Secara tradisional, dalam mengukur nilai sebuah brand/merek biasanya dilakukan dengan melihat seberapa besar awareness konsumen, market share, dan pengukuran lainnya yang bersifat consumer dan corporated oriented. Di masa yang akan datang, ukuran – ukuran yang sering menjadi dasar dalam penilaian konsumen adalah seberapa besar kepedulian sebuah brand terhadap isu lingkungan dan sosial.
Meskipun para pelaku bisnis mengklaim dirinya telah peduli dengan masalah lingkungan dan sosial melalui kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility atau Tanggungjawab Sosial Perusahaan), namun program ini hanya tak lebih dari pembagian profit perusahaan untuk dana sosial dan lingkungan. Mereka berharap dengan program CSR tersebut, nilai brand dan perusahaan di mata konsumen menjadi lebih meningkat.
Hal berbeda dilakukan oleh Apple, Inc. yang dengan sengaja tidak mendirikan divisi CSR dalam perusahaannya, tetapi bagaimana mereka memastikan bahwa setiap timah dan bahan logam lain yang dipakai dalam proses pembuatan produk elektroniknya, seperti laptop dan smartphone, berasal dari pertambangan yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan, masyarakat sekitar areal tambang, dan juga termasuk seluruh buruh pekerja bahan mentah tersebut.
Jadi bukan hanya sekedar mencari bahan baku yang termurah saja, namun bagaimana perusahaan mengedepankan transparansi kepada konsumen, mulai dari proses produksi, pengemasan, distribusi, hingga produknya sampai ke tangan konsumen. Dengan cara seperti ini, nilai brand suatu produk akan memiliki nilai tersendiri di mata konsumen.
Menurut Alistair Speirs, Chairman of The World’s Most Valued Brand (MVB), ada tujuh langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai brand sebuah produk maupun perusahaan, yakni:
1. Perusahaan harus menunjukkan good corporate citizenship serta di tempat bisnis mereka beroperasi wajib menunjukkan penghargaan terhadap komunitas lokal.
2. Customer service dan respect, khususnya yang terkait dengan keluhan pelanggan.
3. Menjunjung Best Business Practice dalam praktek industrinya serta menciptakan kontribusi yang bernilai.
4. Menciptakan keadilan yang merata terhadap para karyawan dan menjunjung konsep good employes.
5. Sebuah brand yang bernilai baik akan memperhatikan keamanan dan kenyamanan serta memastikan semua proses bisnis dijalankan atas konsep safety and security.
6. Di mata konsumen, nilai brand juga tergantung dari kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar atau environmental friendliness.
7. Sebuah brand harus memiliki peran dan dedikasi dalam memelihara etika berbisnis yang baik. Ia juga wajib menciptakan kontribusi yang bernilai didalam industrinya atau brand values. Misalnya, dengan mendorong divisi riset dan teknologi untuk menciptakan atau mengadopsi teknologi terbaru yang ramah lingkungan.