Seiring perjalanan waktu, karir dan pengabdian seorang guru di sekolah atau pun dosen di kampus, dibatasi dengan umur. Dalam usia tertentu, secara aturan, seorang pendidik harus memasuki masa purna bakti, atau pensiun dari rutinitas pekerjaannya dalam mendidik tunas-tunas bangsa di sekolah / kampus. Ketika masa pensiun itu tiba, maka mau tidak mau, momen perpisahan harus dialami.
Momen perpisahan tersebut, tentu akan menciptakan suasana kesedihan dan rasa haru, baik yang dirasakan oleh para pelajar, sesama rekan guru, dan warga sekolah lainnya. Sebagai bentuk empati dari perpisahan guru yang memasuki masa purna bakti, Anda bisa mengungkapkannya dengan cara berpantun, seperti yang disajikan di bawah ini.
Pantun Perpisahan dari Siswa kepada Guru Pensiun
Bagi para siswa, kehilangan seorang pengajar yang memiliki integritas dan etos kerja tinggi, tentu akan memunculkan rasa sedih. Apalagi guru yang memasuki periode pensiun tersebut adalah sosok guru yang baik hati dan profesional. Nah, jika Anda merupakan pelajar yang ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada seorang guru telah pensiun, maka Anda bisa menyampaikannya melalui pantun perpisahan berikut ini.
1. Ke pasar seni jualan roti
Duduk di bangku dari kayu jati
Selamat menjalani purna bakti
Untuk guruku yang baik hati.
2. Loncat galah di alun-alun
Dapat hadiah sepuluh triliun
Ucapan pisah telah mengalun
Untuk guruku yang akan pensiun.
3. Taruh jerami di kayu meranti
Tumbuh subur bunga melati
Waktu demi waktu berganti
Kini Pak Guru telah purna bakti.
4. Kemeja putih dipakai Santi
Celana biru hadiah Bupati
Masa purna bakti telah menanti
Kenangan Bu Guru tetap di hati.
5. Bapak menteri ke kota Madiun
Membawa buku ke air terjun
Hari ini Pak Guru pensiun
Moga salahku diberi ampun.
6. Ada Sarwendah sama Mbak Yuyun
Membawa baju, kainnya katun
Tibalah sudah masa pensiun
Buat guruku yang paling santun.
7. Di kelas dapat rangking lima
Duduk melamun jadinya sendu
Sungguh ingin tetap bersama
Engkau guru yang kan kurindu.
8. Ada paku jangan ditebar
Banyak orang yang jadi susah
Engkau guru yang penyabar
Berat rasanya harus berpisah.
9. Di kota Solo membeli bakmi
Rasanya enak sampai ke penjuru
Betapa galau hati kami
Harus berpisah dengan ibu guru.
10. Padi ketan tumbuh di lahan
Dimakan tikus ekornya goyang
Kami haturkan salam perpisahan
Doa tulus untuk guru tersayang.
11. Lubang kecil namanya celah
Cepat ditambal dengan bata merah
Sekian tahun kami bersekolah
Maafkan jika sering membuat marah.
12. Beli kuaci di kota Tarakan
Orang pacaran bikin cemburu
Berat hati kami katakan
Selamat berpisah ibu guru.
13. Pergi ke pantai di kota Miami
Pantai indah lautnya biru
Terimalah sedikit hadiah kami
Seuntai doa buat Pak Guru.
14. Jalan sendiri di akhir pekan
Pergi berlibur ke Raja Ampat
Dengan berat hati kami lepaskan
Semoga Bu Guru selalu sehat.
15. Di Australia ada kanguru
Kanguru diburu sama Pak Kades
Selamat purna bakti Ibu guru
Semoga selalu diberkahi sukses.
16. Kain tenun bernilai seni
Bawa ke kota sangat dikagumi
Sekian tahun belajar di sini
Maafkan segala kesalahan kami.
17. Segelas madu dicampur kelapa
Badan pun hangat sedap terasa
Pengabdianmu tak kan kulupa
Kan teringat sepanjang masa.
18. Ke sawah mencari jerami
Jeraminya hilang telah dibabat
Betapa sedihnya hati kami
Berpisah dengan guru yang hebat.
19. Daun selasih sebesar kuku
Dibuat jamu untuk si opa
Terima kasih Bapak guruku
Jasa-jasamu takkan kulupa.
20. Burung elang terbang tinggi
Lalu melayang di atas taman
Jasa guru tak terhitung lagi
Akan kukenang sepanjang zaman.
Pantun Perpisahan dari Sesama Rekan Guru
Mungkin di bulan ini, Anda yang berprofesi sebagai guru ataupun pekerjaan lain di sekolah, akan menghadapi momen perpisahan dengan salah satu rekan kerja Anda yang sudah memasuki masa pensiun. Mungkin rekan kerja tersebut adalah pimpinan atau kepala sekolah Anda. Nah, deretan pantun perpisahan ini bisa mewakili perasaan Anda.
21. Hutan lebat daunnya rimbun
Jadi sarang para penyamun
Walau sudah menuju pensiun
Semangat juang jangan menurun.
22. Lompat tali harus diayun
Bermain tenis sama Si Atun
Selamat memasuki masa pensiun
Tetaplah jadi seorang penuntun.
23. Anak komedian membawa tomat
Simpan di goa dimakan ngengat
Masa pengabdian telah tamat
Tapi di jiwa tetap semangat.
24. Bulan datang di malam hari
Meski satu ditemani berjuta bintang
Maafkan salahku selama ini
Sampai jumpa di waktu mendatang.
25. Jalan-jalan ke kota Blitar
Mencari bunga ke dataran rendah
Perpisahan tinggal sebentar
Jadikan ini kenangan terindah.
26. Pergi ke kota cari ponakan
Mulus jalannya sudah diaspal
Sebenarnya berat hati dikatakan
Untuk ucapkan selamat tinggal.
27. Baju basah membungkus ikan
Makan bersama seorang janda
Jika salah mohon dimaafkan
Jangan disimpan di dalam dada.
28. Ada gadis menangis pilu
Ternyata hatinya sedang gelisah
Sungguh cepat waktu berlalu
Tak terasa akan berpisah.
29. Berhembus laju angin mengalir
Tiupnya kencang ke pohon zaitun
Sambutlah pesan salam terakhir
Aku sampaikan melalui pantun.
30. Kalau ada sumur di ladang
Boleh saya menumpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Boleh kita berjumpa lagi.
31. Nafas sesak susah mendesah
Lihat bangau di atas kerbau
Sungguh berat rasanya berpisah
Hatiku galau pikiran kacau.
32. Bila ingin aku betah
Sediakan saja buah delima
Kini kita akan berpisah
Kenangan indah saat bersama.
33. Bulan datang di malam hari
Meski satu ditemani berjuta bintang
Maafkan salahku selama ini
Sampai jumpa di waktu mendatang.
34. Bunga melati di tepi sawah
Cantik elok dijual laku
Jika nanti kita berpisah
Jangan pernah lupakan aku.
35. Jalan-jalan ke Pasar Minggu
Membeli gamis yang indah
Ini tempat pertama bertemu
Juga tempat kita berpisah.
36. Gadis cantik membawa belati
Belati dibawa bersama peti
Jangan suka bersedih hati
Walau perpisahan sedang menanti.
37. Ketumpahan bakso bajuku basah
Ingin marah namun pada siapa
Walau hati tak ingin berpisah
Apalah daya sudah waktunya.
38. Jalan-jalan di kota Padang
Pergi bersama ke Berastagi
Doakan saya berumur panjang
Agar kita dapat bertemu lagi.
39. Pohon selasih dibuat jamu
Bunganya mekar dijadikan obat
Terima kasih untuk dirimu
Kebersamaan kita amatlah hebat.
40. Dalam sejarah ada prasasti
Prasasti tugu di zaman dinasti
Kadang lisan ini menyakiti
Maaf darimu yang aku nanti.