7 Langkah Menetapkan Harga Jual Produk


harga produk

Harga adalah salah satu hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih dan membeli sebuah produk. Harga yang bagus adalah harga yang wajar, artinya tinggi rendahnya harga sesuai dengan kualitas barang yang ditawarkan.

Meskipun harga yang ditetapkan pada suatu produk tingginya selangit, namun bila kualitasnya terjamin dan terbaik, maka produk tersebut pasti tetap akan laku pada segmen tertentu. Anda bisa lihat contohnya pada penjualan iPhone. Meskipun merek ponsel tersebut ditawarkan dengan harga yang mahal, namun tetap laris manis karena produknya memang bermutu.

Jadi menetapkan patokan harga yang sewajarnya adalah poin penting dalam strategi membangun bisnis anda. Di bawah ini diuraikan sederet langkah dalam menetapkan harga (set price) produk yang akan anda tawarkan:

1. Kalkulasikan Biaya yang Dihabiskan

Dalam memberikan patokan harga yang akan ditawarkan ke konsumen, langkah awal yang wajib anda lakukan adalah menghitung jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau mendatangkan produk tersebut.

Buat daftar biaya-biaya yang muncul, seperti biaya produksi, biaya material, biaya perlengkapan, dana pemberian komisi, hingga biaya distribusinya. Hitunglah dengan cermat jumlah biaya yang habis mulai dari tidak adanya barang hingga barangnya sampai di tangan konsumen atau ke reseller.

2. Hitung Estimasi Beban Usaha

Langkah kedua adalah perkirakan juga beban usaha yang tidak terkait langsung dengan biaya produksi atau biaya untuk mendatangkan produk tersebut. Misalnya biaya sewa gudang untuk stock barang atau biaya administrasi lainnya. Jadi tambahkan biaya beban tersebut pada HPP (Harga Pokok Penjualan) atau istilah asingnya Cost of Goods Sold (COGS).

3. Kalkulasikan Keuntungan Kotor dan Keuntungan Bersih

Selisih antara HPP dengan Harga jual produk disebut dengan laba kotor (gross profit). Perbandingan antara laba kotor dengan laba penjualan disebut dengan margin laba kotor. Setelah anda membayar biaya beban dengan laba kotor tersebut, maka sisanya adalah laba bersih (net profit).

Anda harus mematok harga yang cukup agar menghasilkan laba kotor yang mampu menutupi biaya beban, sehingga sisanya adalah keuntungan bersih anda.

4. Cermati Harga yang Ditawarkan Kompetitior Anda

Mengkalkulasikan seluruh biaya yang timbul pada produk usaha anda belumlah cukup dijadikan sebagai patokan dalam menetapkan harga jual (set price). Anda harus melihat variasi harga yang ditawarkan para kompetitor.

Selidiki mengapa harganya lebih rendah atau lebih mahal dari harga rata-rata pasar. Apa yang kurang dan lebih dari masing-masing produk kompetitor dibandingkan dengan produk anda.

5. Pahami Alur Penjualan Produk Anda

Dengan memahami bagaimana alur produk anda dari mulai proses produksi hingga ke tangan konsumen, maka anda dapat lebih mudah memperkirakan harga yang pas di pasaran. Bila anda hanya menjual hingga ke tangan pengecer (reseller), maka harga yang dipatok tentu lebih rendah dari harga pasar agar mereka juga memperoleh keuntungan yang maksimal.

Pengusaha-pengusaha mini market menuntut harga yang paling murah agar mereka bisa menjual dengan harga yang tetap terjangkau.

6. Cermati Seperti Apa Kondisi Rata-rata Konsumen di Wilayah Pemasaran Anda

Mungkin produk yang anda jual adalah produk yang punya banyak keunggulan, namun jika tidak ada yang mau membayar dengan harga yang anda tawarkan, maka anda harus segera melakukan penyesuaian.

Jadi sebelum melempar produk ke pasaran, cermatilah terlebih dahulu kondisi rata-rata calon konsumen anda, misalnya yang menyangkut perekonomian, gaya hidup, kebutuhan, dan lainnya (Cermati kondisi pasar skala lokal, atau nasional, maupun regional).

7. Tinjau Ulang Harga Anda secara Reguler

Tidak ada formula yang tepat dalam mensetting sebuah harga jual untuk suatu produk. Lakukan tinjauan secara berkala bagaimana fluktuasi harga rata-rata pasar atau bagaimana dampak-dampak yang muncul dari penawaran harga yang anda tawarkan terhadap kondisi bisnis usaha anda.


Tinggalkan komentar