Puisi ini menggambarkan tentang kesedihan seorang anak karena sosok sang ayah yang dicintai dan menjadi pelindungnya telah pergi meninggalkan dunia fana ini untuk selama-lamanya. Kenangan-kenangan indah bersama Sang Ayah menjadi obat dan semangatnya dalam menjalani kehidupan.
Puisi “Kehilangan Sang Pelindung”
Kepada ayah tercinta
Yang telah pergi
Kini hadir lagi
Rindu yang tiada tara
Kasih sayangmu
Abadi dalam hati
Semua kenangan
Tlah terukir di sana
Ketika aku masih rapuh
Engkau tak pernah lelah
Membimbing dan memberi arah
Menjadi pahlawan yang tangguh
Mengajarkan aku
Tentang hidup yang berliku
Setiap kali aku terjatuh
Engkau ada untuk merangkul
Memberi semangat dan dorongan
Membuat aku merasa aman dan tenang
Sekarang…
Engkau telah pergi jauh
Namun kenangan indah itu
Masih terus bersama
Walaupun rasa rindu itu tak terucap
Kutahu engkau selalu ada di sampingku
Ayah…
Terima kasih atas cinta
Dan sejuta kasih sayangmu
Walaupun engkau
Sudah tak lagi di sini
Aku akan selalu mengingatmu
Dan terus memperjuangkan cita-citamu
Engkau telah pergi
Meninggalkan segalanya
Namun jejak-jejakmu
Tetap ada dalam hidupku
Engkau telah menjadi panutan sejati
Menjadi sosok yang aku kagumi
Dalam kesedihan yang tak tertahankan
Aku berusaha melupakan rasa kehilangan
Namun kenanganmu terus hadir
Membuatku merasa selalu berdampingan
Ayah…
Semoga kini engkau berada
Di tempat yang lebih baik
Dan beristirahat dengan tenang
Engkau telah meninggalkan
Kenangan manis yang abadi
Membuatku selalu merindukan
Takkan pernah terlupakan jasa-jasamu
Dan segala kebaikan
Yang telah engkau berikan
Walaupun engkau telah tiada
Namun kebaikanmu
Akan selalu terkenang selamanya
Selamat jalan…
Ayahku yang tercinta
Terima kasih atas segalanya
Engkau akan selalu ada di hatiku
Sebagai sosok yang selalu kuhormati
Puisi “Kepada Ayah Ku Merindu”
Oleh: www.diedit.com
Angin mendesir membelai raga
Sejuknya membawa kenangan
Mengingatkan kisah lama
Yang terpatri dalam ingatan
Saatku riang dan penuh ceria
Pada masa kecilku yang indah
Biarkan napasku bercerita
Tentang ayahku yang hebat
Ayah…
Rinduku tak terhingga padamu
Rindu pada masa-masa itu
Saat indah yang berlalu
Rindu saat ayah mendekapku
Puisi “Untuk Ayahku di Surga”
Oleh: www.diedit.com
Air mataku jatuh menangis
Mengalir di kelopak yang tipis
Menyadari betapa diriku egois
Yang membuat hatinya teriris
Bibirku kaku dalam sesal
Bagai tertimpa sejuta sial
Menyadari betapa diriku bebal
Yang sering membuatnya kesal
Namun itu tak mengubah segalanya
Tak mampu meneduhkan lubuk hatinya
Karena dia telah jauh di sana
Terpisah oleh ruang dan raga
Ayah, aku menyesal
Telah menyayatkan sejuta luka
Telah menaburkan banyak derita
Pada hatimu yang penuh cinta
Kini…
Aku duduk sendiri dalam sunyi
Menjalani hidup yang tiada pasti
Tanpa kekuatan kasih ayah di sisi
Yang telah menuju pelukan Ilahi
Puisi “Aku Selalu Butuh Ayah”
Oleh: www.diedit.com
Seiring waktu yang berlalu tanpa henti
Ku coba pendam derita di dalam hati
Berusaha ‘tuk menyelesaikan sendiri
Agar ayah tak lagi merasa khawatir
Aku sudah besar, aku sudah mandiri
Lika-liku kehidupan yang menanti
Sudah sepantasnya ku hadapi sendiri
Tanpa perlu ayah yang mengawasi
Namun, rupanya aku tak sekuat itu
Aku masih butuh panduan ayahku
Aku masih butuh sandaran ayahku
Karena ayah mampu menguatkanku
* * *