengah jadi. Hal ini bertujuan untuk memastikan kualitas bahan yang akan digunakan oleh mitra agar sesuai standar, sekaligus juga berupaya untuk tetap menjaga kerahasiaan resep yang dimiliki pewaralaba. Melalui penyediaan bahan-bahan tersebut, franchisor akan mampu memperoleh potensi keuntungan dari selisih antara biaya pengadaan bahan dengan harga jual yang dipatok untuk para mitra.

3. Keuntungan dari Pengadaan Fasilitas Tambahan dan Jasa Advertising

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, para calon penerima waralaba biasanya lebih senang dengan paket bisnis yang praktis. Hal ini bisa menjadi celah bisnis lainnya, misalnya fee untuk jasa pembuatan website, jasa training, jasa promosi dan periklanan, bahkan juga termasuk jasa perizinan usaha. Anda sebagai pemilik waralaba tentu sudah familiar dengan hal-hal tersebut.

Jika anda baru saja mulai mewaralabakan bisnis anda, maka ada baiknya anda mengeleminasi (menciutkan) celah-celah keuntungan tersebut sehingga anda dapat menawarkan harga paket waralaba yang lebih murah dan kompetitif agar lebih menarik minat para calon entrepreneur.

Syarat dan Kriteria Mewaralabakan Usaha

Dalam rangka perluasan dan pengembangan usaha anda, konsep bisnis waralaba atau disebut juga franchise bisa menjadi salah satu alternatif yang dapat anda tempuh. Jika anda berniat mewaralabakan usaha anda kepada khalayak umum, ada baiknya anda mengkaji terlebih dahulu enam kriteria yang wajib dipenuhi oleh pemberi waralaba seperti yang tersurat dalam PP Nomor 42 Tahun 2007 pasal 3 berikut ini:

1. Memiliki Ciri Khas Usaha

Ciri khas usaha maksudnya suatu usaha yang memiliki keunggulan tertentu dan berbeda dari usaha-usaha yang sejenis. Usaha waralaba tersebut mempunyai keunikan tersendiri yang dapat menjadi daya tarik bagi konsumen. Misalnya dalam bisnis makanan, usaha waralaba tersebut menghadirkan sesuatu yang special yang tidak dimiliki oleh para kompetitornya, contohnya resep istimewa, cara penyajian, konsep tempat, dan sebagainya.

2. Terbukti Sudah Memberikan Keuntungan

Untuk mewaralabakan usaha, sang pemilik harus telah mempunyai pengalaman paling tidak 5 tahun dalam mengelola bisnisnya, dan telah terbukti mampu mengatasi segala kendala dan permasalahan yang dihadapi usahanya. Hal tersebut dapat dilihat profit usahanya yang terus menunjukkan trend positif. Pemerintah tak akan mengeluarkan izin waralaba jika kondisi perusahaannya masih turun naik.

3. Memiliki Standar atas Pelayanan dan Barang atau Jasa yang Dibuat Secara Tertulis

Pada bagian ke tiga ini, calon pemberi waralaba (franchisor) wajib secara tertulis membuat standar atas pelayanan dan barang atau jasa yang ditawarkan, sehingga para penerima waralaba dapat dengan mudah memahami konsep usaha dan melaksanakannya berdasarkan panduan (standard operational procedure) yang telah dibuat franchisor. Dengan demikian setiap orang yang menjadi mitra waralaba (franchisee) melakukan langkah operasional yang sama.

4. Bisnis Mudah Diajarkan dan Diaplikasikan

Kriteria yang keempat ini dimaksudkan untuk mengakomodasi minat masyarakat yang ingin bermitra menjadi franchises namun tidak punya pengalaman yang cukup pada bidang usaha yang ingin digelutinya. Oleh karena itu, calon pemberi waralaba wajib membuat teknik kerja yang dapat dengan mudah dipahami dan diaplikasikan oleh para penerima waralaba.

5. Adanya Dukungan yang Berkesinambungan

Walaupun maju mundurnya usaha yang dijalankan oleh penerima waralaba (franchisee) menjadi tanggung jawabnya sendiri, namun para pemberi waralaba berkewajiban memberikan bimbingan usaha secara kontinu, sehingga akan terjalin hubungan mutualisme dalam bisnis.

6. Hak Kekayaan Intelektual yang Telah Terdaftar

Sebelum anda melangkah dalam pengembangan bisnis model waralaba, anda mesti melindungi aset dan portofolio bisnis anda agar mendapat payung hukum yang sah. Oleh sebab itu, segala yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual, seperti merek produk, nama dan logo usaha, paten teknologi, materi hak cipta, dan sejenisnya harus anda daftarkan untuk mendapatkan sertifikat resmi. Anda bisa mengunjungi situs Direktorat Jenderal HKI di www.dgip.com untuk memperoleh informasi yang lebih detail tentang hal tersebut.

Mengajukan Permohonan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba

Salah satu izin yang wajib dimiliki oleh pelaku usaha waralaba, baik itu franchisor maupun franchisee, adalah Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW). Surat Tanda Pendaftaran Waralaba adalah sebuah bukti pendaftaran perjanjian atau pendaftaran prospektus yang ditujukan atau diberikan kepada para pemilik waralaba (franchisor) dan juga mitra penerima waralaba (franchisee).

STPW ini diberikan jika franchisor ataupun franchisee telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan menteri. Mereka yang memiliki usaha waralaba (franchisor) wajib mendaftarkan prospektus penawaran waralabanya. Demikian pula bagi yang menjadi mitra pada suatu bisnis waralaba wajib mendaftarkan perjanjian bisnis waralabanya agar memperoleh STPW.

Surat Tanda Pendaftaran Waralaba memiliki masa berlaku 5 tahun. Setelah masa izin selesai, dapat diperpanjang lagi untuk jangka waktu yang sama. Jika tidak diperpanjang, maka STPW tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Selain itu, Surat Tanda Pendaftaran Waralaba juga dinyatakan tidak berlaku jika perjanjian franchise berakhir, dan jika pihak franchisor ataupun franchisee telah menghentikan bisnisnya. Untuk mendapatkan STPW tersebut, ada beberapa dokumen yang wajib dilampirkan dalam berkas permohonan, antara lain:

A. Permohonan baru STPW untuk Franchisee (Mitra Penerima Waralaba)

1. Fotocopy KTP pemilik atau penanggung jawab perusahaan
2. Fotocopy akta pendirian perusahaan
3. Fotocopy surat izin usaha
4. Fotocopy tanda bukti pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual
5. Fotocopy perjanjian franchise
6. Fotocopy prospektus penawaran franchise dari franchisor (pemilik waralaba)
7. Fotocopy STPW franchisor

B. Permohonan baru STPW untuk Franchisor (Pemberi Waralaba)

1. Fotocopy KTP pemilik atau penanggung jawab perusahaan
2. Fotocopy surat izin usaha
3. Fotocopy tanda bukti pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual
4. Fotocopy perjanjian franchise
5. Fotocopy prospektus penawaran franchise
6. Komposisi barang atau produk yang diwaralabakan.
7. Komposisi penggunaan tenaga kerja

C. Permohonan Perpanjangan STPW

1. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) asli
2. Dokumen lainnya jika mengalami perubahan data
3. Laporan penggunaan produk dalam negeri.

Kiat Sukses Membangun dan Mengembangkan Bisnis Waralaba

Jika anda baru memulai mewaralabakan bisnis anda, maka yang wajib menjadi fokus anda adalah menstabilkan bisnis tersebut. Meskipun jumlah kemitraan masih sedikit, namun jika kondisi bisnis anda stabil, maka perlahan-lahan pasti akan menuju puncak kerajaan bisnis anda yang besar dan mapan. Inilah kiat-kiat suksesnya.

1. Buatlah Konsep dan Rencana Bisnis yang Jelas

Sebagai seorang franchise langkah pertama yang wajib dilakukan dalam upaya mengembangkan sistem bisnis waralabanya adalah dengan membuat konsep master plan bisnis yang bagus dan jelas. Kejelasan konsep dan rencana bisnis yang Anda bangun akan menjadi gambaran awal bagi para calon franchisee yang ingin bergabung ke dalam bisnis anda. Selain itu, sebagai bisnis waralaba yang baru kejelasan konsep dan rencana bisnis yang anda susun akan menjadi deskriptor yang cukup dalam memahami target dan tujuan bisnis yang diharapkan. Para calon mitra pun akan berpeluang lebih tertarik dalam bergabung ke dalam bisnis anda.

2. Penyiapan Dokumen dari Sistem Waralaba Anda

Agar usaha pengembangan jaringan bisnis waralaba anda berjalan lebih efektif, maka dokumen-dokumen yang terkait harus disiapkan sedini mungkin, seperti brosur iklan, SOP, dokumen perizinan, dan sejenisnya. Jika memungkinkan, anda juga sebaiknya membantu calon franchisee dalam penyiapan dokumen-dokumen yang mereka perlukan, sehingga mereka bisa lebih fokus dalam membangun usahanya.

3. Berikan Harga Kemitraan yang Kompetitif

Jika anda mewaralabakan usaha makanan dan minuman, maka persaingannya cukup ketat. Ada seratusan bisnis kuliner dan bavarege yang menawarkan kerjasama dengan konsep waralaba. Jika anda memberikan harga tinggi, maka mungkin sulit untuk memperluas jaringan, kecuali anda memiliki produk dengan brand yang kuat dan sangat populer di masyarakat. Oleh karena itu, sebisa mungkin memberikan paket kemitraan dengan harga yang kompetitif.

4. Lebih Selektif dalam Menerima Franchisee

Memiliki jumlah mitra yang banyak adalah misi utama bagi setiap pemilik waralaba. Namun, tujuan utama tersebut tidak harus mengorbankan standardisasi bisnis anda. Oleh karena itu, salah satu aspek penting yang harus dilakukan secara cermat adalah tahap merekrut franchisee. Upayakan selalu merekrut mitra waralaba dengan tidak tergesa-gesa, hanya karena mengejar target perluasan jaringan bisnis waralaba anda. Lihatlah lebih dahulu rekam jejak calon franchisee, baik dari track record bisnisnya, finansialnya, hingga juga history hukumnya. Franchisee adalah ujung tombak bisnis anda di masa yang akan datang, karena jika asal-asalan dalam menerima calon mitra dapat menjadi boomerang terhadap bisnis anda.

5. Lakukan Analisa terhadap Persebaran Gerai Bisnis Anda

Memiliki jumlah kemitraan yang banyak tentu hal yang paling diinginkan oleh para franchisor (pewaralaba). Namun, dalam upaya mengembangkan atau ekspansi bisnis waralaba anda ke berbagai wilayah, sebaiknya memperhatikan terlebih dahulu bagaimana kinerja gerai-gerai yang telah menjadi mitra bisnis anda. Bila dari analisa anda menunjukkan bahwa setidaknya 60%-70% telah memenuhi target yang diharapkan, maka bisnis anda dapat dikatakan telah sukses dan siap melakukan ekspansi ke lokasi yang lain.

6. Berupaya Meminimalisir Kompetisi Internal

Secara logika, semakin banyak memiliki mitra usaha waralaba (franchesee), maka omzet dan keuntungan yang diperoleh oleh pemberi waralaba tentu semakin besar. Hal tersebut menjadi salah satu dasar bagi pemilik waralaba untuk memfokuskan diri dalam mengembangkan kerajaan bisnisnya. Namun dalam upaya ekspansi bisnis tersebut, franchisor sebaiknya memperhatikan pengaturan tata lokasi area para francheseenya, sehingga dapat meminimalkan persaingan dalam satu payung bisnis yang sama.

Beberapa pemberi waralaba (misalnya waralaba supermarket) melakukan seleksi ketat untuk menerima kerjasama dari calon mitra usahanya (franchesee) berdasarkan titik-titik/jarak lokasi yang sesuai. Sehingga dalam satu area (misal satu kecamatan) hanya diizinkan terdapat satu atau dua gerai saja. Bila terjadi kompetisi sengit antar franchesee, maka lambat laun akan merongrong pondasi bisnis franchisor.

waralaba makanan
Inovasi Waralaba Makanan

7. Tetap Inovatif dan Menjaga Karakteristik Produk

Menjalani bisnis waralaba sebagai franchisor memerlukan kerja ekstra. Banyak hal yang ternyata harus diperhatikan. Mengevaluasi kondisi perusahaan secara berkala, mengontrol dan memberi support kepada para franchesee, menyiapkan strategi ekspansi, serta melakukan promosi adalah beberapa poin penting yang wajib dikerjakan.

Karena saking banyaknya, tak jarang mereka (franchisor) lupa untuk melakukan inovasi dan perbaikan produk agar sesuai dengan perkembangan selera konsumen. Sehingga minat konsumen terhadap produk yang mereka tawarkan tersalip oleh produk baru yang lebih inovatif. Oleh karena itu, sambil berupaya mendapatkan jumlah franchesee yang memenuhi target, anda bersama tim pengembangan  produk sebaiknya jangan pernah merasa puas terhadap produk yang anda tawarkan saat ini.

8. Terapkan Pelatihan yang Memadai

Dalam upaya pengembangan bisnis waralaba, pelatihan yang solid amat perlu dilakukan agar kedua belah pihak memperoleh keuntungan. Pelatihan ini bertujuan agar para mitra beserta karyawannya memahami tentang standardisasi dan komponen dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan operasional bisnis waralaba. Beberapa poin penting yang sering dijadikan bahan pelatihan dan pembekalan, di antaranya mengenai proses produksi dan operasional, strategi marketing, konsep manajemen bisnis, dan juga kiat-kiat sukses.

9. Lakukan Controlling Secara Seksama dan Ketat

Sebagai seorang pemberi waralaba, kontrol kepada franchisee merupakan bagian yang cukup penting dalam menjaga performa brand dan bisnis anda. Dalam controlling ini, prioritas utama yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Jangan sampai antara franchisee yang satu dengan lainnya terjadi perbedaan kualitas, baik itu produknya maupun layanan jasanya.

Semua harus sama rata, sehingga konsumen merasakan hal yang sama ketika mereka membeli atau menggunakan produk / jasa yang ditawarkan oleh usaha anda. Jika tidak, maka image brand produk anda akan terganggu di mata para konsumen. Oleh karena itu, penting sekali melakukan pelatihan yang efektif sebelum para franchisee melakukan launching bisnisnya.

10. Ikuti Aturan Eksternal yang Ada dan Buat Aturan Internal yang Jelas

Pemberi waralaba hendaknya harus selalu up to date dalam mengetahui,  menyesuaikan dan mengikuti berbagai aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Hal ini bertujuan untuk menghindari masalah hukum yang membelit perusahaan. Hal sebaliknya juga perlu dilakukan dengan cermat dan jelas, khususnya dalam melakukan perjanjian kerjasama dengan para franchesee. Sehingga aturan internal tersebut dapat dengan mudah dipahami dan dilaksanakan bersama. Kerancuan aturan dan keterlibatan masalah hukum akan membuat perusahaan menjadi tidak konsen dalam menjalankan bisnisnya, sehingga bisa saja terjungkal oleh kompetitor lain.

Demikianlah beberapa tips untuk memajukan bisnis franchise anda, semoga dapat sedikit memberi inspirasi usaha anda. Tak sedikit franchisor yang lebih memfokuskan diri dalam meraih mitra waralaba yang sebanyak-banyak, sehingga kurang memperhatikan bagaimana kondisi bisnis para franchesee-nya terkini. Support terhadap mereka, baik berupa suplay bahan baku, pelatihan manajemen, controling dan sebagainya menjadi tidak maksimal. Bila para franchessee tersebut masih belum berpengalaman, dan porsi support dari franchisor tidak optimal, maka dipastikan mereka akan mengalami kebangkrutan. Dan itu akan membawa image negatif terhadap kerajaan bisnis waralaba tersebut.

Oleh sebab itu, penting sekali bagi sang pemberi waralaba untuk tetap menjaga keseimbangan antara ekspansi dan support bisnis. * Terima kasih telah membaca artikel ini. Jika bermanfaat, jangan lupa share di media sosial, seperti Facebook dan Twitter.

Tinggalkan komentar