7 Kebiasaan Orang Kaya Dunia yang Patut Ditiru


kebiasaan orang kaya

Kebiasaan sehari – hari dapat menjadi penentu kesuksesan seseorang di masa depan. Meskipun terlihat sederhana, suatu kebiasaan akan bisa mendorong terjadinya hal positif maupun sebaliknya dalam kehidupan seseorang.

Kebiasaan baik dari orang – orang sekitar, para tokoh populer, maupun mereka yang telah mencapai kesuksesan hidup, bisa kita jadikan referensi dan pembelajaran untuk kemajuan diri kita. Nah, dilansir dari situs allbusiness.com, inilah tujuh kebiasaan para milyarder yang patut dijadikan contoh:

1. Bangun Pagi sebelum Matahari Terbit

Memang benar kata nasihat lama “Jangan bangun kesiangan, nanti rejeki dipatok ayam”. Inilah kebiasaan yang menjadi prinsip hidup Peter Shankman, seorang Amerika yang mendirikan perusahaan bidang public relations. “I’m up by 4:15 a.m. every day, and it’s truly amazing what you can get done if you get up early.”

Ada banyak hal yang bisa anda lakukan dalam rentang waktu tersebut sebelum melakukan rutinitas bisnis atau profesi anda.

2. Membaca Tiap Hari

Miliarder asal New York bernama Russell Sarder selalu meluangkan waktunya untuk membaca, baik itu buku, majalah, koran, atau di internet. Pria keturunan Bangladesh ini percaya bahwa aktivitas membaca yang dilakukannya setiap hari merupakan proses pembelajaran dan penambahan ilmu yang akan bermanfaat sepanjang hidupnya.

Kebiasaan membaca itu telah mampu menjadikan dirinya menjadi jutawan dan membangun perusahaan bidang IT yakni NetCom Learning.

3. Tetap Produktif Saat Berolahraga

Ketika sedang melakukan latihan fisik (olahraga) di sebuah pusat kebugaran, kebanyakan orang melakukannya sambil nonton tv atau mendengarkan musik dari ponselnya. Namun hal ini berbeda dengan kebiasaan yang dilakukan oleh Jeremy Shepherd, pemilik perusahaan penjualan perhiasan online PearlPaeadise.com.

Ketika ia sedang melakukan aktivitas gym, ia justru fokus memikirkan masalah tertentu terkait dengan bisnisnya. Dalam 30 menit exercise-nya tersebut, ia biasanya mampu mendapatkan ide, inovasi dan solusi bagi bisnisnya.

4. Melangkah di Zona yang Tidak Nyaman

Menurut Jennifer Dunphy, kesuksesan bisa anda raih jika mau dan mampu melangkah di luar zona nyaman anda secara teratur. Wanita pendiri Vayu Media ini menyatakan “Sejak kecil, setiap aku mengambil langkah yang berada di luar zona kenyamananku, aku mendapatkan kesuksesan luar biasa”. Berkat kebiasaan itu, perusahaannya mampu melakukan penjualan lebih dari 5 juta dollar dalam bisnis teknologi internet (SEO).

5. Selalu Berhemat

Meskipun Craig Wolfe telah menjadi orang kaya, namun ia tetap memegang prinsip kebiasaan hidupnya, yakni berhemat (frugal). Ia hanya membeli barang-barang yang memang harus ia miliki, dan berusaha menghindari kartu kredit dan mobil cicilan yang hanya menambah beban bunga hutang.

“Saya telah melihat banyak perusahaan yang jor-joran mengeluarkan semua modal usahanya untuk memperbesar dan memperluas bisnisnya tanpa terkendali seperti setan, dan kemudian akhirnya mengalami kebangkrutan”, kata Craig Wolfe.

6. Tetap Jaga Motivasi

Menurut Kevin Ou yang merupakan pebisnis sekaligus fotografer selebritis, tak ada orang yang selama hidupnya tetap bersemangat dan termotivasi 100%. Ada kalanya seorang pengusaha akan terjatuh, merasa gagal, kecewa, dan patah semangat dalam menjalankan bisnisnya. Dan bila ini dibiarkan berlarut-larut, akan berdampak buruk bagi kinerjanya.

Oleh karena itu, Kevin Ou memiliki solusi agar tetap bersemangat dan penuh motivasi, yakni dengan cara berlangganan kata-kata motivasi baik dari email, blog, atau konten sms. Pria pemilik bisnis periklanan ini mengatakan bahwa “Kebiasaan ini berasal ketika saya menyadari bahwa kesuksesan juga dilengkapi dengan banyak kegagalan”.

7. Lakukan Kebaikan Setiap Hari

Ben Federmen, seorang pebisnis online 1SaleADay.com merasa sangat bersyukur karena pada saat usia 28 tahun, ia telah berhasil mencapai kebebasan finansial. Pengusaha yang telah mampu mencapai angka penjualan 100 juta dolar tersebut berprinsip apa yang telah ia terima (kekayaan) harus digunakan untuk kebaikan, misalnya membantu masyarakat lokal, organisasi sosial, dan sejenisnya.

“Semakin banyak saya mengulurkan tangan kepada orang lain, semakin saya menyadari betapa besar kebutuhan dalam masyarakat kita, bangsa kita, dan dunia, dan ini membuat saya selalu termotivasi dan inovatif”, kata Federmen.


Tinggalkan komentar