12 Puisi Cinta Dalam Diam ~ Sedih Haru Biru


puisi cinta dalam diam

Apakah saat ini Anda sedang memendam perasaan cinta kepada seseorang tetapi tidak mampu diungkapkan secara langsung kepada orang yang bersangkutan? Jika ya, mungkin Anda bisa mengekspresikan perasaan Anda melalui gubahan bait-bait puisi yang indah, seperti yang diungkapkan berikut ini.

Puisi tentang cinta dalam diam telah lama menjadi subjek yang menarik bagi para penyair dan pembaca. Dalam keheningan kata-kata, mereka mengekspresikan kerumitan dan kedalaman perasaan yang sulit diungkapkan secara langsung.

Kumpulan puisi ini membangun sebuah dunia yang penuh dengan rahasia, keintiman, dan kadang-kadang, kesakitan yang tersembunyi di balik kata-kata yang tersusun indah.

Puisi 1 “Dalam Diam Di Gelapnya Malam”

Di sini hanya suara burung
Berbisik memecah murung
Meski tak terlihat
Namun kau tahu ia merapat

Hanya desiran sang bayu
Mengelus asa dengan lembut
Tak terlihat, namun beradu
Hembusan itu menari di sekitarmu

Doaku bermunajat di tengah malam
Wajahku tak terlihat, namun cintaku ada
Seperti burung yang bersenandung di kejauhan
Atau angin yang merayap dalam sentuhan

Meski tak terlihat, namun cintaku merambat
Dalam doa dan rindu, aku menyapa
Suara hatiku hanya teruju padamu
Menyatu dalam diam di gelapnya malam

Puisi 2 “Cinta yang Tak Terucap”

Kau menangkap tatapanku
Aku juga menangkap pandanganmu
Dalam pengakuan diam-diam
Asamra ini tumbuh mendalam
Menjadi rahasia yang indah

Hari demi hari
Cinta ini makin terpatri
Mata menjadi taman
Bak tempat emosi bermain
Pandangan sekilas membara
Suasana yang begitu manis
Berpegangan tangan
Dalam detak jantung yang hening

Senyuman tersembunyi
Bagai tangkai mawar yang lembut
Berpaling menjadi lagu tenang
Dalam keheningan rasa
Sebuah melodi ditemukan
Cinta yang tak terucap
Namun teramat mendalam

Puisi 3 “Labirin Cinta”

Pada hari mataku terbuka
Kegelapan menyambutku
Mempertanyakan kekosongan
Jawabannya tersembunyi dalam bayangan

Pada hari aku tersandung
Harapan ada di tatapanmu
Jatuh hati, tanpa disadari
Dalam labirin kehidupan

Namun, sulit rasanya
Untuk aku ungkapkan
Walau hanya sepatah kata
Sungguh, tiada terucapkan
Miris….

Puisi 4 “Bisu untuk Mencintai”

Tersesat dalam kehampaan
Kata-kata tak dapat tergugah
Bisu untuk mencintai
Tak mampu berekspresi

Hati dan jiwaku berbicara
Namun mulutku terbungkus diam
Cintaku menyala sangat langka
Tidak ada perbandingan yang ditemukan
Tidak ada yang bisa membandingkan

Keindahan yang melampaui cahaya
Senyummu bagaikan tirta penyembuhan
Melesat nan jauh di sana
Dan ku tak siap untuk mengejarnya

Dalam kesunyian
Terdengar tangisanku yang tak pernah terdengar
Kehidupan cinta tak terucapkan
Dalam gema dari kisah insan terdiam

Puisi 5 “Biarkan Aku Mencintaimu dalam Keheningan”

Aku ingin memperhatikanmu
Mengamati semua pori-pori
Dan titik-titik kecil
Di mana kerutan halus telah menetap

Aku ingin melihatmu
Menari dengan anggun seperti bunga
Atau mendengus melintasi angkasa
Seperti bintang malam

Entah diagungkan atau terhenti
Aku ingin mendekapmu
Menenangkan tubuhmu yang lelah berdetak

Izinkan aku mencintaimu dalam diam
Dari jauh
Bagaikan seekor rusa
Yang bersembunyi di tengah hutan
Mengintip misteri dunia

Aku ingin mencintaimu sedalam-dalamnya
Seperti lautan mencintai daratan
Saat ia mencium pantainya yang lembut
Dan segera melarikan diri
Dipanggil oleh bulan

Aku ingin berlari melintasi padang savana
Memetik bunga-bunga liar yang paling indah
Agar aku bisa meletakkannya di kakimu
Dengan lembut dan tenang

Puisi 6 “Pernahkah Mencintai dalam Diam?”

Pernahkah engkau jatuh cinta dalam diam?
Dengan seseorang yang tak akan pernah bisa kau miliki
Begitu erat hingga kau merasakan sentuhannya
Yang mendekap dalam hatimu yang hangat

Pernahkah engkau hidup dalam kepura-puraan?
Diam-diam mencintai tanpa sebuah syarat
Yang membuat kehidupan bagai tergila-gila
Kau sembunyikan begitu lama karena suatu alasan

Pernahkah kamu terjatuh terlalu dalam?
Mencintainya secara tidak sengaja
Begitu takut untuk mengutarakannya
Bertingkah normal, tapi berharap ‘kan jadi nyata

Pernahkah engkau merasa terluka?
Tetapi engkau membiarkan begitu saja
Yang bisa dilakukan hanyalah melukiskan senyuman
Dan berpura-pura bahagia
Jauh di lubuk hati, kau kesakitan dan lelah
Tapi di luar kau bersemangat dan gembira

Pernahkah engkau berpikir untuk menjadi egois?
Ingin memiliki utuh perhatiannya
Mski ditujukan untuk orang lain

Pernahkah engkau berada dalam situasi
Dimana “cinta” bukanlah alasan yang cukup
Ketika yang bisa kau lakukan hanyalah berharap
Seandainya bisa bertemu dengannya di dimensi berbeda

Kenapa bersamanya terasa begitu berwarna
Mata berbinar setiap kali melihatnya
Mendengar suaranya membuat hari cerah
Semoga kelak cinta bersambut mesra

Puisi 7 “Keheningan Cinta”

Orang bilang diam itu emas
Dan ku percaya itu benar
Karena dalam keheningan itu
Pikiranku muncul tentang dirimu

Engkau adalah nyala api di lilinku
Yang menerangi kegelapan kamarku
Engkau adalah bunga yang wangi
Yang membuat hatiku berbunga-bunga

Engkau adalah seberkas kupu-kupu
Yang berkedip di pikiranku sepanjang hari
Engkau adalah surgaku, lautan luasku
Ku mencintaimu dalam keheningan emas ini

Puisi 8 “Suka dalam Diam”

Aku suka duduk diam
Di bawah pepohonan rindang
Mendengarkan kicauan burung
Dan dengungan lebah

Aku suka duduk diam
Menyaksikan awan berlalu pelan
Berarak menuju peraduan
Tat kala angin menuju lautan

Aku suka duduk diam
Ketika hari hampir terbenam
Melihat di balik bukit di kejauhan
Pancaran sinar mentari temaram

Aku suka duduk diam
Di bawah langit berbintang
Untuk berdoa sepenuh jiwa
Berharap cintaku kan diterimanya

Puisi 9 “Aku Terjatuh”

Aku terjatuh…
Kegembiraan itu menarik hatiku
Membangkitkan keinginanku padanya
Terpesona oleh senyumannya

Berhiaskan lesung pipit yang indah
Menampakkan wajah yang mempesona

Aku terjatuh…
Nada biacaranya bagai simfoni
Membuat imajinasiku terbang
Bagaimana rasanya menyentuh jarinya

Aku terjatuh…
Dua hati bersatu
Namun tak pernah bisa terbang
Kata-kata tersembunyi
Tak pernah terucapkan

Aku mencintainya dalam diam
Antara bayangan dan jiwa

10. Puisi “Cinta dalam Gelap Malam”

Aku menyukai keheningan malam
Menatap bintang gemintang
Seolah-olah mereka adalah penjaga
Dengan lentera sinarnya

Aku menyukai gelapnya malam
Menatap kunang-kunang
Bepergian dengan seberkas cahaya
Mengitari rimbunan daun

Aku menyukai suasana itu
Karena sejuknya damaikan kalbu
Ditemani sebongkah cinta
Yang tak sanggup ku ungkapkan.

11. Puisi “Cinta dalam Diam” – karya Jalaludin Rumi

Aku memilih mencintaimu dalam diam
Karena dalam diam tak akan ada penolakan
Aku memilih mencintaimu dalam kesepian
Karena dalam kesepian
Tidak ada orang lain yang memilikimu
kecuali aku.

Aku memilih memujamu dari kejauhan
Karena kejauhan melindungiku dari rasa sakit
Aku memilih menciummu dalam angin
Bukankah bibirku juga akan merasakan kelembutan dari angin?

Aku memilih memilikimu dalam mimpi
Karena dalam mimpiku
kamu tidak akan pernah mati

12. Puisi “My First Love” – karya Joshua J.E.

My first love was silence.
I built myself from scratch
And no one listened.

This was the best time of my life.
I used to carry the clothes
To the laundry room
And pray for all the fog
In the world to surround me.

I’d let my thoughts
Catch rides
With passing airplanes.

All that womanhood
Caught in the roof
Of my mouth
Was like honey.

I knew it would never
Go bad
So I never said a word
About it.


Tinggalkan komentar