Tari Sakral Menusuk Diri dengan Keris di Bali


tari keris daratan ngurek

Seperti apa gambaran tari keris yang sering dipentaskan di pulau Bali? Apa makna filosofi yang terkandung dalam tarian sakral tersebut? Salah satu hal unik di pulau Bali adalah aura magis yang ada dalam setiap proses upacara keagamaan.

Ketika upacara keagamaan diselenggarakan di pura, sering kali menampilkan tarian yang membuat kita sedikit takut atak takjub untuk melihatnya. Tarian mereka menunjukkan bagaimana kekuatan para dewa masuk ke dalam tubuh manusia sedang trance (kesurupan). Orang-orang Bali memiliki banyak tarian sakral.

Tari sakral biasanya dilakukan oleh orang-orang yang kesurupan ketika diselenggarakannya suatu upacara keagamaan. Beberapa tari trans tersebut antara lain Tari Sanghyang, Tari Kecak, Tari Barong vs Rangda, tari Daratan, dan sebagainya. Setiap daerah di Bali memiliki jenis tarian sakral dengan nama yang berbeda.

Dalam artikel ini, akan disajikan sekilas cerita dan deskripsi tentang tarian yang menggunakan keris untuk ditusukkan pada bagian dada atau perut penari. Tarian ini dikenal dengan istilah tari Daratan, tari Ngurek, tari Ngunying atau nama lainnya sesuai dengan desa, distrik, atau kabupaten tertentu. Tari Daratan / Ngurek merupakan salah satu tarian sakral yang penuh magis di Pulau Bali. Tarian ini sering dilakukan oleh sebagian besar masyarakat kabupaten Karangasem, Badung, Gianyar, Buleleng, dan beberapa wilayah desa lainnya.

Tarian ini juga bernama tari Dewayu. Kata Daratan berasal dari kata “Narat” yang berarti trans (kesurupan) atau kerauhan. Disebut juga dengan istilah “Ngurek” yang artinya menusuk diri. Tari Daratan biasanya dilakukan pada malam hari sekitar pukul 8. Tarian ini merupakan puncak dari upacara keagamaan, seperti peresmian bangunan pura atau ketika merayakan ulang tahun pura (Piodalan). Sebelum melakukan tarian ini, semua orang yang hadir melakukan persembahyangan untuk memohon keselamatan. Kemudian mereka melakukan makan malam bersama-sama. Setelah itu, kelompok musisi gamelan memainkan alat musik tradisional Bali.

Beberapa penari (4-6 orang) akan menari sambil membawa Canang (persembahan kecil). Pemimpin upacara (disebut Pemangku) melantunkan mantra untuk memurnikan keris yang akan digunakan untuk menari. Tarian ini tidak bisa dipelajari, karena para dewa dan dewi yang menentukan siapa yang layak untuk menari tarian Daratan ini. Orang Bali menyebutnya sebagai “Sumbuhan”. Bahkan anak-anak kecil berusia 6 tahun yang bisa terpilih untuk mementaskan tari Daratan. Ketika kekuatan dewa maupun leluhur masuk ke dalam tubuh, mereka akan trance (kesurupan), dan Pemangku memberikan keris yang telah disucikan.

Tarian ini dilakukan dengan menusukkan keris ke dada. Ada juga beberapa penari yang lebih ekstrim, keris ditusukkan ke tenggorokan, hidung atau mata mereka dengan sekuat tenaga, seolah-olah mereka ingin menghancurkan tubuh mereka sendiri. Namun, karena berkat kekuatan para dewa, mereka tidak pernah cedera sedikit pun. Para penonton harus memberikan sorak-sorai dan tepuk tangan riuh agar para penari merasa puas. Ada penari yang menari selama 15 menit, satu jam atau bahkan sampai dua jam tanpa henti. Semua tergantung pada kekuatan para dewa dan leluhur yang masuk tubuh mereka.

Ketika seseorang telah selesai menari, ia akan jatuh ke tanah. Pemangku atau pemimpin upacara akan memercikkan tirta (air suci) agar si penari tersadar dari aura trans tersebut. Jika pada saat itu banyak orang trans (kesurupan), maka pertunjukan tari Daratan dapat berlangsung sampai jam 1 malam. Pementasan tarian ini bertujuan untuk menghibur para leluhur dan dewa.

Demikianlah sekilas informasi tentang kesenian tradisional berupa tari sakral pulau Bali yang penuh dengan nilai magis dan spiritual. Tari semacam ini biasanya diadakan pada moment-moment tertentu, sehingga untuk mengetahui jadwal dan tempat pementasan tarian ini saat anda berlibur di pulau Bali, anda harus bertanya langsung pada masyarakat setempat. * Terima kasih telah membaca artikel ini. Jika bermanfaat, jangan lupa share di media sosial, seperti Facebook dan Twitter.


Tinggalkan komentar