Menghitung Jumlah Dana Darurat Saat Masa Sulit


dana darurat

Dana darurat adalah dana cadangan yang disimpan untuk digunakan ketika sedang berada dalam kondisi yang tidak bisa menghasilkan uang, misalnya saat terkena PHK, sakit, atau situasi darurat yang membutuhkan dana besar. Dana darurat tersebut boleh dibilang sebagai dana ‘asuransi’ buatan pribadi yang hanya boleh dicairkan ketika situasi mendesak.

Suplai dana darurat tersebut tidak boleh dipakai untuk membeli barang-barang kebutuhan sekunder, seperti gadget dan biaya liburan. Nah, berbagai ahli keuangan memiliki persepsi dan pendapat masing-masing mengenai berapa besar idealnya jumlah dana darurat yang perlu disediakan. Untuk menghitung jawaban yang pasti, setidaknya ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangannya, antara lain:

Perhitungan Biaya Hidup Sehari-hari

Poin pertama yang harus dimasukkan dalam perhitungan jumlah dana darurat adalah besaran jumlah biaya bulanan anda. Mulai dari biaya makan, listrik, pulsa, air, dan kebutuhan primer lainnya. Hitunglah jumlah hidup anda dalam satu bulan terakhir. Angka tersebut akan menjadi biaya dasar dari jumlah dana darurat yang perlu disediakan.

Nah, dalam menghitung kebutuhan bulanan tersebut, jangan pernah memasukkan komponen barang mewah, misalnya beli baju baru, karena hal itu tak boleh dilakukan saat masa paceklik.

Status Anda dan Tanggungan Keluarga

Jika anda sudah menikah dan memiliki seorang anak, tentu jumlah dana darurat yang perlu disiapkan lebih besar dari pada anda yang masih bujang dan hanya menanggung hidup diri sendiri. Tapi yang single juga bisa menyiapkan dana darurat lebih besar jika juga menanggung biaya hidup kedua orang tua dan adik yang masih sekolah.

Jumlah Tabungan dan Aset yang Sudah Anda Miliki

Jika anda memiliki tabungan dan jumlah aset lancar yang lumayan, maka dana cadangan yang harus disiapkan dapat sedikit dikurangi. Saat darurat, tabungan ataupun aset likuiditas (seperti perhiasan dan deposito jangka pendek) bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan anda sementara waktu.

Kemudahan Memperoleh Penghasilan atau Pekerjaan Baru

Susah tidaknya anda dalam menghasilkan uang tambahan atau memperoleh pekerjaan baru juga menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan besaran dana darurat yang wajib disiapkan. Jika anda memiliki koneksi profesional yang luas, memiliki keahlian yang dibutuhkan banyak perusahaan, maka potensi anda untuk memperoleh pekerjaan baru menjadi lebih besar.

Sedangkan jika anda sudah berumur, dan memiliki keterampilan terbatas, maka dana cadangan harus lebih besar lagi.

Kuncinya adalah jika anda mudah mencari penghasilan lain, anda mungkin cukup butuh persiapan dana darurat untuk memenuhi kebutuhan 3 bulan saja. Sebaliknya, jika sulit, maka dana darurat yang perlu disimpan adalah sebesar jumlah biaya hidup untuk 6 bulan ke depannya, atau lebih.

Ini Contoh Simulasi Penghitungan Jumlah Dana Darurat

Contoh Kasus Pertama:
Anda adalah seorang remaja yang sudah berpenghasilan sendiri dan tidak menanggung orang lain. Jumlah kebutuhan bulanan rata-rata 3 juta/bulan. Saat ini belum memiliki tabungan atau aset likuiditas lainnya. Tapi Anda merupakan orang yang mudah memperoleh pekerjaan karena memiliki keahlian yang sering dicari perusahaan. Maka jumlah dana darurat yang perlu disediakan minimal: 3 juta x 3 bulan = 9 juta rupiah.

Contoh Kasus Kedua:
Anda merupakan seorang yang telah berkeluarga. Biaya hidup keluarga anda rata-rata Rp 5 juta per bulan. Jumlah tabungan yang Anda miliki saat ini sebesar Rp 10 juta. Anda merasa tidak mudah memperoleh pekerjaan baru yang sesuai dengan keahlian anda.

Dari kondisi tersebut, rincian untuk penghitungan dana darurat adalah: 5 juta x 6 bulan – 10 juta = 20 juta rupiah. Jadi, dana darurat yang perlu disiapkan minimal 20 juta rupiah untuk memenuhi kebutuhan hidup 6 bulan ke depan.

Nah, dalam menyisihkan uang gaji untuk dana darurat, banyak ahli keuangan yang menganjurkan untuk memotong sebesar 30 persen dari penghasilan anda tiap bulannya. Misalnya anda bergaji 5 juta rupiah per bulan, maka tiap bulannya harus dipotong sebesar 1,5 juta rupiah untuk ditabungkan sebagai dana darurat. Ketika jumlah akumulasi dana darurat telah mencukupi dari proyeksi estimasi kebutuhan anda, maka potongan gaji berikutnya sebaiknya digunakan untuk investasi.


Tinggalkan komentar